February 17, 2012

Teardrops on My Guitar

Teardrops on My Guitar






Author : Shin Rye Ra
Cast : Taylor Swift, Andrew Choi a.k.a Choi Siwon, Lee Donghae.
Rate : AG
Length : Oneshoot
Disclaimer : FF ini asli muncrat dari otak Author *Apa deh*-,-* Nemu nih alur pas lagi ngantuk ngerjain Try Out Kimia, haha~. Oya, kesamaan kejadian, tempat, dkk, itu karena tidak disengaja, mohon dimangapkan eh dimaafkan Author yg gaje ini -,- Mianhae kalo FF yg ini tambah ancur, Authornya babo, haha~

Happy reading^^ Jangan lupa RCL yaa. Muachmuach *Readers muntah muntah*Author ketawa ala EvilKyu*

-Taylor's POV-

Cinta itu rumit ya?? Menyesakkan.

Aku sedang duduk di teras rumahku, menanti pangeran yg sudah cukup lama aku cintai, kurang lebih 3 bulan, semenjak aku pindah ke negara ini, Korea. Dia tetanggaku, juga satu-satunya temanku, karena cuma dia yg bisa berbahasa Inggris. Apa aku sudah menyebut namanya? Namanya adalah Andrew, Andrew Choi, tapi tak tau kenapa aku sering melihatnya di acara TV dengan nama Choi Siwon. Aku tak seberapa memperdulikannya. Aku melakukan rutinitasku ini setiap pagi, hampir setiap hari Andrew lari pagi dan melewati rumahku, dia biasanya hanya mengenakan celana selutut dan kaos tanpa lengan, aigoo, ototnya itu lho.

Oya, aku perkenalkan diriku ya, aku gadis asli Amerika, namaku Taylor Swift, kulitku putih dan mataku sipit, rambutku panjang, blonde, dan keriting. *Pernah liat penyanyi Taylor Swift kan readers? Nah itu yg ane maksud*^^ Aku kini kuliah di Kyunghee University jurusan seni musik. Yap! Aku suka menyanyi. Suaraku pun tak buruk dan...

"Good morning, Tay".

DEG!
Omo~ omo~ dia menyapaku. Dan menghampiriku. Dan Duduk di sebelahku. Omo~ kini rasanya ingin aku meletakkan pipi dan jantungku yg sudah mulai memanas ke kulkas di dalam rumahku.

"M-morning", jawabku singkat sambil menutupi rasa gugupku. Kau ini kenapa sih Tay?
"Ada acara nanti?".
"Lagi gak ada jadwal, waeyo?", kuakui bahasa koreaku masih minim, Andrew dengan sabar mengajariku secara bertahap, omo~ aku begitu mencintainya.
"Ikut aku ke dorm yuk, aku pengen kenalin kamu ke Member SJ", oya aku lupa kasih tau, dia ini salah satu anggota group band yg paling terkenal, Super Junior. Super Junior pemirsa. Ya, walaupun sebenarnya aku tak tau Super Junior itu apa dan siapa aja, maklum, TV di rumah di ambil alih terus sama dongsaengku, Luna Swift. Aku jadi buta dunia hiburan disini.

"Eh? Gwaenchannayo?".
"Gwaenchannayo", dia tersenyum sambil menepuk pundakku pelan dan melongos pergi melanjutkan kegiatannya. Jogging. Yah inilah kegiatan kami setiap pagi.

*******

Sesuai dengan ucapannya tadi, diapun menghampiriku di rumah, tentu saja aku sudah siap, aku sangat bersemangat, kami pun berangkat dengan mobilnya. Sesampainya disana, aku sedikit heran, ramai juga disini. Kita sampai di dormnya, dia membuka pintu dan kami masuk kedalamnya.

"Annyeoong~ Aku membawa teman, perkenalkan ini Taylor Swift", aku tak tau pasti dia berkata apa, kurasa memperkenalkanku kepada temannya, karena kudengar dia tadi menyebut namaku.

"Aigoo, temanmu cantik sekali Won-ah", kata salah satu temannya yg aku tak mengerti sama sekali apa yg dia bicarakan, dan dia langsung memelukku.

"Eunhyuk imnida", setelah dia melepas pelukannya dia mengulurkan tangannya, aku tak tau dia bicara apa, aku hanya membalas uluran tangannya.

"Ya! Hyung, dia tak mengerti apa yg kau ucapkan. Dia baru 3 bulan disini, dia orang Amerika, dia tetanggaku", kini Andrew angkat bicara dan tetap saja aku tak mengerti apa yg ia ucapkan. Aku mendengus kesal.

"Hi, how do you do? I'm Kibum, Kim Kibum", seorang namja menghampiriku dan mengulurkan tangannya padaku, akhirnya ada juga alien disini yg bisa berbahasa sepertiku selain Andrew. *Hajaar Taylor*

"How do you do? I'm Taylor Swift, nice to meet you", aku membalasnya dengan senyuman. Dia hanya mengangguk dengan tersenyum.

