August 11, 2012

ONDE ONDE IMUT –Ep07-



Author : Shin Rye Ra
Cast :
. Lee Hyuk Jae
. Lee Na Na
Rate : AG
Genre : Serba ada -,-

Para readers dah pada protes nunggu part 7 ini, hahaha ~ Mianhae, author banyak kerjaan sama member Super Junior, wahaha ~
Dari pada banyak cupacups, yuk capcuss ~

I don’t know who you are, but…

-Author’s POV-

“Mwo?? Anakku??”, teriak Nana. Ahna mengangguk khawatir.
“Dengan siapa??”
“Eunhyuk oppa, Na. Dia suamimu, dan dia sangat mencintaimu. Kumohon percayalah padanya”, Ahna menggenggam pundak Nana.

Yeoboseyo
“Hyuk, cepatlah kerumahku!”. Donghae menelpon Eunhyuk dari kamarnya agar Nana tak mendengarnya.
Wae?
“Palliyo!”, klik. Donghae memutus sambungan teleponnya.

“Na, jangan bohongi aku, jebaal”, Nana yg masih tak percaya sedari tadi sudah menjatuhkan air matanya. Eun Ra sudah di bawa kembali ke kamarnya, takut kalo dibanting sama Nana *eh
“Aku tak membohongimu. Dulu…”, Ahna menceritakan semuanya mulai dari Super Junior yg mengadakan show di Indonesia hingga Nana dikabarkan tengah berbadan dua.

-Nana’s POV-

Ini tak mungkin. Ahna bohong. Aku belum menikah. AKU BELUM MENIKAH!!!

Aku pergi dari rumah Ahna, tak peduli ia terus memanggil-manggil namaku. Aku berlari, terus berlari, dan hanya berlari tanpa ada tujuan. Aku terduduk di sebuah halte, sendirian.

Aku menangis sejadi-jadinya disini. Di tempat yg sepi ini. Hanya angin dan bangku ini saja yg menjadi saksi kesedihanku. Aku sangat terpukul dengan semua yg menimpaku.

“Kau bukan suamiku, dan dia bukan anakku”, kataku lirih entah pada siapa, namun bayangan Eunhyuk muncul dalam pikiranku.

-Author’s POV-

“Nana eodiseo?”, tanya Eunhyuk sambil terengah-engah ketika berada di dalam rumah Ahna.
“Ia pergi oppa, mianhae”, Ahna hanya bisa menunduk.
“Aish, jinjja. Anak itu!”, tanpa babibu Eunhyuk langsung pergi meninggalkan Ahna dan masuk ke mobilnya untuk mencari Nana.

Hari sudah gelap dan Eunhyuk masih belum berhasil menemukan Nana. Nana sebenarnya ingin pulang, tapi ia meninggalkan tasnya di rumah Ahna dan ia tak tau jalan pulang. Ia tetap terduduk di halte yg sudah tak terpakai itu, jadi wajar kalo tak ada orang yg lewat situ, apalagi bus.

Rintik hujan mulai membahasi kepala Nana. Air matapun kembali terjatuh seiring jatuhnya air hujan yg juga mulai membasahi pipinya. Ia sadar saat ini ia sendiri, dan ia takut.

“Nana?”

Samar-samar ia mendengar ada suara yg memanggilnya, ia mendongakkan kepala sambil berusaha berdiri, namun terasa seperti tubuhnya sendiri tak mampu menopang tubuhnya dan ia bisa saja terjatuh kalau saja seseorang yg memanggilnya tadi tak segera menahannya.

“Lee Hyuk Jae, kaukah itu?”, tanya Nana dalam samar-samar penglihatannya.

You’re standing on the bridge
I’m waiting in the dark
I thought that you’d be here, by now
There’s nothing but the rain
No footsteps on the ground
I’m listening but there’s no sound
Isn’t anyone tryna find me?
Won’t somebody come take me home?
It’s the damn cold night, tryna figure out this life
Won’t you take me by the hand take me somewhere new?
I don’t know who tou are, but I.. I’m with you
I’m looking for place, I’m searching for a face
Is anybody here I know?
Cause nothing’s going right and everything’s in mess
And no one likes to be alone
Isn’t anyone tryna find me?
Won’t somebody come take me home?
It’s the damn cold night, tryna figure out this life
Won’t you take me by the hand take me somewhere new?
I don’t know who tou are, but I.. I’m with you

-Eunhyuk’s POV-

Aku hampir pasrah kemana lagi harus mencari Nana, hingga aku mendapati seorang yeoja tak asing bagiku tengah menundukkan kepalanya di bawah halte yg sudah tak terpakai itu. Iya itu dia!

