Author : Shin Rye Ra
Cast : Ahn Lee Ra, Ahn Yoon Ra, Ahn Min Ra, Choi Siwon, Lee Donghae, Lee Hyuk Jae.
Rate : AG
Chingu chinguuuuu, kali ini Author gadungan ini bikin cerita oneshoot lagi, nah yg main *tetep aja* abang Miwon, abang odong-odong, ama abang Kunyuk. *Ditendang EunSiHae*. Mianhae kalo gaje. Ini FF Another Cinderella Story tapi bukan yg tokoh utamanya Selena Gomez, kali ini tokoh utamanya Ahn Lee Ra. Dan disini Author jadi karakter protagonisnya neh -,-. Ceritanya agak beda dikit kok, cuma intinya sama, ketemu pangeran, trus kawin deh :D
Happy reading^^ Jangan lupa RCL yaa. Muachmuach *Readers muntah muntah*Author ketawa ala EvilKyu*
-Author's POV-
"Eh sapi, cepet dong beresinnya, abis gini kamu harus anter kita-kita ke mall, alias bawa barang belanjaan kita", kata Min Ra sambil mendorong kepala Lee Ra dengan kasar. Yoon Ra yg melihat kejadian itu langsung nyengir sadis.
"Mianhae, eonnie, sebentar lagi", kata Lee Ra sambil menunduk.
"Aiissh, bagaimana bisa eomma punya anak sebabo kamu! Palliyo!", kini Yoon Ra angkat bicara dan mereka berdua langsung meninggalkan Lee Ra di ruangan itu, tepatnya di kamar si kembar Yoon Ra dan Min Ra, ya, mereka kembar.
Tanpa disadari sebuah cairan bening keluar dari mata indah yeoja itu, dia menangis, menangis dalam diam.
"Eomma, aku merindukanmu, cepatlah pulang", ucapnya lirih dan mulai sesenggukan.
*******
"Sapi, kau tunggu saja disini, aku ma Yoon Ra pengen masuk ke butik itu bentar, jangan kemana-mana!", ucap Min Ra dengan penekanan di bagian 'jangan kemana-mana'.
"Ne, eonnie, bersenang-senanglah", kata Lee Ra dengan senyum gyeoptanya. Mereka berduapun langsung melongos pergi masuk ke salah satu butik.
-Lee Ra's POV-
Aiisshh, aku lapar sekali, tunggulah sebentar perutku, nanti aku dimarai eonnie, ucapku dalam hati sambil mengelus perutku yg memberontak karena lapar.
Aku mengedarkan pandanganku dan, ah, es krim strawberry kesukaanku. Tanpa babibu aku langsung menghampiri penjual es krim itu dan berniat untuk membelinya.
*******
-Siwon's POV-
Seperti biasa, aku sedang menekuni kegiatanku sehari-hari, tidur, gak ada kerjaan lain, bangun hanya untuk makan, kalo gak ada kepentingan aku jarang mandi.
*Abang Miwon jorok ah*Siwon: Biarin, lu kan juga Thor*Langsung tutup muka pake wajan*
~Nanana~New Message~Monyet Mesum~
Kau ada acara? Aku dan Fishy akan jalan-jalan ke mall. Mau ikut? Daripada kau hanya membasahi bantalmu saja. Hahaha. Palliyo! Kami sudah di depan kamarmu.
MWOO????? Apa kata monyet sinting ini? Aku bahkan belum menyetujuinya, dan sekarang dia sudah berada di depan kamarku? Aiisshh.
Aku pun langsung beranjak dari tempat persinggahanku dan keluar dari kamarku menghampiri dua makhluk aneh yg sejak kecil sudah menjadi sahabatku.
"Kajja!", ucap Donghae polos sambil menarik tangan kananku, dan ternyata Hyuk Jae juga ikut-ikut Donghae menarik tanganku, tangan kiriku.
"Ya! Ya! Ya! Apa-apaan kalian ini? Aku bahkan belum bilang iya", aku berusaha menarik-narik tanganku, tapi tak juga lepas dari genggaman mereka, aigoo, padahal badanku jelas lebih abs dibandingkan mereka, Author aja sampe terpesona liatin sixpackku *Ape lu kate?*Abaikan*-,-*
"Kami tak menerima jawaban apapun", ucap mereka serempak.
