May 09, 2012

ONDE ONDE IMUT –Ep05-


Author : Shin Rye Ra
Cast :
. Lee Hyuk Jae
. Lee Donghae
. Kim Na Na *Fiction*
. Chan Ah Na *Fiction*
Rate : AG
Genre : Romance enggak, humor enggak. -,- *Apa deh*

Annyeonghaseyo, author Ra datang membawa Onde-Onde Imut perbiji 45.000.- kekeke~ Sapa yg sudah menunggu OOI 5 ngaku? *Kriikkrik* Baiklah cekidot saja deh -,-

-Na Na’s POV-

“Aigoo~ Sepertinya aku lupa membawanya”, kata Eunhyuk sambil senyum gaje plus garuk-garuk kepala gak jelas.
“MWO??”, teriakku sambil melotot. Dia ini ceroboh sekali sih.
“Lalu aku bagaimana? Kau itu kapan pintarnya sih Kunyuk babo!”, lanjutku.
“Aigoo, arra arra, aku belikan dulu”, ia berjalan lunglai keluar, hihihi, seorang Lee Hyuk Jae ketahuan sedang membeli pakaian dalam wanita, bagaimana jadinya ya?

Ia sudah pergi. Aku kembali menuju tasku dan mencari pakaianku.

“Kyaa, kenapa pakaian yg ia bawa yg begini semua, ini kan terbuka sekali, aku tak mungkin mengenakan ini tanpa memakai bra, Kunyuk sialan!”, cibirku saat mendapati bajuku yg dibawakan oleh Eunhyuk adalah baju model terbuka semua.

Akhirnya, aku hanya mengenakan celana di atas lutut berwarna hijau muda dan entahlah, mungkin bagian atas aku tutupi handuk saja dan menunggunya.

Sudah 30 menit dan ia belum juga datang, malam ini sungguh dingin sekali. Aku merogoh-rogoh tas Eunhyuk mengambil satu kaosnya yg berwarna abu-abu polos berlengan panjang, aku pakai ini saja, pikirku. Aku memakainya dan aku mulai merebahkan diriku di kasur berukuran king size yg sejak tadi menggodaku itu.

-Hyuk Jae’s POV-

Tak ada mall di dekat hotelku, aku sampai pada sebuah mall setelah 20 menit menempuh perjalanan. Aku masuk dan segera mencari toko yg menjual benda-benda yg kubutuhkan, ah ani, yg dibutuhkan istriku. Aish, ini kali pertamanya aku masuk ke toko pakaian dalam wanita, kuharap tak ada yg menyadari identitasku. Aku mulai memilah-milah mana yg akan kubeli.

PUK!
Aku memukul jidatku sendiri.

“Babo! Aku kan tidak tau ukurannya”, kataku.

Aku segera mengambil ponselku dan menelponnya. Satu kali. Dua kali. Tiga kali. Aish, anak ini kemana sih. Ah, aku ambil sembarang saja. Aku mengambil beberapa bra dan celana dalam dan langsung membayarnya.

Ketika aku berjalan keluar mall, aku melirik salah satu toko asesoris, ada anting-anting lucu yg gantungannya adalah eiffel tower. Aku akan membelinya untuk istriku, pikirku. Setelah itu aku langsung kembali ke hotel.

CKLEK!
Aku membuka pintu hotelku.

“Na, mianhae lama”, kataku sambil menutup pintu.

Aku membalikkan badan dan mendapati seekor kebo tengah tertidur pulas di atas kasur, ah itu istriku rupanya. Aku menghampirinya, aku terkekeh mendapati ia memakai pakaianku yg terlihat kebesaran di tubuh mungilnya.

Aku mulai membelai pipinya, mengelus rambutnya, ia terbangun.

“Hyuk, kaukah itu?”, ia membuka matanya sedikit dan menggeliat pelan.
“Ne chagi~ya”, aku langsung mengecup bibirnya dan ia membalasnya.

Kali ini bukan sekedar kecupan, ciumanku beralih ke leher jenjangnya, ia tak menolak dan terus menggeliat pelan, dan…

>

-Na Na’s POV-

Cahaya matahari masuk ke dalam kamar hotelku melalui celah-celah tirai yg terbuka dan memaksaku untuk membuka mata. Aku teringat akan mimpiku semalam, aku.. dengan Hyuk.. aish sudahlah. Aku segera beranjak dari tempat tidur, sebelum itu terjadi aku menyadari sesuatu. Aku tak berbusana! Aku langsung menutupi lagi tubuhku dengan selimut, mukaku memucat. Jadi, yang semalam itu buk—

CKLEK!
Aku melihat Eunhyuk keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk untuk menutupi bagian bawahnya. Aku langsung memalingkan muka darinya, tak berani melihat tubuhnya yg, ehm, lumayan abs itu.

“Sudah bangun chagi~ya”, ia menghampiriku.

Kumohon jangan dekat-dekat Hyuk. Jebal T_T

“Stop. Berdiri disitu saja. Jangan mendekatiku lebih dekat lagi”, aku membuatnya berhenti berjalan dengan kebingungan.
“Waeyo?”, tanyanya bingung.
“Ka-karena kau seperti setan. Paliiyo pakai bajumu Hyuk”, aku mengibas-ibaskan tangan kiriku padanya karena tangan kananku aku gunakan untuk memegangi selimutku agar tidak melorot.
“Hahaha, kau sudah sadar tentang semalam. Gumawo chagi~ya. Aish, kau seksi sekali pagi ini”, ia menghampiriku, duduk di sisi kasur, dan mengecup dahiku. Aku memelototinya.
“Waeyo? Apa salah suamimu memberi morning kiss?”, lanjutnya.
“Hyuk, tolong keluarlah dulu. Aku ingin mandi”, aku berkata dengan wajah memelas.
“Ya! Kau pikir aku siapa? Aku kan suamimu”, protesnya.
“Aish, cepat keluar atau aku pulang”, aku mendorong-dorong tubuhnya dan akhirnya ia berjalan gontai keluar kamar.