-Author's POV-

"Ya! Wonnie, kenalkanlah kami padanya, aigoo", ucap Eunhyuk yg tak sabar.
"Ye hyung", jawab Siwon dengan sangat sinis.
"Taylor, these all are my friends, my brothers, Leeteuk Hyung, Shindong Hyung, Yesung Hyung, Han Geng Hyung, Heechul Hyung, Sungmin Hyung , Ryeowook, Donghae Hyung, Kangin Hyung, Kibum you have already known, this is Eunhyuk Hyung, and this is the youngest, Kyuhyun", ucap Siwon sambil menunjuk Hyung dan dongsaengnya satu persatu. Kebetulan mereka semua sedang berkumpul.

"Hihi, they all have a funny name", Taylor tertawa kecil, dia pikir nama-nama itu sangat lucu, karena tak pernah ia dengar di negaranya.

<<2 Years Later>>

-Taylor's POV-

Kalian tau? Aku sudah mahir dengan bahasa Koreaku, ini berkat dia, Andrew, ani, Siwon, ani, ah aku tak tau. Katanya nama aslinya adalah Choi Siwon, tapi nama baratnya adalah Andrew Choi, aku tetap memanggilnya Andrew, sudah jadi kebiasaan soalnya. Aku masih mencintainya, sejak dulu hingga sekarang, tapi kurasa ini hanya cinta sepihak, dia tak pernah menganggapku ada sebagai yeoja yg dia suka, dia hanya menganggapku sahabat. Fiuh! Tak apalah.

Oya, apa aku uda pernah cerita kenapa aku pindah ke Korea? Aku juga tak tau kenapa, hahaha, waktu itu aku lagi bosan-bosannya di Amerika dengan kuliah yg tak aku minati jurusannya, aku tak ingin menyebutkannya, aku browsing-browsing, eh nemu jurusan seni musik di Kyunghee University, aku langsung minta ijin eomma dan appaku, kebetulan dongsaengku juga baru lulus SMA dan sedang mencari universitas, makanya di ijinin, jadilah kami terdampar di planet ini sekarang^^'

Nanana~ Hapeku berdering ~Andrew Love~ calling.

"Yeoboseyo?".
"Tay-a? apa kau sibuk? Aku ingin kau ke rumahku cepat, aku ingin curhat", ucapnya yg membuatku sedikit bingung, kenapa tiba-tiba?
"Arra, Drew".
"Gumawo~". Klik. Aku memutus sambungan telepon dan langsung ke rumahnya yg hanya beberapa blok dari rumahku.

*******

"Waeyo, Drew?", tanyaku setelah duduk di ruang santai rumahnya. Dia duduk di depanku sambil memberiku segelas orange juice.
"Tay-a", dia terlihat ragu. Ada apa sih?
"Nde, Drew, waeyo?".
"Aku jatuh cinta kepada seorang yeoja. Namanya Gae Hwa. Dia mahasiswi Kyunghee juga. Bagaimana menurutmu?".

JLEB!
Jantungku serasa berhenti seketika itu juga. Andrew, tak taukah kau bahwa aku mencintaimu? Tak taukah kau hatiku sangat hancur dan remuk saat ini? Aku sakit. Aku ingin pulang. Aku ingin menangis sekencang-kencangnya. Eommaa, anakmu patah hati :'( *Author juga patah hati huhu*Lu ganggu aje Thor*PLAK*

"Tay?", dia mengibas-ibaskan tangannya ke arahku, aku kembali ke alam sadarku, aku masih ingin menangis, aku tak sanggup lama-lama disini.
"Apa k-kau sudah menyatakan perasaanmu padanya?", tanyaku sedikit tercekat, yah, aku memang sahabat yg payah yg jatuh cinta pada sahabatku sendiri. Apa aku harus senang ketika sahabatku ini sedang jatuh cinta? Tidak. Aku terluka, sangat terluka.

"Aniyo, aku masih ragu dan takut", dia menundukkan kepala, aigoo, air mata ini sudah ingin tumpah rasanya. Aku pura-pura melihat pergelangan tanganku untuk melihat jam yg bodohnya aku karena aku tak sedang memakai jam tangan. Tak ku hiraukan.

"Ah, Andrew, I really gotta go, I'm sorry", ucapku terburu-buru.
"Eh? Nde. Hati-hati", aku langsung pergi begitu saja, aku berlari ke rumah sambil menangis, tak kuhiraukan adikku yg menanyaiku kenapa. Aku langsung mengunci diriku di kamar, aku tak ingin bertemu siapapun saat ini, hatiku hancur, ini gara-gara kau Andrew.

Tak terasa waktu sudah berjalan 2 bulan semenjak kejadian itu, kalian tau? Andrew masih bercerita tentang yeoja itu dan aku masih setia mendengarkan curhatannya, apa kalian bertanya apa aku tak sakit? Tentu saja aku sakit, sakit sekali, hampir setiap hari aku menangis, yg tau perasaanku ini hanyalah Kibum dan Donghae oppa, merekalah tempat curhatku, mereka juga sudah berjanji tak akan membocorkan masalah perasaanku ini kepada Andrew. Biar aku yg begini. Aku sudah cukup senang masih berada di dekatnya, mungkin.

"Tay-aaaaa, malam ini aku akan keluar dengannya, yippeeeee", yap, hatiku remuk untuk kesekian kalinya. REMUK PEMIRSA. REMUK.