“Nana?”, ia mendongak dan, oh syukurlah Tuhan, itu Nanaku.

Tap!
Aku segera menangkapnya saat ia hampir terjatuh.

“Lee Hyuk Jae, kaukah itu?”, astaga Tuhan, ia pucat sekali.

Tanpa menghiraukan pertanyaannya aku langsung menggiringnya ke mobil. Aku menyelimutinya dengan handuk yg ada di mobil ini, untung aku selalu berjaga-jaga membawa handuk dalam mobil.

Tubuhnya bergetar, ia menggigil. Hingga sampai di rumah pun ia masih menggigil. Tanpa babibu aku melepas seluruh pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian kering yg bisa menghangatkan tubuhnya.

Sekarang kami duduk di sofa, di depan tv. Aku sedang menonton tv sambil memeluk tubuh istriku yg masih menggigil. Kurasa ia sudah tidur.

-Author’s POV-

Lalalalala lalalala I like your smile, I like your vibe, I like your style, but that’s not why I love you. And I, I like the way you’re such a star, but that’s not why I love you. Hey, do you feel, do you feel me, do you feel what I feel too? Do you need, do you need me, do you need me? You’re so beautiful, but—

“Hyuk, suaramu jelek. Kau berisik sekali”, glek!
“Yeobo~ah, kau belum tidur?”, tanya Eunhyuk sambil garuk-garuk kepala karna kutu di rambutnya mulai berpesta *eh
“Berhenti memanggilku seperti itu, Hyuk”, suaranya pelan namun terdengar jutek.
“Panggil aku oppa”, paksa Eunhyuk namun dengan nada lembut. Ia tau bahwa memang seperti itulah sifat asli Nana, dan dia menikmatinya.
“Hyuk”
“Oppa”
“Hyuk”
“Oppa”
“Babo”
“Yak! Kenapa kau memanggilku seperti itu?!”, kata Eunhyuk sambil memencet hidung Nana. Nana yg sedari tadi menyandarkan kepalanya di pundak Eunhyuk langsung bangkit.

“Babo, bweee”, Nana menjulurkan lidah lalu kembali menyandarkan kepalanya ke pundak Eunhyuk dan Eunhyuk hanya mengacak pelan rambut istrinya yg bertingkah seperti anak kecil itu.

Tak ada alasan pasti kenapa Nana kembali menyandarkan kepalanya di pundak Eunhyuk, hanya saja, ia merasa nyaman dan ingin terus seperti itu. Ya, hanya itu saja.

>

Pluk!
Seekor anak kucing mendarat tepat di muka Eunhyuk yg masih terlelap dalam mimpi indahnya bersama author, kkk~

“Kyaaaaaaaaa, Nanaaa, ada makhluk aneh di mukakuu”,Eunhyuk berteriak membuat anak kucing itu berlari ketakutan ke arah Nana yg baru saja keluar dari kamar mandi.

“Kenapa ada kucing di rumah kita?!”, teriak Eunhyuk geregetan.
“Tak bisakah kau melihat betapa lucunya makhluk ini? Aku menemukannya sedang bermain di kebun belakang”, kata Nana sambil menggendong anak kucing itu dan menghampiri Eunhyuk yg bermuka kusut seperti gombal karena baru saja bangun tidur, kkk~
“Aku menamainya Eunjae. Boleh yaa aku memeliharanya, oppa?”, kata Nana sambil mendekatkan wajahnya ke Eunhyuk dengan puppy eyesnya dan juga menekankan kata ‘OPPA’.
“Aish, jinjja. Kau ini”, kata Eunhyuk sambil mendorong dahi Nana ke belakang dengan jari telunjuknya.
“Aku tak peduli, aku ingin tetap merawat Eunjae. Lihatlah orang itu Eunjae~ah, kau bahkan lebih tampan darinya”, kata Nana sambil menimang-nimang Eunjae dan menunjuk Eunhyuk.
“Aish, jinjja. Anak ini benar minta diberi pelajaran”, Eunhyuk sudah siap untuk menjitak kepala Nana, namun Nana segera menghalanginya.

“Hyuk”
“Panggil aku oppa”
“Hyuk, temani aku menjemput anakku, aku tak tau rumah Mona”, deg!

-Eunhyuk’s POV-

Deg! Deg!
‘Anakku’?
Apa itu berarti ia sudah mau menerimaku dan Eun Ra kembali?

“Apa kau sudah percaya bahwa aku suamimu sekarang?”
“Ani. Kajja!”, ia menggandeng tanganku menuju mobil.

Aish, jinjja. Anak ini hobi sekali menggodaku.