^^^^^^^

Aku sudah mandi. Aku memakai tanktop berwarna merah cerah yg sedikit tidak menutupi bagian perut dan memakai celana jeans ketat berwarna biru muda. Aku keluar kamar mandi dan tidak mendapati adanya Eunhyuk disana. Kemana dia?

Nanana~Ah Na~ Calling

“Yeoboseyo?”
~”Eodiga?”~
“Paris, wae?”
~”Oh pantas saja aku mencari ke rumahmu dan Hyukppa kalian tak ada, bulan madu?”~
“Ne, Eomma yg menyuruhku. Ada apa Na?”
~”Aish, tak enak dibicarakan disini, aku malu”~, aku mendengar ia cekikikan sendiri dari seberang, ia ini kenapa sih? Sama gilanya dengan Hyuk.
~”Bye bye”~ TUUT TUUUT.

Nih anak maksudnya apa sih? -,-
Aku kembali meletakkan ponselku di meja sebelah tempat tidur. Aku duduk di depan cermin sambil mengusap-usap rambutku yg basah dengan handuk.

Aku menatap wajahku dipantulan cermin. Aku seorang yeoja biasa, tak memiliki kelebihan apapun, tapi kini aku istri seorang Lee Hyuk Jae, apa ini nyata? Seorang Lee Hyuk Jae juga bilang bahwa ia mencintaiku, apa itu juga nyata?

CKLEK!
Seseorang membuka pintu kamar hotelku, ia masuk, rupanya Eunhyuk. Kenapa sekarang saat aku melihatnya aku jadi merasa merinding sendiri sih?

“Yeobo~aaaaah”, katanya dengan nada manja dibuat-buat sambil memelukku dari belakang.
“Aish, jangan seperti itu Hyuk, kau itu sudah tua”, protesku sambil berusaha menghindar darinya. Tak hanya saat melihatnya aku merasa merinding, berada didekatnya saja aku juga merinding. Aigoo~

Tiba-tiba I-Phone Eunhyuk berbunyi, ada yg menelponnya.

“Wae?”, kata Eunhyuk pada seseorang di layar I-Phonenya, mungkin ia sedang melakukan video call.
Bagaimana malam pertama bulan madumu?”, kata seseorang di seberang sana, kurasa itu suara Kyuhyun Oppa.

Mendengar pertanyaannya dengan sigap aku langsung menjiwit pinggangnya dan merebut I-Phonenya.

“Tak ada yg terjadi, kami hanya tidur biasa malam ini”, ucapku cepat. Kulirik sebentar Eunhyuk sedang mengelus pinggangnya kesakitan, kekeke~ kayak monyet deh gayanya *PLAK*

Aish, sayang sekali, padahal aku sudah berpesan pada Eunhyuk Hyung untuk merekam semua kejadian yg kalian lakukan saat malam”, kata Kyu lagi.

MWO??
Sontak aku langsung menatap tajam ke arah Eunhyuk. Eunhyuk langsung berdiri dan merebut kembali I-Phonenya.

“Yak! Setan jahanam! Kau jangan macam-macam ya!”, teriak Eunhyuk sampe air liurnya muncrat ke layar I-Phonenya, yaiikkss, hahhaha.
Sudah kubilang ia tak mungkin melakukannya, istrinya saja buas”, suara itu seperti suara Yesung dan terdengar jauh, mungkin Kyu sedang bersama Yesung.

MWO??
Apa katanya? Aku buas katanya??

Kurasa Eunhyuk juga mendengar apa yg baru saja dibicarakan Yesung dan ia langsung menutup sambungan video callnya dan langsung menatapku. Aku membuang muka.

“Chagi~ya, kau marah?”, tanyanya memelas sambil mengelus pundakku.
“Aniya! Meskipun aku ganas kau tetap mencintaikukan?”, Omona?! Kamu ini ngomong apa sih Na??
“Hahaha, tentu saja Chagi~ya”, ia tertawa sambil mencubit pipiku gemas saat aku berbalik ke arahnya.

Mukaku merah padam, hidungku memanas, bulu kuduku berdiri, dan aku malu setengah hidup. Kenapa akhir-akhir ini aku jadi gak terkontrol gini sih? -,-

“Chagi~ya, makan yuk, aku lapar”, ia menggandeng tanganku.
“Chakkam”, aku menghentikan langkahnya yg akan segera melangkah (?)
“Wads terong?” *Maksudnya what’s wrong*-,- dasar Kunyuk*PLAK*
“Aku tak mungkin kan keluar dengan pakaian seperti ini?”, kataku sambil menunjuk ke arah perut dan pinggangku.
“Tak apa-apa, disini udaranya tak sedingin di Korea”, ia tersenyum sambil memeluk pinggangku yg tak tertutupi kain lalu menuntunku untuk keluar kamar.

DEG! DEG! DEG! DEG!
Sepanjang perjalanan ia memeluk pinggangku, jantungku tak bisa berhenti berdetak kencang. Ia benar-benar membunuhku.

Kami makan di café dekat hotel, cafénya terbuka, aku jadi bisa melihat pemandangan eiffel tower yg sangat menawan, mataku tak bisa lepas untuk menganguminya.