"Well, have a good day, aku sedang sibuk, maaf hari ini tak bisa mendengarkan curhatanmu", aku yg sedari tadi duduk-duduk santai di dorm SJ kini berniat pulang, aku ingin menangis lagi. Aku meninggalkannya begitu saja, tak kuhiraukan dia, terlalu sakit untuk menatap matanya.

Sesampainya di rumah, seperti yg biasa kulakukan, aku mengunci diriku di kamar, aku menangis sekuat-kuatnya, Luna yg juga sudah mengetahui apa yg terjadi padaku hanya membiarkanku, dia sudah biasa dengan aku yg seperti ini 2 tahun terakhir. Dia pacar Kibum, mungkin dia yg memberitahu dongsaengku.

_________________

He's the reason for the teardrops on my guitar
The only thing that keeps me wishing on a wishing star
He's the song in the car, I keep singing don't know why I do
_________________

*******

"Apa kau tak lelah sakit hati terus?", kini aku bersandar di bahu seorang namja yg telah kuanggap oppaku sendiri, Donghae Oppa, dia mengelus rambutku.
"Molla, oppa, aku sangat mencintainya, setiap aku ingin melupakannya, aku tak pernah bisa", ucapku sesenggukan.
"Aku mengkhawatirkanmu, kau tau aku menyayangimu (sebagai dongsaeng), aku tak ingin melihatmu seperti ini terus", kini dia mengangkat mukaku dan menghapus air mataku, aku semakin tak tahan menahan kesedihanku. Kini aku bersama Donghae Oppa ada di loteng rumahku, aku yg menyuruhnya menemaniku.

"Aku ingin kembali ke Amerika, Oppa".
"Mwo?? Kau mau meninggalkanku", dia mencubit kedua pipiku.
"Aiisshh! Appo~ Aniyo, Oppa, aku tak kan pernah meninggalkanmu, aku hanya ingin kembali ke Amerika, bukan berarti meninggalkanmu", rautnya terlihat kecewa.
"Aku belum benar-benar memikirkannya kok, itu hanya keinginanku saja", ucapku lagi, aku tersenyum menatapnya dan kembali menyandarkan kepalaku di bahunya.
"Jangan tinggalkan aku ya", ucapnya sambil memencet hidungku.
"Aiisshh, appo~", aku memukul pelan dadanya. Dia hanya tertawa kecil.
"Siwon hanya sebagian kecil namja di dunia ini, masih banyak namja lain, dengarkan nasehatku, jangan hanya manyun kayak gini terus", dia mencubit lembut pipiku.
"......."


-Donghae's POV-

"Tay-a?".
"Ta-", yaaah dia uda molor.

Aku kembali menatap langit gelap. Bagaimana aku bisa membantu dongsaengku ini? Aku kasihan kepadanya, ingin rasanya aku memukul muka Siwon itu, apa dia tak menyadarinya, huh?

Sudah larut, sebaiknya kugendong saja dia, pikirku.
Aku menggendongnya ke kamar, disana masih ada Kibum yg setia menungguiku sedari tadi, mungkin karena disini juga ada Luna, aiisshh dasar Kibum.

"Tay berada di kamar, dia tertidur tadi", ucapku setelah aku menghampiri dua makhluk di ruang santai, tepatnya di depan TV.
"Gumawo, Oppa, bagaimana Eonnie? Apa masih seperti biasanya? Aku mengkhawatirkannya Oppa".

Aku juga Luna-ha, aku sangat mengkhawatirkannya, tapi aku tak menjawab pertanyaan itu, aku hanya angkat bahu dan kemudian mengajak Kibum kembali ke dorm.

Sesampainya di dorm, couple sehidup sematiku ini *Ceileeee* langsung menghampiriku.

"Ya! Kau meninggalkanku", ucapnya sedikit mendengus kesal. Aku terkekeh.
"Aigoo, baru sebentar kutinggal kau sudah merindukanku monyeet", godaku.

Nanana~ New Message~ Tay-ah Sipit~

Gumawo~ Oppa, aku cukup lega hari ini setelah bercerita padamu, Andrew bukan hanya sebagian kecil namja di dunia ini, tapi dia satu-satunya namja di dunia ini yg sangat aku cintai, jaljaeyo Oppa^^^^

Aisshh, jadi tadi dia belum tertidur? Dia mengerjaiku? Dasar babo! Hahaha.

<<KEESOKAN HARINYA>>

-Taylor's POV-

Krieeettt!
Ada yg membuka pintu kamarku. Luna.

"Eonniee..", ucapnya yg langsung tidur disebelahku, rautnya menunjukkan raut khawatir. Oh! Janganlah kau ikut sedih karenaku sayaang.
"Nde?".
"Gwaenchannayo?".
"Nde, gwaenchanna", aku mengelus rambutnya pelan.
"Appa tadi menelponku, katanya dia merindukan kita, pulanglah ke Amerika untuk sementara".
"Mwo?? Kau bagaimana?".
"Aku tak bisa meninggalkan kuliahku, setidaknya ada Eonnie, pulanglah Eonnie, hanya beberapa minggu, aku tak apa".
"Jinjja? Arra arra", aku langsung memeluknya erat, mencium pipinya, kemudian beranjak dari tempat tidur.