>

“Eun Ra~ya, ini eomma, sayang”, Nana langsung menggendong Eunra dan menempelkan hidungnya pada hidung Eunra.

Oh, bermimpikah aku?
Aku memiliki istri yg sangat cantik dan kami juga dikaruniai seorang anak yg cantik pula. Dan di depan mataku mereka terlihat sedang bahagia sekarang. Oh Tuhan.

“Apa ingatannya sudah kembali?”, aku mendengar suara Donghae setengah berbisik tepat di telingaku dan aku hanya menggeleng sambil terus memandangi istri dan anakku.
“Apa ia sudah menerimamu kembali?”, tanyanya lagi dan tetap kujawab dengan gelengan kepala.
“Apa dia sudah menganggapmu suami?”, ia kembali bertanya, namun aku menjawabnya dengan kata, “aniyo”, sambil tersenyum menatap Donghae.
“Makin lama kau makin aneh saja, Hyuk”, Donghae berdecak heran sambil meninggalkan Eunhyuk.

“Kajja, kita pulang. Sebentar lagi aku harus bekerja”, Eunhyuk memeluk pundak istrinya dan menggiringnya keluar setelah pamit kepada Donghae dan Ahna.
“Kau mau kemana?”, tanya Nana saat mereka sudah berada di rumah
“Aku harus bekerja. Aku tak akan lama kok”, kata Eunhyuk sambil mencium kening istrinya namun segera di halangi oleh tangan Nana.
“Jangan macam-macam padaku!”, ucap Nana ketus.
“Kemarin aku yg menggantikanmu pakaian kau tak masalah, kenapa sekarang aku ingin cium kening saja kau menolak”, kata Eunhyuk sambil berjalan cepat keluar rumah untuk menghindari amarah istrinya yg sebentar lagi akan meledak.
“Mwo??! Kau!!”, Nana melempar bantal ke arah Eunhyuk namun meleset. Betapa merahnya kini wajah Nana ketika mengingat memang benar Eunhyuklah yg mengganti pakaiannya semalam.

Ting~tong~ting~tong

Suara bel terdengar saat Nana sedang membersihkan dapur. Dengan sigap ia langsung membukakan pintu.

“Unniiiiii, huwaaaaaaa”, teriak Ra saat Nana membukakan pintu.
“Yak! Assalamualaikum dulu napa?”, kata Nana sambil menggetok kepala Ra *eh
“Unni, nyawaku benar-benar terancam, seseorang yg menerorku waktu itu bilang ia ingin membunuhku”, kata Ra sambil merengek-rengek manja ke Nana.
“Aish, jinjja. Anak itu!”, gerutu Nana pelan.

Nana langsung mengambil ponselnya dan menelpon Kyuhyun, karena Kyuhyunlah yg meneror dongsaeng manjanya.

“Yak! Kau apakan dongsaengku? Sekarang ia menangis gara-gara kau!”, celetuk Nana ketus.
Apa maksudmu? Aku tak tau apa yg kau bicarakan Nana~ah
“Unni, kau tau siapa yg menerorku?”, tanya Ra disela-sela Nana menelpon.
“Ya! Jujur saja. Ada apa kau terus meneror dongsaengku?”, tanya Nana yg tak seketus sebelumnya dan tak menghiraukan pertanyaan Ra.
Mollaseoyo. Setelah hari kau ke dorm bersama Eunhyuk hyung dan dongsaengmu, aku meminta nomor dongsaengmu ke Eunhyuk hyung. Nah, saat aku ingin menelponnya, aku bingung harus berkata apa, yaah kugoda saja dia, hahaha”, jawab Kyuhyun sambil cekikikan kuntilanak dari seberang.
“…”, tak ada jawaban dari Nana. Ponsel ia jauhkan dari mukanya dan Nana memegang perutnya untuk menahan tawa agar tak terdengar oleh Kyuhyun.
“Unni kenapa?”, tanya Ra yg mulai khawatir kalau unninya menjadi gila, hahaha. Namun, Nana hanya memberi isyarat kepada Ra untuk diam.
Nana, apa Ra disana? Aku ingin bicara”, ucap Kyuhyun dengan suara melemah.

Nana segera menyerahkan ponselnya pada Ra kemudian ia langsung melepas tawanya di dalam kamar mandi sekeras-kerasnya *Nana gila ketularan Kunyuk-,-*

“Yeoboseyo?”, suara Ra lirih.
Annyeong, Yoon Ra~sshi”, suara Kyuhyun terdengar lebih ramah kini.
“Nuguseyo?”, suara Ra masih terdengar ragu.
Apa kau tak mengenal suara ini? ~All I want to do is find a way back into love, I can’t make it through without a way back into love~”, Kyuhyun menyanyikan lagu Way Back into Love yg pernah ia bawakan bersama Donghae, Jessica, dan Taeyeon. 
“Mollaseoyo. Nuguseyo?”
Kau tak mengenali suaraku, bagaimana kau bisa berkata kau menyukaiku waktu itu?”, kata Kyuhyun menyerah.
“Kyuhyun~sshi?”
Aish, kenapa baru sekarang menyadari suaraku?
“Jeosonghamnida”, kata Ra dengan suara bersalah.