“Neomu yeppeo”, gumam Eunhyuk.
“Ne, eiffelnya memang cantik. Neomu johahae”, aku tersenyum sambil menatap eiffel.
“Bukan eiffelnya babo, tapi kau!”, dia menjendul kepalaku. Eh sialan nih Kunyuk!
“Ya! Kau ini tak romantis sama sekali ya, aish, beruntungnya Ah Na punya namjachingu yg sangat romantis”, kataku sambil mengusap-usap dahiku yg ia jendul tadi.
“Arra, arra, carilah suami yg romantis sana”, ia mengibas-ibaskan tangan padaku sambil mencibir.
“Jinjja?”, kataku bersemangat.

PLETAK!
Holy cow! Ia menjitakku.

“Aku tak akan pernah melepasmu”, ia menggenggam tanganku kuat-kuat, matanya menatapku dalam, dan..

“Kyaaaaa! Eunhyuk Oppaaaaaaa”, suara gaduh dan suara teriakan berasal dari kerumunan yeoja, mungkin SMA, yg sedang menatap suamiku seperti serigala yg baru saja melihat kancil dan siap untuk menerkamnya.

Sedetik kemudian aku kembali menatap kedepan, alias melihat suamiku, ia tidak ada. Ia.. ia.. aku mengedarkan pandangan dan mencarinya, Omona! Dia kabur dan ninggalin aku!! Baru sedetik yg lalu ia bilang gak akan melepasku, kyaaa, Kunyuk kampreet!

^^^^^^^

Aku sudah sampai kamar hotelku, dan Eunhyuk juga belum datang. Kemana dia? Pikirku. Ah aku tak peduli, mengingat kejadian tadi saat aku ditinggal olehnya, aish, sudahlah.

CKLEK!
Ada yg membuka pintu kamar hotelku, siapa lagi kalau bukan setan alas itu?

“Yeobo, kau tidur?”, tanyanya pelan, langkah kakinya terdengar mendekatiku. Aku tak berniat untuk menjawabnya.
“Yeobo~aah, ini kan masih pagi?”, ia memanggilku dengan nada manja, kali ini ia mengusap keningku, rambutku. Aku masih tak menghiraukannya.

Beberapa menit diam, mungkin ia tidur juga, pikirku.

^^^^^^^

Sudah beberapa minggu sejak honey moon kami, dan sejak kejadian itu, aku masih diam saja, ani, aku mendiaminya, mencuekinya.

“Yeobo, kau kenapa? Akhir-akhir ini kau diam padaku. Aku rindu kau cerewet padaku”, tanyanya saat kami berada di dorm SuJu.

Ya kami sedang berkunjung. Tapi, dorm sedang sepi. Wookppa dan Minppa sedang di SUKIRA, Haeppa sedang kencan dengan Ah Na, Teukppa sedang entahlah, aku lupa, Kyuppa dan Wonppa sedang liburan bersama Author ke Jeju *PLAK*, dan sisanya, entahlah, mungkin sedang menanam jagung di kebun kita *Gak nyambung*-,-*

“Kau pikir aku kenapa? Aku sedang kesal padamu Kunyuk!”, bentakku.
“Memangnya aku ngapain? Aku tak merasa melakukan sesuatu hal yg salah, aku juga tak selingkuh, yeobo”, ucapnya dengan nada blo’on tapi polos, atau sebaliknya -,-

Kyaa!
Ia tak merasa bersalah atas insiden ia meninggalkanku disiang bolong melompong dengan gigi ompong pake celana oblong-oblong *PLAK*Apa deh*-,-*

“Kau tak tau?”, tanyaku tanpa harapan. Dan ia menggeleng tanpa dosa. Pengen banget aku tonjok muka polos nih orang *PLAK*Di gantung Jewels*
“Kenapa kau meninggalkanku saat ELF memergoki kita waktu kita sedang di café waktu itu?”, tanyaku masih tanpa harapan.

Oh sungguh dia ini suamiku. Suamiku yg tampan, suamiku yg terkenal, suamiku yg pintar nyanyi dan dance, tapi juga suamiku yg tak romantis dan tak peka -,-

Kulirik namja disebelahku ini, ia terlihat berpikir, mengingat sesuatu. Sampai dia bilang dia lupa, aku gampar beneran ini namja *Na Na kabur dari Jewels*

“Ah, karena itu, ehm, mianhae. Setiap dalam keadaan seperti itu, aku memang selalu begitu, dan aku lupa kalau waktu itu ada kamu di depanku, yeobo”, ucapnya sambil tersenyum polos padaku yg jelas-jelas shock mendengar pernyataannya barusan.

Lupa kalau ada aku?? Jelas-jelas belum ada 1 menit kamu bilang gak akan lepasin aku!

“Ah”, hanya itu yg bisa kuucapkan dengan anggukan tanda mengerti.

CKLEK!

“Assalamu’alaikum”, *eh salah*
“Annyeonghaseyo”, kata seorang namja yg baru saja masuk, rupanya itu Haeppa dan Kyuppa. Tumben Haeppa gak sama Hyukppa, pikirku. Dan mana Ah Na?

“Eh, ada nyonya Lee. annyeooong~”, sapa Kyuhyun ramah.

Aku buang muka. Aku masih ingat kejadian video call waktu itu.

“Yak! Istrimu kenapa Hyuk?”, tanya Kyuhyun pada Eunhyuk sambil menunjukku dengan jari telunjuknya *yaiyelah*
“Ya! Aku ini Hyungmu. Istriku? Dia tak apa-apa, hanya sedang jatuh cinta padaku”, sontak aku langsung melotot ke arahnya saat mendengar jawabannya. Aku pencet hidungnya dengan gemas.