Huuuuh, aku menghela napas panjang, tak ada gunanya melawan mereka, pikirku.
"Arra arra, tapi aku mandi dulu", setelah mendengar ucapanku, mereka melepas genggamannya.
"Aigoo, jadi ini aromamu? Aku pikir ini bau Eunhyuk, dia kan tak pernah mandi", PLETAK! Kulihat Hyuk Jae langsung menjitak kepala Donghae, aku tertawa kecil melihatnya, dasar mereka berdua.
"Kalian tunggu saja di kamarku, aku mandi dulu", kataku, setelah itu aku langsung pergi meninggalkan mereka.
*******
"Sekarang kita mau apa disini?", tanyaku malas. Aku benci suasana ramai di mall.
"Capcus ke time zone *emang di Korea ada?*aja deh, aku ingin main", kata Donghae yg langsung memeluk pundak Hyuk Jae dan pergi meninggalkanku, aiissh, buat apa kalian mengajakku kemari jika kalian mengacuhkanku?, omelku dalam hati.
Aku tak mengikuti mereka, aku malas, mending aku cari makan, sedari kemarin aku belum makan. Dan sekarang cacing-cacingku sedang merengek minta makan.
Aku berjalan santai mencari resto yg cukup menggodaku, diperjalanan aku melihat ada orang jual es krim, aigoo aku jadi ingin es krim. Aku menghampiri si penjual es krim, "ahjusshi, aku pesan satu ice cream strawberry ukuran jumbo", eh? Aku terkejut ketika yeoja disebelahku yg entah sejak kapan berada disebelahku ini mengatakan hal yg sama seperti yg aku katakan barusan. Aku memandangnya heran, neomu yeppeo, untung dia tak sedang melihatku.
"Ah, mianhae, ice cream strawberrynya hanya tinggal satu porsi jumbo", kata ahjusshi itu yg membangunkanku dari lamunanku, aku kembali menatap ahjusshi itu.
"Arra, kalau begitu pesankan yeoja ini ice cream coklat ukuran jumbo", ucapku santai, tapi entah mengapa seperti ada yg sedang melototiku, ya, yeoja itu.
"Mwoo?? Apa-apaan kau ini? Aniyo, ahjusshi, aku tetap ingin yg strawberry", ucapnya yg masih melotot ke arahku.
"Aiissh, memang apa bedanya?", ucapku kesal, yeoja ini keras kepala, aku jadi menyesal menyebutnya cantik.
10 menit berlalu aku bertengkar dengan yeoja ini, aku ini anak tunggal, makanya aku tak pernah mau mengalah kepada siapapun, tanpa terkecuali.
"Ah, mianhae, sebaiknya kalian berhenti bertengkar, karena ice creamnya sudah di beli oleh 2 namja itu", ucap ahjusshi itu yg langsung membuat darahku semakin naik. Aku melihat ke arah 2 namja itu. MWOO?? Si Monyet dan Si Ikan jeleg itu?
"Ya! itu ice creamku!", ucapku bebarengan dengan yeoja disebelahku ini.
"Aiisshh, berhentilah mengikuti apa yg aku ucapkan", ucapku kesal sambil menggaruk-garuk kepalaku yg tak gatal.
"Ya! Maksu--", ucap yeoja itu terpotong karena Donghae angkat bicara sambil menyantap dengan manis ice cream yg harusnya menjadi milikku itu.
"Siwon-ah, jangan kasar sama yeoja".
"Tuh dengerin temen kamu, cih!", ucap yeoja gila itu dan langsung melongis pergi.
-Lee Ra's POV-
"Siwon-ah, jangan kasar sama yeoja", oh jadi nama namja ini Siwon.
"Tuh dengerin temen kamu, cih!", ucapku dan langsung melongis pergi.
Aiisshh, mimpi apa aku semalam harus bertemu dengan namja tampan seperti itu, eh? Tampan? Aiisshh, kau ini apa-apaan sih Lee Ra.