Sebelum aku sampai di pintu kamarku, aku berbalik, "Aku akan ke Amerika besok, dan aku tak tau apa aku akan kembali".
"Nde, Eonnie, kau tak perlu mengkhawatirkanku, aku sudah dewasa", ucapnya seraya menyusulku keluar kamar.

Hari ini, setelah sarapan, aku berniat berkunjung ke dorm, ingin pamit kepada Donghae Oppa dan Kibum. Sebenarnya aku tak tega meninggalkan Donghae Oppa, tapi mau bagaimana lagi? Kalo mau lupain satu namja itu, aku harus jauh darinya bukan?

~Tingtoong~

"Nugu?", suara itu sepertinya milik Hyuk Oppa.
"Tay-ah, Oppa, aku mau bertemu dengan Donghae Oppa, ada?".
Tanpa menjawab pertanyaanku dia langsung membuka pintu dan memelukku, aiisshh inilah kebiasaannya yg sangat kubenci.

"Ah, aku merindukanmu Tay-ah, haha, Donghae ada di dalam, masuklah", dia menggandeng tanganku dan membawaku masuk, aiisshh, namja ini benar-benar ya..

"Donghae-yaa, saengmu mencarimu".

Kulihat Donghae Oppa keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk otomatis aku, "Kyaaaaa, Oppaaa", aku langsung menutup mataku dengan kedua tanganku.

"Omo~ Kenapa kau bisa ada disini?", dia langsung pergi ke kamarnya, hihihi, lucu sekali.

Sambil menunggu Oppaku, aku duduk di ruang tengah, tak sengaja aku melirik ke arah dapur, omo~ Andrew, dia sedang membaca koran sambil minum kopi, dia kini melihatku, kupaksakan senyumku, dia membalas senyumku. Kalian tau? Tiap aku melihatnya, hati ini masih terasa sangat sakit, hatiku rapuh Drew, mengertilah.

"Tumben kau kesini sepagi ini?", suara Oppaku ini memecah lamunanku, dia mengambil posisi duduk di sebelahku. Aku jadi tak tega berpamitan ke dia.

"Oppa, besog aku kembali ke Amerika", suaraku agak berbisik, aku tak ingin yg lain mendengarnya, apalagi Andrew.
"MWO??", aku langsung membungkam mulutnya yg berteriak itu, aiisshh, jangan berlebihan seperti Author Oppa *Ape kata lu??*Tay jambak-jambakan ama Author*

"Appa merindukanku, mungkin hanya beberapa minggu, kumohon rahasiakan ini dari siapapun", kataku setelah melepas bungkaman dari mulutnya.
"Apa kau tega meninggalkanku, Tay-ah?", omo~ Jangan pasang muka begitu Oppa, kau lucu sekali, gyeopta.
"BUAHHAHAHHAHA", tawaku tak terkendali melihat muka aegyo Oppaku ini, omo~ dia ini seperti anak kecil. Gyeopta. Gyeopta. Gyeopta.
"Ya! Jangan menertawaiku babo!", kini ganti dia yg membungkam mulutku.
"Mianhae, Oppa, dan mianhae juga karena besog aku harus pergi, aku tak akan pernah meninggalkanmu", aku mencium pipi Oppaku ini. Dekat sekali bukan aku dengan namja ini? Yah begitulah kami, sudah seperti benar-benar saudara kandung, jangan pernah menyalahartikan kedekatan kami ya Readers^^

"Berapa lama?".
"Mungkin 3 minggu".
"Arra arra, aku juga tak bisa menahanmu", dia menghela nafas, aku memeluknya, aku senaang sekali dia mengijinkanku.
"Gumawo~ Oppa", aku mencium pipinya lagi.
"Aiisshh, kau ini lama-lama seperti Hyukkie saja, genit sekali", dia mencubit pipiku gemas, aku tak membalasnya, aku tersenyum manja ke arahnya.

Sore harinya aku tak ada kerjakan, aku sudah packing untuk besok, jadi aku hanya menyirami tanaman di kebun teras rumahku, aigoo, aku masih saja menyukai pemandangan ini, Andrew, dia sedang.. Omo~ Sedang bersama siapa dia? Apa itu yg namanya Gae Hwa? Aku tak dapat melihat mukanya, dia membelakangiku. Pemandangan itu semakin membuatku panas, Andrew mencium kening yeoja itu dan memeluknya.

Hatiku..

Hatiku sakit..

Eomma? Appa? Donghae Oppa? Eottokhae? Aku ingin menitikkan air mata lagi. Aku terduduk lemas di tengah kebunku, aku tak sanggup berdiri, aku menangis dalam diam, Luna yg menyadari keadaanku langsung membopong(?)ku ke dalam rumah, dia mendudukkanku di sofa ruang santai.

"Eonnie, sudahlah", dia menyandarkan kepalaku di bahunya, dia memelukku, mengelus lembut rambutku. Air mataku semakin tak terbendung. Hingga akhirnya semua gelap. Aku terlelap dalam pelukannya.