“Yaak! Appo~”, ia balik menjiwit pipiku, dan tanganku masih setia untuk memencet hidungnya.

Dasar pasangan yg aneh, kapan mereka bakal akur, pikir Hae dan Kyu seraya meninggalkan Na Na dan Eunhyuk.

“Kau kenapa selalu menyebalkan sih Kunyuk jeleek!”, kataku sambil terus memencet hidungnya gemas, tangan satunya kini kugunakan untuk menjambak rambutnya.
“Yak! Berhenti panggil aku Kunyuk, yeoja aneh”, dan kedua tangannya juga masih setia bertengger di pipiku. Appo~ -,-

Tiba-tiba hapeku bergetar, ada yg menelponku. Kami langsung menghentikan kegiatan kami itu.

“Yeoboseyo?”, kataku setelah aku mengangkat telepon.
Eonnie, hiks..”, jawab seseorang dari seberang sesenggukan.
“Ra? Waeyo?”
Aku di Belgia”, terus kalo di Belgia napa kamu nangis? Dasar cengeng *PLAK*
“Lalu?”
Appa.. Appa sekarat, penyakit jantungnya kumat, hikss.. Cepat kemari Eonnie

PRAK!!
Ponselku terjatuh dari tanganku. Air mataku juga ikut terjatuh, kali ini dari mataku bukan dari tanganku. Eunhyuk yg melihatku seperti itu langsung memegang kedua pundakku dan menarikku untuk menghadapnya, raut wajahnya terlihat sangat khawatir.

“Na, waeyo? Jangan nangis”, ucapnya seraya menghapus air mataku *Author iri*-,-*
“A.. Appa.. App”, aku bahkan tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.
“Appa kenapa?”, ia mengguncang pundakku.
“Appa sekarat, jantungnya kumat, ia kini di Belgi—“, tiba-tiba gelap.

-Eunhyuk’s POV-

“Appa kenapa?”, aku mengguncang tubuhnya. Kenapa ia menangis sampai seperti ini. Jangan buat aku khawatir Na!
“Appa sekarat, jantungnya kumat, ia kini di Belgi—“, tanpa menyelesaikan kata-katanya, matanya langsung terpejam, ia tidur *PLAK*Itu pingsan babo*
“Na, Na Na bangun!”, aku mengguncang tubuhnya, ta ada reaksi.

Aku menidurkannya di sofa dan menuju tempat Hae dan Kyu berada yg sedang asyik bermain starcraft.

“Hae! Kyu! Bantu aku, jebaal”, aku menarik-narik baju mereka, air mataku menetes. Aku sangat mengkhawatirkan Na Na, tak biasanya ia selemah ini. Na Na yg aku tau, ia selalu kuat.
“Waeyo Hyung?”, kata Kyu masih belum beranjak dari tempatnya, Hae juga begitu.
“BANTU AKU BAWA NA NA KE RUMAH SAKIT BABO!!”, aku berteriak pada mereka, tangisku juga semakin pecah, mereka terkejut dan menatapku.
“Na-Na Na pingsan, jebaal”, aku terduduk lemah. Aish, aku memang cengeng.

^^^^^^^

Kami bertiga –Aku, Hae, dan Kyu- sedang menunggu dengan khawatir di depan ruangan dokter yg sedang memeriksa istriku, tentu saja aku yg paling khawatir.

“Oppa, bagaimana Na Na?”, sebuah suara membangunkan lamunanku. Itu yeojachingu Hae.
“Kami belum tau, dia di dalam”, kata Hae lemah, aku semakin lemah.

Ah Na ikut duduk di sebelah Hae, kami semua menunduk, menunduk berdo’a. Tapi, Kyu menunduk memainkan PSPnya *PLAK*

Na mianhae, mianhae sudah membuatmu sakit hati, mianhae sudah membuatmu seperti ini, are you listening to me? Saranghaeyo, Lee Na Na.

“Keluarga saudari Na Na?”, kata seorang dokter yg baru saja keluar dari ruangan.
“Saya majikannya”, kata Kyu setelah tiba-tiba berdiri.

PLETAK!!
Aku menjitaknya sangat keras, masih sempat saja dia bercanda -,-

“Saya suaminya”, ucapku tegas, sambil mewek dikit, kekeke~ *PLAK*
“Saudari Na Na baik-baik saja, tapi kandungannya agak sedikit ada masalah tadi, tapi sekarang sudah tak masalah, siapa dulu dong dokternya” *Kya dokter narsis >,

MWO??
Kami semua, kami berempat, melotot ke arah dokter itu.

“Kandungan?”, kataku tak percaya.
“Ne, apa anda tidak mengetahuinya? Aish, suami macam apa anda ini”, kata dokter itu sambil geleng-geleng ajeb-ajeb.

Jedheerr!
Ini dokter lulusan mana sih? Udah narsis, sialan pula.

“Berapa usia kandungannya dok?”, tanya Ah Na tiba-tiba.
“3 minggu”, kata dokter itu kemudian mempersilahkan kami masuk.

Aku masuk duluan, kulihat Na Na tersenyum padaku saat melihatku, aish, bahagianya.

“Yeobo~ah?”, panggilku.
“Ne Kunyuk~ah?”, jawabnya dengan masih tetap tersenyum. Aku menjitaknya pelan.
“Jangan panggil aku Kunyuk babo!”, kataku. Aku sempat melirik ke belakang, mereka geleng-geleng sambil berdecak tak jelas.
“Na, apa akhir-akhir ini kau tak merasa pusing atau mual atau apa?”, tanyaku.