Karena lelah setelah ngoceh (?) ria bersama namja itu, sebaiknya aku kembali saja, sebelum eonnie mendapatiku tidak ada disana.
"Ya! Sapi! Kubilang tunggu disini, kenapa kau keras kepala sih", dan benar saja, Min Ra Eonnie sedang menceramahiku.
"Mianhae", hanya itu yg bisa kau ucapkan Lee Ra? Aissh, kau ini pengecut sekali sih.
"Aisshh, kajja kita makan saja, setelah itu pulang", kata Yoon Ra tiba-tiba.
Sekarang kami sedang makan di Pizza Hut *Emang ade Thor?*Anggep aja :D*. Sedang enak-enaknya makan, tak sengaja aku melihat namja sialan itu lagi, beserta kedua teman gilanya. Dia makan disini juga? Tiba-tiba mata kami bertemu dan kalian tau? Dia langsung membuang muka. Cih! Kau pikir aku hobby liatin wajah jelekmu? Aku makan sangat tergesa-gesa, benar-benar tidak tenang, alasannya jelas karena namja jelek itu. Sesekali mata kami selalu bertemu dan aku langsung membuang muka, begitu juga dia. Kata apa yg menggambarkan moodku saat ini? Ah, iya, A-KU SA-NGAT KE-SAL.
Beberapa hari setelah kejadian itu...
"Ya! Sapi babo! Kami akan ke pesta dansa malam ini, dan tentu saja, kau tak boleh ikut", kata Yoon Ra Eonnie dan disambut oleh tawa mereka berdua.
"Pesta dansa?".
"Ne, Tuan Muda Choi yg mengadakan, dia di suruh orang tuanya untuk mencari seorang istri, mungkin saja kami yeoja beruntung itu", lanjut Yoon Ra.
"Kau tak mengenalnya kan? Aiisshh, bahkan melihat wajahnya pun kau belum pernah, maka dari itu sebaiknya kau tak usah ikut", kini Min Ra yg berbicara.
"Baiklah kami pergi, kami akan kembali setelah tengah malam", eonnie-eonnieku itu pun pergi meninggalkanku sendiri, huh aku kesepian sekali.
Sebenarnya aku ingin ikut, tapi aku tak mungkin membantah mereka, ~TINGTONG~ suara bel itu membangunkan lamunanku. Aku segera menuju pintu dan membukanya, aku mendapati sahabatku, Kim Sihae, sedang berdiri dengan ceria disana, sambil membawa 2 buah... Aigoo, gaunnya cantik sekali.
"Kajja!", ucapnya dan langsung melongos masuk ke rumahku.
"Eh? Ma--".
"Tentu saja ke pesta dansa babo!", ucapnya lagi yg memotong perkataanku, dia menoleh ke arahku dan tersenyum padaku yg masih terlihat bingung.
"Tapi, Eonnieku--".
"Ini bukan pesta dansa biasa, ini pesta topeng, mereka takkan mengenalimu", aiisshh, Sihae ini benar-benar hobi sekali memotong pembicaraanku. Tapi, mendengar ucapannya, aku tak jadi marah, malah aku langsung memeluknya dengan perasaan yg sangat senang, kau memang peri penyelamatku Sihae-ah, ucapku dalam hati.
Aku memakai gaun selutut warna merah muda yg sangat cantik, topengku juga berwarna merah muda. Aku sadar, aku terlihat sangat cantik dengan gaun ini. Dan Sihae tak kalah cantik denganku, gaunnya agak di bawah lutut berwarna biru muda, sangat manis.
15 menit kemudian, sampailah kami di istana megah si Tuan Muda Choi ini, aigoo, indah sekali rumah ini, aku melongo dan tak sadar kalau bibir kecilku ini sudah terbuka lebar karena terkejut melihat rumah megah ini.
"Ya! Ini belum seberapa Tuan Putri", kata Sihae yg sukses membuat mukaku merah seperti cabe matang. Kami memasuki rumah yg sangat megah itu, tak kusangka ramai sekali, dan omo~, semua mata tertuju pada kami, aigoo, malunya aku, dan Eonnieku pun melihat ke arahku, omo~ kuharap mereka tak mengenaliku.