<<KEESOKAN HARINYA>>

"Hooaaahhmm", aku menggeliat pelan, eh? rupanya posisiku tak berubah sejak kemarin, aigoo, kasihan Luna. Aku menidurkannya di sofa dan menyelimutinya. Kemudian aku mencuci mukaku dan bergegas ke teras rumah. Hari ini hari terakhirku disini, biarlah aku sedikit terluka, aku ingin melihatnya sekali ini saja. Itu dia, dan dia menghampiriku.

"Annyeoong~ Tay-ah".
"Annyeoong~", rupanya aku belum siap bertemu dengannya, melihat senyumnya semakin membuatku sakit, aku tersenyum, senyum kecut.
"Kulihat kau dekat sekali dengan Donghae Hyung", dia menyenggol lenganku pelan. Apa kau bercanda Andrew? Yg kucintai itu kamu! Tak sadarkah kau selama ini kaulah yg membuatku menangis setiap malam karena memikirkanmu?

"Ani, dia hanya kuanggap sebagai Oppaku, aku menyayanginya sebagai Oppaku", jawabku tanpa melihat matanya sedari tadi.
"Geudaeyo? Arra. Oya, aku sudah berpacaran dengan Gae Hwa, aku sangat senaaaang sekali Tay-ah", dia mencubit pipiku.

WHAT???
Tega sekali kau berbicara itu di depanku Andreew!

"Chukkae", jawabku singkat, padat, dan jelas.
"I've finally got it right, haha, baiklah aku harus pergi, bye Taylor Swift", dia mengedipkan mata padaku. Huh dia terlihat senang sekali. Apa aku salah kalo aku tak senang melihatnya senang sekarang? Thoooor lu tega amat ma gue, bikin crita yg ga buat hatiku sakit napa Thor. Author: Ini kan FF gue, suka-suka gue dong. *Abaikan*Author mulai sarap*-,-*

Aku harus segera bersiap untuk kembali ke Amerika, ah ani, aku sudah siap, ku lirik jam tapi masih ada sisa waktu 2 jam lagi, ah, sebaiknya aku ke dorm saja. Aku ingin bertemu Oppadeul disana, terutama Donghae Oppa.

*******

"Eh? Kau kesini Tay-ah?", si monyet genit itu langsung memelukku setelah membukakan pintu untukku, aiisshh namja ini.
"Ya! Ya! Jangan sentuh dongsaengku kau monyet!", kulihat Donghae Oppa muncul dari dapur, aku langsung menghampirinya dan memeluknya.
"Kau sendiri menyentuhnya Fishy, aiisshh, kau membutku iri saja", ucap Eunhyuk Oppa kesal kemudian berlalu.
"Aku kan Oppanya, hahaha", kata Donghae Oppa kepada Eunhyuk Oppa.

"Oppa, Andrew ada?", tanyaku setelah melepas pelukanku.
"Ah, mungkin dia sedang di lorong, ada apa kau mencarinya?".
"Aku hanya ingin pamit".
"Kau berangkat hari ini?", ucap Donghae Oppa yg terlihat sedikit lesu.
"Mianhae, Oppa, tapi aku akan menghubungimu terus, aku berjanji", ucapku sambil menjiwit lengannya.
"Baiklah, jam berapa kau berangkat?", dia mengacak-acak rambutku, aiisshh, orang ini, gatau apa Author uda susah payah nata rambutku. *Abaikan*-,-*
"Sejam lagi, kutunggu di bandara ya Oppa", setelah itu aku pergi meninggalkan dorm, aku mencari Andrew, tak kunjung kutemukan.

Itu dia! Sepertinya dia juga sedang menghampiriku, tapi kok...

DEG!

Bukan. Bukan aku. Dia tak menghampiriku. Yeoja itu, kekasihnya. Dia menghampiri kekasihnya itu. Aku hanya bisa mematung melihat pemandangan yg menyesakkan
ini. Begitu mesra mereka. Di depanku mereka berciuman mesra. DI DEPANKU PEMIRSA!

_________________

Can't you see
That I'm the one who understands you
Been here all along
So why can't you see?
You belong with me.
Standing by and waiting at the back door
All this time how could you not know
Baby, you belong with me
You belong with me
_________________

Aku tak bisa menahan air mata ini, aku berlari, keluar, lebih tepatnya ke rumah, hatiku sakit, sangat sakit. Sesampainya di rumah, aku menangis di pundak adikku. Aku menceritakan yg kulihat tadi, ini sakit, sakit Drew, kenapa harus aku yg mengalami hal seperti ini? Kenapa Thor? Kenapa gag Author aja sih? *PLAK*Tay di gampar Author pake wajan*Abaikan*-,-*

"Eonnie, sudah waktunya berangkat", kata Luna sambil msaih mengelus rambutku.
"Nde, kajja", aku bangun, menghapus sisa air mataku, aku tersenyum kepada adik tersayangku ini.

*******

"Apa noona yakin tak mau memberitahu Siwon Hyung noona akan pergi?".
"Nde, Kibum-ah, biarkan saja, gumawoyeo~ Aku titip saengku ini ya", aku memeluk tubuh mungil yeoja ini untuk kesekian kalinya.
"Aiiish, Eonnie, aku sudah dewasa", dia manyun. Omo~ Gyeopta. Dasar anak ini! Hahaha.
"Hati-hati di jalan, jangan lupa selalu kabari aku, makanlah yg teratur, jangan hanya memikirkannya dan menangisinya saja", kini Donghae Oppa mulai ceramah di
depanku, aigoo.
"Nde, Oppa, arra arra", aku juga memeluknya.