Aku penasaran. Selama ini ia tak pernah mengeluh mual atau pusing. Itu sebabnya aku tak tau ia hamil. Uh, mengingat bahwa kini ia hamil bahagianya aku. Yuhuu ~(^.^)~

“Aniyo, aku biasa saja. Wae?”, tanyanya heran.

Aku, Ah Na, Hae, dan Kyu sedikit terkejut mendengarnya. Sungguh istriku ini wanita perkasa, ia bahkan tak sadar bahwa ia sedang mambawa seekor nyawa, Eunhyuk Jr.

“Kau hamil chagi~ya, kau memberiku Eunhyuk Jr., kau memberi Eomma seorang cucu”, aku mengecup puncak kepalanya dan mengelus lembut rambutnya.
“MWO?? Bagaimana bisa? Kita hanya melakukannya sekali!”, ia sedikit terkejut.
“Yang penting kan melakukan, hahaha”, kata Kyu dengan tawa evilnya.

Tiba-tiba sebuah sandal melayang tepat di kepala Kyuhyun. Tentu saja Na Na yg melemparkannya yg entah dari mana ia dapatkan sandal itu. Kini ganti Hae dan Ah Na yg tertawa, tertawa menertawai Kyuhyun yg kesakitan sambil mengelus kepalanya.

“Kau tak senang?”, ucapku sambil memanyunkan bibir. Ia terlihat tak senang memiliki anak.
“Aigoo, kau jelek sekali nae namphyeon. Tentu saja aku senang. Semoga wajah anakku kelak takkan seperti Appanya”, ucapnya cekikikan kuntilanak sambil mengelus perutnya.
“Ya! Harapan macam apa itu!”, aku mencubit pipinya gemas, ia tak pernah sekalipun memujiku, aigoo.
“Chukkae Na, Eomma dan Appamu pasti bahagia mendengarnya”, kata Ah Na tiba-tiba sambil memeluk Na Na.
“Gum—Appa? Appa?? Hyuk, Appa sedang sekarat Hyuk”, raut wajahnya mulai berubah, ia kembali menangis sambil mengoyak-oyak bajuku.

^^^^^^^

Aku dan Na Na sedang di bandara sekarang, menuju Belgia. Setelah Na Na menangis tadi aku langsung memohon pada dokter untuk membiarkannya pulang.

“Oppa, jaga Ah Na~ku ya”, kata Na Na pada Hae.
“Yak! Kau bahkan tak pernah memanggilku Oppa”, protesku. Yang lain tertawa dan ia hanya mengacuhkanku.
“Dan kau Ah Na, kau masih berhutang padaku, kau belum memberitahuku sesuatu saat kau menelponku sewaktu aku di Paris”, cerocosnya. Aigoo, dia cerewet sekali -,-
“Ne, Eomma. Kau cerewet sekali”, kata Ah Na sambil berdecak pelan.

Setelah perpisahan, kami langsung menuju pesawat kami. Aku sengaja tak pamit pada Soo Man. Aku khawatir aku tak dibolehkan pergi, jadi lebih baik kabur saja, kekeke~ *PLAK*

Setelah cukup lama perjalanan kami, akhirnya kami sampai di Belgia. Kami langsung menuju rumah sakit yg ditunjukkan Eomma.

-Na Na’s POV-

Aku berlari di koridor rumah sakit. Hatiku tak menentu, aku khawatir aku tak sempat melihatnya untuk yg terakhir kalinya. Aku terus menangis, Hyuk sudah berkali-kali menenangkanku tapi aku tak bisa.

“Eomma, Appa mana?”, tanyaku pada Eomma yg terduduk lemah di salah satu bangku.
“Di dalam”, ia menunjuk ruangan tepat dibelakangnya.

Tanpa pikir panjang aku langsung memasuki ruangan itu, Hyuk mengekoriku. Yoon Ra melihatku masuk, ia tersenyum padaku dan meninggalkan ruangan.

“Na Na”, panggil seorang lelaki tua yg terdengar sangat lemah, Appaku.
“Appaaa”, aku langsung menghampirinya dan memeluknya. Menangis di dadanya.
“Appa kenapa?”, tanyaku saat aku kembali bangun.
“Appa tak apa-apa”, senyumnya yg sedikit ia paksa dapat membuatku mengambil kesimpulan bahwa ia apa-apa (?)
“Appa, aku hamil. Appa punya cucu. Appa bahagia kan?”, tanyaku sambil terus menangis sambil menggenggam tangannya.
“Mana suamimu?”

-Eunhyuk’s POV-

Aku melangkah mendekati Appa. Na Na mundur dan duduk di sofa. Aku kini duduk tepat di sebelah Appa.

“Appa, gwaenchanna?”, tanyaku sambil menggenggam tangannya.
“Aish, aku tak percaya kini Na Na~ku sudah memiliki suami. Bahkan ia juga memberiku cucu. Aku sangat bahagia sekali”, ucapnya sambil mengelus kepalaku dan tersenyum.
“Maksud Appa apa?”, tanyaku tak mengerti.
“Appa titip Na Na padamu, ah ani, Appa serahkan Na Na padamu. Jaga dia baik-baik”, ucapnya lemah, seperti berbisik.

Aku memanggil Na Na untuk berada di dekatku, firasatku tak enak. Setelah Na Na berdiri tepat di sampingku, Appa menggenggam tanganku dan Na Na.

“Appa sayang kalian. Hyuk Jae, Appa serahkan Na Na padamu, dan kau Na Na, jadilah istri yg baik untuk suamimu, kau bukan anak kecil lagi”, aku mengangguk pasti, Na Na kembali menangis.

Aku janji, aku pasti akan selalu menjaga istriku ini. Whatever happens.