Aku langsung mengambil langkah seribu, menarik Sihae, dan menuju tempat minum, tiba-tiba saja aku merasa haus. Ketika aku akan minum, ada seorang namja yg mengulurkan tangannya padaku, otomatis aku menoleh ke arahnya, aku tak mengenalinya, tapi kurasa mukanya tak asing.
"Can I have this dance?".
DEG!
Aigoo, makhluk apa ini? Senyumnya mempesona sekali. Aigoo, aku ingin sekali mengiyakan, tapi teringat aku tak bisa berdansa...
"Ah, mianhae, ta--", omo~ Apa-apaan makhluk ini? Main tarik tanganku aja, genggamannya cukup kuat dan here we are, di tengah ruangan,berdansa, dan aku tak tau mengapa semua mata tertuju pada kami, omo~ jangan lagi.
"Rupanya kau cukup mahir berdansa", eh? Aku baru sadar sedari tadi aku begitu menikmati alunan musik ini dan aku juga mengikuti irama tubuhnya. Aigoo, mukaku kini memerah lagi, hobi banget sih.
"Haha, kau lucu sekali saat malu, siapa namamu?", ucapnya lagi dan berhasil membuatku semakin merah, aku menunduk untuk menutupinya.
"Lee Ra", jawabku singkat dan masih menunduk.
"Hey, kau tak perlu malu", dia mengangkat daguku dan kini aku tengah menatap wajahnya. DEG! Tampan sekali namja ini, walau aku tak dapay melihat sepenuhnya.
"Eh, tato yg bagus", dia melihat ke arah gambar yg ada di leherku yg sbenarnya itu adalah bekas luka. Aku langsung menutupinya.
"Namaku Choi--", TEEENG TEENG.
Dia tak melanjutkan perkataannya karena terkejut mendengar suara bel berbunyi menunjukkan tengah malam.
MWOO??? Tengah malam?? Aiisshh, bodohnya aku.
Aku langsung meninggalkannya, berlari munuju sahabatku yg tengah asyik berbicara dengan seorang namja aku tak tau siapa, aku menariknya, dan mengajaknya pergi. Kudengar namja yg tengah berdansa denganku tadi memanggil-manggil namaku, tapi aku mengacuhkannya. 15 menit kemudian kami sampai di rumahku. Aku dan Sihae segera mengganti kostum kami dengan pakaian biasa, tak lama kemudian eonnie-eonnieku datang, fiuuhh, aku lega.
"Cih! Siapa yeoja gila itu, berani sekali dia mengambil Choiku", kudengar ocehan Min Ra yg terdengar hingga kamarku.
Memangnya siapa yeoja itu? Kok bisa dia berdansa dengan Tuan Muda Choi.
Tunggu dulu... Tuan Muda Choi? Choi? CHOI? Namja yg tadi berdansa denganku? Jadi yg dimaksud eonnie adalah aku. AKU. Aiissh, eothokke?
"Sapiiii, kau tidak kemana-manakan tadi?", kudengar Yoon Ra eonnie berteriak dari lantai bawah.
"Aniyo, eonnie, aku hanya di rumah bersama Sihae", aku berbohong. Kemudian kudengar suara pintu tertutup. Kurasa meereka tidur.
Aku juga berniat untuk tidur, malam ini Sihae menginap di rumahku karena kelelahan.
*******
"Eommaaaaa", aku begitu senang melihat eomma pulang dari Eropa, aku langsung memeluknya.
"Aigoo, anak eomma ini apakah segitu rindunya dengan eomma?", eomma membalas pelukanku. Aku mengangguk pasti.
Aku sangat merindukan eomma, dan kalian tau? Ketika eomma ada di rumah, eonnie-eonnieku tak akan berani mengasariku.
-Siwon's POV-
"Bagaimana? Mana calon istrimu?", suara appa yg lagi-lagi mengganggu mendengaranku, aku malas tiap hari dia hanya menanyakan hal yg sama.