Aku melihat ke arah Eunhyuk Oppa, dia hanya manyun, haha, kasihan dia, selalu dimarahi oleh Donghae Oppa. Aku menghampirinya dan langsung memeluknya, awalnya dia sedikit terkejut, tapi dia membalas pelukanku itu, "Aku juga pasti akan merindukanmu, Oppa, Gumawo for everything".

Akhirnya, aku menuju pesawat yg kutumpangi, sesekali aku menoleh, kalau-kalau ada Andrew disana. Taylor babo! Tak mungkin dia berada disana babo! Dengan langkah berat aku meninggalkan Korea untuk sementara waktu, untuk menenangkan diri. Darinya.

*******

Di pesawat aku malah semakin memikirkannya, bahkan aku menulis lirik lagu tentangnya, sebegitu mencintainyakah aku? Aku menyanyikan lagu yg aku buat khusus untuk Andrew, aku sudah gila, pikirku. Aku mulai menitikkan air mata. Aku menangis sedalamdalamnya sambil masih menyanyikan lagu itu. Laguku. Untukmu Drew.

Berjam-jam perjalanan, akhirnya aku kembali ke negara asalku, I miss you America, I miss you Dad, Mom :D Ketika aku akan berjalan keluar bandara, ada yg menepuk pundakku, secara reflekspun aku langsung berbalik menghadapnya, seorang laki-laki paruh baya.

"Excuse me for interrupting your time", ucap lelaki paruh baya itu.
"Yes, can I help you?", aku masih sedikit bingung.
"I'm from Big Machine Records. I was on the same plane with you. I heard you sang very well on the plane, maybe if you would join me and you can be a singer".

Aku terkejut mendengar apa yg ia katakan. Apa aku begitu keras menyanyinya. Seperti mengetahui apa yg sedang kupikirkan dia berkata, "I was right behind you".

"Oh, I see", aku sedikit canggung dan bingung harus menjawab apa. Sebenarnya aku senang, tapi...
"You don't have to answer now, this is my phone number, just come to my office, and I won't force you", dia tersenyum dan pergi meninggalkanku.

Mungkin ini ide yg cukup bagus untuk membuatku sibuk, jadi aku bisa melupakan Andrew. Ya benar!

2 hari kemudian, aku benar-benar menemui orang itu, sesuai yg dia bicarakan padaku waktu itu, aku mendatangi kantornya, cukup megah.

"Good morning, sir", sapaku setelah aku dipersilahkan masuk ke ruangannya.
"Good morning, I've been waiting for you, I know you will come", dia tersenyum ramah padaku dan mempersilahkanku duduk.

Blablablablabla aku berbicara dengannya yg intinya aku menyetujui tawarannya, dan langsung membuat kontrak kerja dengannya, dan dia ingin langsung rekaman lagu yg aku nyanyikan tempo hari itu di pesawat, omo~ Itu kan lagu untuk Andrew. Eottokhae? Tentu saja aku tak bisa menolak.

*******

-Author's POV-

"Kok Tay sudah tak pernah kesini?", kata Siwon yg baru saja melihat si Fishy dan si Monyet masuk ke dorm.
"Dia kembali ke Amerika seminggu yg lalu", ucap Eunhyuk yg langsung duduk di sebelah Siwon. Begitu juga Donghae. *Yeeeeey EunSiHae bersatu*Abaikan*
Author menggila*-,-*

"MWO??", mata Siwon melotot sampe hampir copot karena di congkel-congkel ama Author sarap *Abaikan lagi*-,-*
"Kenapa kalian tak bilang padaku? Dia juga tak berkata apa-apa padaku".
"Aiiissshh, kau sibuk pacaran saja sih, sampai melupakan sahabat sendiri", Donghae sedikit menahan emosi.
"Ani, bukan seperti itu--".
"Sudah-sudah, aku lelah", kata Eunhyuk dan langsung bersandar di sofa dan kemudian menyalakan TV.

_________________

Drew looks at me, I fake a smile so he won't see
That I want and I'm needing everything that we should be
I bet she's beautiful, that girl he talks about
And she's got everything that I have to live without

Drew talks to me, I laugh 'cause it's so damn funny
And I can't even see anyone when he's with me
He says he's so in love, he's finally got it right,
I wonder if he knows he's all I think about at night

He's the reason for the teardrops on my guitar
The only thing that keeps me wishing on a wishing star
He's the song in the car I keep singing, don't know why I do

Drew walks by me, can he tell that I can't breathe?
And there he goes, so perfectly,
The kind of flawless I wish I could be
She better hold him tight, give him all her love
Look in those beautiful eyes and know she's lucky 'cause

He's the reason for the teardrops on my guitar
The only thing that keeps me wishing on a wishing star
He's the song in the car I keep singing, don't know why I do

So I drive home alone, as I turn out the light
I'll put his picture down and maybe
Get some sleep tonight

He's the reason for the teardrops on my guitar
The only one who's got enough of me to break my heart
He's the song in the car I keep singing, don't know why I do
He's the time taken up, but there's never enough
And he's all that I need to fall into.