Tiba-tiba genggaman tangan Appa melemah dan sekarang terlepas. Appa memejamkan mata. Aku memanggil-manggil Appa dan Na Na mengguncang tubuh Appa tak percaya. Firasatku benar, Appa meninggalkan kami semua. Aku merasakan ada cairan membasahi pipiku, aku menangis.

Eomma dan Yoon Ra masuk setelah mendengar teriakan histeris dari Na Na, mereka berdua pun menangis sepertiku dan Na Na. Author juga nangis sampe ingusnya kemana-mana *PLAK*

^^^^^^^

Appa dimakamkan dan disolatkan di Belgia.

*PLAK*Mianhae reader, saat ini Author benar-benar kumat, mianhae kalo banyak gaje-gajenya*-,-*

Aku dan Na Na sudah kembali ke Korea 3 hari yg lalu. Dan rumah tangga kami? Kembali seperti biasa.

“Yaa! Kunyuuuuk, dimana nasi pecel (?) yg berada di atas meja makan??”, teriak Na Na dari dapur. Tuh kan bener aku bilang, rumah tangga kami sudah kembali seperti biasa -,-
“Ini sedang kumakan. Tinggal suap terakhir, kau mau?”, tanyaku sambil asyik menonton siaran TV yg sedang menayangkan aku dan ketampananku yg sedang asyik dance di sebuah acara *PLAK*

“MWO?? DASAR KUNYUK BABOO!! ITU MAKANANKU!!”, teriaknya seraya menghampiriku dengan tatapan seperti akan membunuhku. Oh istriku yg lembut ~,~
“Kau kan bisa beli lagi, Na. ini tinggal suap terakhir, a-aaa”, ucapku sambil menyodorkan suap terakhir itu pada Na Na yg semakin manyun.
“Shireo! Belikan aku yg baru”, perintahnya sambil duduk di sebelahku dan melipat kedua tangannya di dadanya.
“Aku lelah Na, aku kan baru pulang”, aku menghela napas panjang.
“Aah, aduuh, peruutku”, ia memegangi perutnya kesakitan.
“Na, gwaenchanna?”, Tuhaan, jangan sampai ia dan bayinya kenapa-napa T_T
“Kau tega membiarkan Eunhyuk Jr. tak makan? Kyaa, sakit”, katanya sambil meronta kesakitan.

-Na Na’s POV-

“Arra, kubelikan sekarang. Jangan kemana-mana, jangan bergerak, pokoknya jangan beranjak dan jangan kemanapun, aku akan segera kembali”, ucapnya terdengar khawatir.

Ia sudah pergi. Aku tak meronta lagi karena memang sebenarnya perutku tak kenapa-napa, aku hanya menggodanya. Dan bodohnya ia tak terkecoh. Aish, suamiku polos sekali ~^,^~
Sambil menunggu Hyuk kembali, aku berniat menonton TV saja.

“Kyaaa, kenapa wajah ini lagi. Aigoo, apa mereka tak bosan-bosan”, cibirku ketika melihat wajah suamiku di layar TV.

Tanpa pikir panjang aku langsung mengganti channelnya dan berhenti pada channel yg menayangkan film Sponge Bob Square Pants.

“Nah ini menghibur”

Cklek!
Ada yg membuka pintu rumahku, rupanya itu Eunhyuk terlihat tergesa-gesa dan berkeringat. Aigoo, aku suka namja yg berkeringat, terlihat seksi *PLAK*

“Yeobo, yang tadi seperti punyamu tak ada, jadi aku belikan nasi tempe penyet” *PLAK*
“Shireo! Aku mau yg tadi”, aku membuang muka darinya.

Ia diam, berpikir, entah berpikir apa. Lalu dia beranjak ke dapur tanpa berkata apapun. Apa dia marah ya? Beberapa detik kemudian ia kembali sambil membawa piring yg berisi makanan tadi di tangannya.

“Chagi~ya, walau kau tak mau, tapi aku mau kau makan. Aku akan menyuapimu dan kau harus mau. Aku tak mau kau sakit dan ini juga demi Eunhyuk Jr”, ucapnya sambil duduk di sebelahku.

Namja ini…
Kenapa hatiku jadi dagdigdug begini *_*

“Sini a-aa amm”, suapan pertama yg ia suapkan padaku. Aku yakin mukaku sekarang merah padam seperti sandal jepit *sarap*

“Nah itu baru istriku”, ucapnya sambil tersenyum ke arahku. Senyum yg sangat manis.

Deg! Deg!
Aigoo, aigoo. Tarik napaas, buang napaas. Tarik lagii, dan buaang. Hhhhh.

“Aigoo, kau sok manis sekali Hyuk”, kataku untuk menghilangkan rasa gugup.
“Tapi kau tetap mencintaiku kan?”, tanyanya dengan tatapan menggoda dan aku menggeleng. Ia kembali menyuapiku.
“Kalau begitu aku akan selalu berusaha untuk membuatmu mencintaiku”, katanya lembut sambil mengacak poniku.

Aigoo, malunya aku *_*
Kini aku bahkan tak berani menatap matanya. Aku hanya menunduk malu.

Ia terus menyuapiku dan aku tak mengucapkan sepatah katapun. Aku masih malu, karena aku tak biasa ia perlakukan selembut tadi. Ia tadi, ehm, agak romantis. Apa gombal ya?

“Chagi~ya, kau mau anak laki-laki atau anak perempuan?”, tanyanya setelah selesai menyuapiku.
“Perempuan. Supaya aku bisa mengajaknya bermain barbie”, ucapku sambil terus menatap ke arah layar TV.
“Aku ingin anak laki-laki agar aku bisa mengajarinya bermain bola dan dance”, katanya menerawang.
“Ya! Jangan kau racuni anakku dengan gerakan-gerakan monyetmu”

Pletak!!
Dia menjitakku. Oh suamiku baik sekali selalu rajin memberiku jitakan.