"Aiissh, appa, tenanglah, aku sudah menemukan yeoja yg akan menjadi istriku, tapi aku kehilangan dia semalam".
"Cepat temukan dia! Appa akan suruh penasihat appa untuk melakukan sayembara".
"Aniyo, appa, aku yg akan mencarinya sendiri", aku teringat tato itu, aku yakin aku pasti menemukannya.
*******
Aiissh, ini sudah 7 hari aku belum juga menemuinya, hanya tinggal satu harapanku, ini satu-satunya rumah yg belum aku masuki. Aku, beserta appaku dan 2 pengawal, menuju rumah kecil itu.
~TIING TOOOONG~
Tak lama pintu terbuka, kulihat seorang wanita paruh baya yg membukakan pintu.
"Ah, ada yg bisa saya bantu Tuan Muda?", sapanya ramah.
"Ahjumma, jangan memanggilku seperti itu, panggil aku Siwon saja", ucapku tak kalah ramah. Ahjumma itu mengangguk pelan.
"Apakah ahjumma memiliki anak gadis? Bisa saya bertemu dengannya?", lanjutku.
"Aku memiliki 3 anak gadis, sebentar akan kupanggil, masuklah dulu, aku buatkan teh dulu", aku dan appaku masuk, 2 pengawalku hanya menunggu di luar.
"Kyaaaaa, Tuan Muda Chooi", teriakan itu berhasil membuat telingaku seolah akan pecah. Ah, rupanya ini anak gadisnya, tapi hanya 2 yg menghampiriku. Mana yg satunya lagi? Bukannya tadi ahjumma itu bilang ada 3?
Aku melihat leher mereka berdua, untuk kesekian kalinya, aku tak menemukan tanda apapun, aku mulai putus asa. Tiba-tiba ahjumma itu datang membawa 2 cangkir teh yg disuguhkan (?) untuk aku dan appa.
"Ahjumma, mana anak gadis yg satu lagi?", ahjumma itu mengangguk dan tersenyum, kemudian meninggalkan kami, mungkin dia akan memanggilnya.
"Tuan Muda, kenapa kau ingin menemui dongsaeng kami? Dia...", salah satu yeoja ini memotong ucapannya, aku mengetahui alasannya, ternyata ahjumma datang dengan... Omo~ Yeoja itu?.
"Kami akan meminang anak gadis anda ini, mohon izinnya", kata appaku yg semakin membuatku terkejut, sangat terkejut, dan kurasa yeoja itu juga sama terkejutnya denganku. Matanya melotot.
"MWO???!?!?!", teriakku bebarengan dengan yeoja itu dan kedua saudaranya itu. Kurasa kami sama-sama shock.
Tiba-tiba sebuah senyuman nampak di bibir ahjumma itu yg tak lain adalah ibu dari yeoja di depanku ini, beliau mengangguk pasti.
Appa, aku ingin menikahi yeoja yg memiliki tato di leher itu, bukankah appa sudah kuberitahu? Tunggu dulu...
MWO??? Dan benar saja, yeoja itu, tato itu, di lehernya, jadi aku berdansa dengan yeoja ini malam itu?
"Appa", ucapku lirih.
"Nde?".
"Bukankah sebaiknya kau beri kami waktu untuk saling mengenal satu sama lain?", aku memandang mata appaku dengan memelas.
"Mmmm, geudaeyo? Arra, aku beri waktu 3 hari sebelum pernikahan kalian, agar lebih mudah, aghassi ini harus tinggal di rumah kami", kulihat appa menatap eomma yeoja ini untuk meminta persetujuan. Ahjumma itu tersenyum dan pergi lagi meninggalkan kami yg melongo, kecuali appa tentunya.
"Mianhae, ahjusshi, apa tidak terlalu cepat? 3 hari", ucap yeoja yg akan menjadi istriku itu, aiisshh, aku bahkan belum tau namanya.
"Aniyo", ucap appaku dengan tegas dan bangga. Aiissh, tubuhku melemas.
Kulihat ahjumma datang membawa beberapa koper yg aku yakini itu milik sang calon istri.