Drew looks at me, I fake a smile so he won't see.
_________________

Mereka bertiga melongo, terkejut, melihat seorang yg mereka kenal, Taylor Swift, menyanyikan lagu itu sambil memainkan gitar sebagai pengiringnya. Yg lebih membuat mereka terkejut lagi, dia menyebutkan nama Andrew, semua perasaan Taylor ada pada lagu itu, mereka melongo sampe ngiler-ngiler dan Author yg harus ngepel air liur mereka bertiga *Abaikan*-,-*

Siwon menoleh ke arah Donghae, berharap bisa mendapatkan penjelasan.

"Kau baru tau kan? Kau baru tau selama kurang lebih 3 tahun terakhir ini dia memendam rasa padamu?", kata Donghae menatap temannya itu yg masih melongo. Siwon hanya mengangguk pelan.

"Aigoo, kasihan sekali gadis itu, kenapa dia tidak jatuh cinta padaku saja sih?".
PLETAK! Donghae langsung menjitak kepala Eunhyuk karena telah berkata begitu., "Aiisshh, appo", rengek Eunhyuk sambil mengusap kepalanya.

"Aku tak tau harus berkata apa", Siwon menundukkan kepalanya.
"Ikuti kata hatimu, asalkan kau tau, hampir tiap malam dia menangis karenamu, dia begitu mencintaimu", Donghae dan Eunhyuk langsung meninggalkan Siwon di ruangan itu sendirian.

*******

-Siwon's POV-

Selama ini dia mencintaiku? Apa itu benar? Kenapa aku tak menyadarinya? Siwon babo! Semenjak kepergiannya kembali ke Amerika, entah mengapa aku merasa kesepian tak mendengarkan ocehan manjanya itu, aku kesepian tak ada dia yg tiap pagi aku sapa saat aku sedang olahraga, aku kes--

"Oppa, pesananmu sudah datang dari tadi, cepat makan sebelum dingin", itu suara Gae Hwa yg membangunkanku dari lamunan, kekasihku.
"Ah, nde", aku menyantap makananku, tapi aku tetap tak bisa menghilangkan pikiran itu dari otakku.

Alunan musik itu terdengar lagi di telingaku, restaurant ini menyetel(?)nya, Tay-ah, kenapa kau rela membohongi dirimu sendiri? Pikiran-pikiranku tentangnya terus saja setia menancap (?) di otakku, semua kenangan-kenangan itu. Kenapa aku jadi memikirkannya terus sih?

*******

-Taylor's POV-

Tak terasa sudah 3 minggu aku di Amerika, aku menjalankan rutinitasku dengan pekerjaan baruku ini, sangat menyenangkan, bahkan aku sudah debut untuk album pertamaku. Kulihat Donghae Oppa mengirim e-mail untukku.

From : Donghae Oppa
Subject : Chukkae!!

Annyeong~ Bagaimana kabarmu? Bagaimana Amerika? Aku merindukanmu disini. Oh ya, aku sudah melihatmu dan, ehhm, lagu yg kau nyanyikan itu, Siwon juga
mengetahuinya, apa kau baik-baik disana? Kapan kau akan ke Korea, aku sangat merindukanmu, Tay-ah, apa aku sudah mengatakannya tadi? Hahaha, kurasa aku
benar-benar merindukan saengku ini, cepat kemari yaa^^^

MWOO????
Andrew mengetahui laguku itu, itu berarti dia tau perasaanku. Aigoo, Luna Eottokhae? :(

Sudah kuputuskan besok aku kembali ke Korea, aku juga merindukan Donghae Oppa dan Eunhyuk Oppa, tentu saja dongsaengku, Luna dan Kibum. Apa kalian tak bertanya apa aku sudah melupan Andrew? Menghilangkan perasaanku pada Andrew? Aniyo. Aku masih sangat mencintainya. Seperti dulu. Sejak dulu.

*******

Sesuai dengan apa yg aku katakan kemarin, yap aku kembali ke Korea, aku sudah berada di Incheon Airport, kulihat 2 makhluk yg sangat aku rindukan itu telah menantiku, Luna dan satu makhluk yg memakai serba hitam, masker, kacamata, topi, ya, itu Donghae Oppa, aku terkekeh melihatnya, padahal aku juga memakai alat penyamaran sepertinya, aku memakai syal yg terbalut rapi hingga ke hidung, dan aku juga memakai kacamata hitam.

Oya, dimana Andrew? Apa Donghae Oppa tak mengabarinya bahwa aku pulang hari ini? Jujur aku juga sangat merindukannya.

"Oppa, mana Andrew? Apa kau tak memberitahunya?", ucapku setelah aku menghampirinya.
"Sudah kuberitahu, tapi dia sedang ada jadwal bersama Heechul Hyung, jadi dia tak bisa datang, dia hanya menitip salam padamu", aku hanya tersenyum mendengarnya, mungkin aku juga belum siap bertemu dengannya.

"Ciyee artis baru niiih", itu aku yakin suara Luna.
"Oya, lagumu i--".
"Aku ceritakan di rumah saja ya Oppa", aku memotong ucapan Donghae Oppa, kami langsung menuju mobil Donghae Oppa dan tancap ke rumahku.