“Ya! Kau harus bangga memiliki suami sepertiku”, ucapnya kesal. Keke~ ia lucu sekali kalau sedang kesal seperti ini.
“Sudah kubilang kau terlalu jelek untukku Hyuk”, ucapku santai.

Ia menggembungkan mulutnya lalu pergi meninggalkanku ke kamar. Eh dia marah? Aku membiarkannya, aku melanjutkan acara nonton TVku.

Aku menonton TV sampai pukul 11 malam karena liat Opera Van Java *plak* dan aku tertidur di sofa. Aku kembali bangun pukul 3 pagi dan berjalan menuju kamar.

“Hyuuk”, aku mengguncang-guncang tubuhnya berniat membangunkannya.
“Ne?”, ucapnya sambil masih tetap memejamkan mata dengan suara parau.
“Aku ingin susu coklat”, kataku sambil terus menggoyang tubuhnya.
“Ne”

Kutunggu beberapa detik rupanya ia tak segera beranjak. Aish, dasar kebo! -,-

“Aduh, aduuh Hyuk, perutkuu, sakiit sekali”, aku memegangi perutku yg tak kesakitan sama sekali.

Matanya langsung terbuka. Yes berhasil!

“Gwaenchannayo?”, tanyanya khawatir sambil memegang perutku.

Deg! Deg! Deg!
Jantungku yg tak baik-baik saja Hyuk kalau kau terus menyentuhku!

“Aku ingin susu coklat”, rengekku.
“Arasto aku belikan, jam berapa sekarang, MWO?? Jam tiga pagi??”, matanya membelalak lebar setelah melihat jam yg memang menunjukkan pukul 3 lebih.
“Jebaal, demi anakmu”, aku kembali merengek. Hihihi.
“Arasto, kau tunggu ya”, ucapnya lemah sambil beranjak dari tempat tidur.

Ia berjalan gontai mengambil jaketnya dan segera pergi. Aku mendengar suara mobilnya yg ia keluarkan dari garasi. Hehe, mianhae Hyuk, jarang-jarang aku bisa begini padamu. Entah mengapa dan entah sejak kapan aku sangat menyukai ketika Eunhyuk begitu memperhatikanku dan memanjakanku.

-Eunhyuk’s POV-

Aigoo, dingin sekali padahal aku udah pake mantel 7 lapis *lebeh*. Mana ada susu coklat di pagi buta begini. Setelah mencari selama 10 menit aku menemukan supermarket yg buka 24 jam. Tanpa pikir panjang aku langsung memarkirkan mobilku dan masuk.

Setelah aku masuk, suasananya sedikit menyeramkan. Lampu remang-remang, tak ada siapapun disini kecuali penjaga kasir yg aku lihat terus menunduk sejak tadi. Wajahnya tak seberapa terlihat karena tertutup topi. Hiiy bulu kudukku merinding.

Aku langsung mengambil beberapa kotak susu coklat dan langsung menuju kasir, mendekati seseorang di kasir membuat bulu kudukku semakin keriting (?)

“Ah-ahjusshi”, panggilku, tak ada respon.
“Ahjusshi”, aku sedikit mengguncang tubuhnya dan ia menggeliat sambil mengeluarkan suara aneh, aku semakin ketakutan. Kini ia menatapku, menatap mataku.
“Ah, mianhae, aku tertidur”, jedheerr! Gua lebay, hahaha *plak*

Setelah membayar aku langsung menuju rumah. Aku segera memarkirkan mobilku dan masuk ke dalam rumah. Aku masih sangat ngantuk sekali. Aku membuka pintu kamarku.

“Na, ini susunya”, kataku pada Na Na yg terbaring di kasur, ia tak meresponku.
“Na”, aku mengguncang tubuhnya tapi ia hanya menggeliat pelan.

Aish, dasar yeoja aneh! Aku dikerjai!
Aku di luar kedinginan sampe kesetanan, ia malah enak-enakan ngorok di rumah.

Akhirnya tanpa melepas mantelku aku langsung membaringkan tubuhku di plastik, bahkan kantong yg berisi beberapa susu yg aku beli barusan masih ada di tanganku.

-Na Na’s POV-

Aku membuka mata sambil mengerjap-ngerjapkan mataku yg masih belum terbiasa dengan cahaya matahari yg masuk ke kamarku melalui celah-celah tirai yg sedikit terbuka itu. Aku terduduk di tempat tidur, mataku kini tertuju pada Eunhyuk yg masih tertidur.

“Aigoo, kenapa ia pakai mantel?”, aku mulai mendekatinya. Mengelus rambutnya.

Aku menyentuh puncak kepalanya, lalu turun ke mata, ke hidung, pipi, bibir, dan dagunya. Mengamati setiap liku wajahnya. Polos sekali kau saat tidur suamiku, kataku dalam hati.

“Aku tau aku tampan”, sontak aku langsung menarik tanganku setelah mendengar suara itu dan mendapati Eunhyuk sudah membuka matanya sambil tertawa cekikikan.

“Ya! Sejak kapan kau bangun?”, tanyaku kesal. Aku tak kesal, tapi aku sangat, sangat malu.
“Aku tak pernah tidur sejak aku mencintaimu” *eunhyuk gombaaal >,

Buk!
Aku memukul kepalanya dengan bantalku, tapi ia hanya tertawa tak jelas.

“Kau kenapa pakai mantel saat tidur?”, tanyaku sambil menunjuk pakaiannya.
“Semalam kau menyuruhku membeli susu coklat”, jawabnya jutek.

Omo~ Benarkah? Berarti dia..

“Mana susu coklatku?”, tanyaku.

Lalu dia menyodorkan sekantong susu coklat yg menurutku cukup banyak. Aku mengambilnya satu dan membukanya, lalu menyodorkan pada Eunhyuk.

“Minumlah”, tawarku. Ia menggeleng.
“Ya! Hari ini kau kerja kan? Minumlah dulu, lalu aku buatkan sarapan”, perintahku.
“Morning kiss dulu”, ucapnya sambil memonyongkan bibirnya seperti cumi-cumi dan menunjuknya.
“Shireo!”
“Yasudah aku tidur lagi saja”, ucapnya sambil kembali tidur dan memejamkan matanya.

Aku tak punya pilihan lain. Aku mendekatkan mukaku padanya, kyaa! Malunya aku >,

Deg! Deg! Deg!
CHU~~
Aku mencium bibirnya sekilas dan ia langsung membuka matanya lebar-lebar dan tersenyum lebar-lebar juga.

“Gumawo chagi~ya”, ia mencium pipi kiriku sekilas. Kurasakan mukaku sekarang sudah seperti saus tomat.
“Minumlah. Kubuatkan sarapan dulu”, aku menyodorkan susu padanya dan langsung beranjak pergi sebelum mukaku benar-benar hangus.

Sebenarnya aku tak bisa masak, masakan Indonesia saja aku tak bisa masak, apalagi masakan yg menurutku masih asing seperti ini. Akhirnya aku hanya memasakkan telur mata sapi setengah matang, aku tak suka terlalu matang.

“Hyuuk, makanan sudah siap”, panggilku. Dan dalam beberapa detik ia sudah keluar.
“Makan telur?”, tanyanya sedikit mengernyitkan alisnya.
“Ne, proteinnya tinggi. Kau harus mau”, perintahku. Aku tak mau kalau aku harus bilang aku tak bisa memasak.

Ia langsung duduk dan menyantap telur itu. Aku tak makan, hanya melihatnya makan yg seperti anak kecil itu.

“Ya! Makannya pelan-pelan. Lihat tuh, makanannya jadi ada di setiap sudut mukamu”, kataku sambil menunjuk wajahnya.

^^^^^^^

Yeoboseyo?
“Na, apa kau sibuk? Aku kesepian”
Ah ani, aku tak sibuk. Kita ke Blue Café yuk
“Ne. aku kesana sekarang”, KLIK.

Di rumah memang aku tak ada kerjaan setelah membereskan seisi rumah. Dan Eunhyuk sedang bekerja, jadi aku sangat-sangat kesepian. Aku menuju café yg disebut Ah Na dengan taksi, aku tak punya kendaraan sendiri lagipula aku tak bisa menyetir.

Aku sampai di café itu, Ah Na sudah disana rupanya. Sedang duduk sendiri di tempat duduk café paling ujung.

“Na, bogoshippeoyo”, ucapku sambil memeluknya setelah aku menghampirinya.
“Itu karena kau terlalu sibuk dengan rumah tanggamu”, ucapnya.
“Ah mianhae, di rumah aku harus merawat bayi besar yg sangat merepotkan”, ucapku sambil mengeluh.
“Nuguya?”, tanyanya heran.
“Siapa lagi kalau bukan Eunhyuk”, ucapku dan ia langsung tertawa lepas.

“Na, apa yg mau kau bicarakan ketika aku di Paris”, tanyaku setelah aku memesan strawberry shortcake dan Ah Na memesan vanilla latte.
“Ah, kau masih ingat saja”, jawabnya dan wajahnya mulai memerah. Memang apa yg mau ia bicarakan?
“Palliyo, katakan”
“Aku dan Hae akan segera menyusulmu dan Eunhyuk Oppa”, jawabnya sambil tersipu malu.
“Maksudnya?”, tanyaku bingung. Memangnya aku mau kemana?
“Aku dan Hae akan segera menikah”, ucapnya riang.
“Kyaaaaa chukkae! Chukkae! Chukkae!”, teriakku histeris sambil langsung memeluk Ah Na. seisi café memperhatikanku dan Ah Na, aku tak peduli. Aku bahagia sahabatku ini bahagia.
“Kapan acara pernikahannya?”, tanyaku setelah aku kembali pada posisiku.
“Bulan depan dan kau dan Eunhyuk Oppa harus datang”, perintahnya dengan nada mengancam.

“Arasto, arasto. Bagaimana ia melamarmu?”

-Author’s POV-

“Hyuk, anakmu ingin mie ayam *plak*”, kata Na Na tengah malam.
“Nuguya?”, tanya Eunhyuk sambil masih tetap memejamkan matanya.
“Ya! Kau sudah lupa sekarang aku hamil. Palliyo belikan!”, bentak Na Na sambil menjitak kepala suaminya itu.

“MWO?? INI TENGAH MALAM NA NA!! YANG ADA KUNTILANAK YG JUALAN!!”

-TBC-

Selesaaaai part ini. Eotthe? Eotthe? Mianhae ya kalo tambah gaje, soalnya Author lagi gila *tiap saat gila* Mianhae juga buat yg udah nunggu lama buat part ini. Oya, untuk part selanjutnya Author pengen buat Donghae-Ah Na side story oneshoot, gimana readers? Mohon commentnya ya setuju enggaknya. Kalo banyak yg setuju nanti Author buatin, kalo enggak ya Author lanjutin ceritanya Eunhyuk sama Na Na aja, hehehe. Gumawo gumawo *bow with Henry and Kyu*

No comments:

Post a Comment