Sesampainya di rumah, sesuai janjiku, aku menceritakan semuanya pada mereka, mereka tak habis pikir, aku juga Oppa.

"Tak kusangka suaramu begitu enak", puji Donghae Oppa yg membuatku tersipu malu.

Nanana~ New Message~ Andrew Love~

Kenapa waktu itu kau tak mengabariku jika kau kembali ku Amerika, kutunggu kau di taman dekat dorm SJ *Emang ada? Anggep aja ada*, aku ingin bertemu.

"Waeyo?", ucap Donghae Oppa yg melihatku melotot ke arah layar ponselku.
"Ah, ani, Andrew ingin menemuiku, aku pergi dulu Oppa", aku langsung beranjak dari tempat dudukku, tetapi Donghae Oppa menahan tanganku.
"Berjanjilah untuk tidak menangis lagi", ucapnya.
"Ah, nde, Oppa", aku tersenyum ke arahnya dan pergi meninggalkannya.

*******

"Waeyo, Drew? Apa kau merindukanku?", ucapku sambil nyengir dan berjalan ke arahnya.

DEG!
Tanpa berkata apapun, dia menghampiriku dan memelukku. Ini, sangat nyaman. Jantungku serasa meleleh, jantungku berdetak begitu kuat, apa ia merasakannya?

"Saranghaeyo, Taylor Swift, jeongmal saranghaeyo".

DEG! *lagi*
Apa katanya? Apa pendengaranku sekarang kacau? Author mengangguk sambil makan onde-onde kesukaannya *Readers: Lu pergi aja nape Thor? Ganggu suasana* Tak sadar aku meneteskan air mata, mianhae Oppa, aku tak menepati janjiku padamu. Author juga lagi nangis karena habis dimarain readers *Readers: Yaak! Masih nongol aja sih ni orang sarap*-,-*Abaikan*

"Drew--".
"Mianhae yg sudah membuatmu sakit selama ini, mianhae karena sudah membuatmu membuang air matamu, mianhae, mianhae, jeongmal mianhae", dia masih memelukku dengan sangat erat, tetapi aku tak membalas pelukannya, aku masih terlalu terkejut.

"Lepaskan aku! Lepaskan aku sebelum Gae Hwa melihat kita", ucapku lembut dan masih mengeluarkan air mata. Jangan lepas Drew! Aku nyaman, sangat nyaman.
"Aku sudah tak bersamanya".

<<FLASHBACK>>

-Siwon's POV-

Setelah makan di restaurant itu, entah mengapa aku mengatakan hal itu pada Gae Hwa, pikiranku hanya tertuju pada Taylor, Taylor Swift.

"Kita akhiri saja hubungan kita ini".
"Wae Oppa?", tanyanya terkejut.
"Aku... Aku sudah tak mencintaimu, aku mencintai yeoja lain, mianhae", ucapku sambil menundukkan kepalaku, apa yg sedang kau bicarakan Siwon?
"Arra Oppa", dia menunduk, kurasa menahan tangis, omo~ aku tak tega melihat yeoja menangis, apalagi karena perbuatanku.

Aku langsung memeluknya, "Mianhae Gae Hwa-ah".
"Arra, Oppa, berbahagialah dengan yeoja itu", dia melepas pelukanku, tersenyum padaku, dan pergi meninggalkanku.

<<FLASHBACK END>>

-Taylor's POV-

"Jeongmal saranghaeyo", ucapnya lagi. Aku juga Drew, aku juga sangat mencintaimu, sejak dulu, kau tau?

Dia melepaskan pelukanku, mendekatkan mukanya pada mukaku, kurasakan jantungku berhenti saat ini juga, omo~ apa yg akan dia lakukan?

CHU~

Dia...
Dia menciumku.
Menyentuh lembut bibirku.

Aku masih terbelalak karena terkejut, dia sudah menjauhkan mukanya dari mukaku, omo~ Dia pasti kini mendapati mukaku yg seperti Mr. Crab rebus.

Dan benar dugaanku.

"BWAHAHAHAHHAA, mukamu lucu sekali Tay-ah, BWAHHAHAHA".

Aiisshh, dia membuatku malu, "Oppaa", aku memukul dadanya pelan.

"Mwo? Kau memanggilku Oppa? Itu berarti k--"
"Nde, Oppa, saranghaeyo", aku langsung memeluk tubuh kekarnya itu, omo~ nyaman sekali, aku tak menyangka namja ini menjadi milikku sekarang, ani, selamanya.

"Gumawo, chagiya", dia membalas pelukanku.

-END-


Gimana readers? Jelek kan? *Readers: Iye Thor* Gaje kan? Bosenin kan? *Readers: Iye Thor* *Author sujud syukur sambil nangis darah*Loh??* Gumawo~ bagi yg udah baca, mianhae kalo jeleg banget, Author yg ini emang babo, hahaha.


2 comments:

  1. MENGAGUMKAN!!
    ga nyangka Mnkeyy bsa bikin sbagus ini ^¤^

    ReplyDelete
  2. Masa sih Piig?
    Emang ngerti maksud nya yaa?
    Kan ada istilah* asing nya :D

    ReplyDelete