Nana keluar dari kamar mandi dan segera merebut ponselnya yg di bawa dongsaengnya.

“Karena saat ini anda sedang menghabiskan saldo pulsa saya, maka telepon harus saya tutup. Terima kasih”, klik. Nana berbicara dengan nada seperti operator membuat Ra tertawa cekikikan.
“Lega sekarang nyawamu tak jadi terancam?”, tanya Nana yg di jawab anggukan dari Ra.
“Aku yg tak jadi senang, karena nyawamu tak jadi terancam, hahaha”, canda Nana sambil berjalan menuju kamar Eunra.
“Unni, kau jahat sekali”, kata Ra sambil berjalan mengekori Nana.

-Eunhyuk’s POV-

“Mwo?? Naega??”, aku terkejut saat managerku memberitahuku bahwa aku akan memerankan film romance bersama Choi Sulli F(x).
“Tapi aku belum menyetujuinya, hyung. Dan bahkan kita belum membicarakannya!”, amarahku memuncak saat itu juga.

Bukankah untuk menyetujui suatu kontrak kita harus membicaraknnya dulu? Jika aku memainkan film romance bersama seorang yeoja yg ada kissing scenenya, bagaimana dengan Nana?

“Kau hanya perlu menjalankannya, Hyuk”

Brakk!!!
Aku menggebrak meja dengan tanganku. Nana bukanlah faktor utama kenapa aku menolak kontrak film ini karena aku memang harus profesional, tapi faktor utamanya adalah managerku yg semena-mena mengambil kontrak tanpa sepengetahuanku.

Aku meninggalkan ruangan menuju dorm, mengambil beberapa botol beer di kulkas dan langsung meminum semuanya sampai habis. Dorm memang sedang sepi, entahlah kemana semua penghuninya.

“Hyung, kenapa kau tak bicara padaku dulu, huh?”, kataku antara sadar dan tidak.

-Author’s POV-

“Eunhyuk~ah, apa yg kau lakukan?!”, Sungmin berteriak terkejut saat melihat keadaan Eunhyuk yg setengah sadar alias teler alias mendem alias mabok alias ganteng, hehe ~

Saat Sungmin meraih lengan Eunhyuk, Eunhyuk segera menghentakkan lengannya sehingga tangan Sungmin terhempas. Kemudian, Eunhyuk berdiri dan meninggalkan dorm.

>

“Nana~aah”, suara Eunhyuk terdengar sangat parau seperti gorilla cari wc umum saat ia memasuki rumah *apa deh*
“Wae?”, Nana yg sedang berada di dapur menyiapkan makan Eunra tak menoleh sedikitpun.

Eunhyuk berjalan menghampiri Nana dan tiba-tiba ia langsung menarik lengan Nana kasar dan menguncinya di tembok dengan tubuhnya.

“H-Hyuk. Apa yg kau lakukan?”, tanya Nana takut. Aroma beer masuk melalui lubang hidung Nana membuat Nana sesak.

Chup~

Eunhyuk mencium kasar bibir mungil Nana. Nana meronta kesakitan, namun sia-sia karena memang kekuatan Eunhyuk lebih kuat. Beberapa menit kemudian, Nana menyerah. Ia tak menolak ataupun tak membalas ciuman kasar Eunhyuk. Darah segar mengalir di sela bibir Nana yg sedikit terbuka. Air matapun ikut mengalir melalui pipi Nana.

3 detik kemudian, mata Eunhyuk terbuka lebar. Sepertinya, ia baru sadar apa yg baru saja ia lakukan. Ia langsung melepas bibirnya dari bibir Nana. Nana jatuh terduduk sambil terus menangis tanpa mengelap darah segar yg terus menetes melalui bibirnya. Ia shock.

“Na, mianhae”, ucap Eunhyuk lemah sambil memegang tangan Nana.
“…”
“Nana, saranghae”
“Keluar”, ucap Nana lemah pada akhirnya.
“Na—”
“Keluar!”, Nana tak terkontrol dan mulai berteriak.

Eunhyuk tak punya pilihan, ia keluar dari rumah itu. Ia.. ia menangis. Sama halnya dengan Nana saat ini yg sedang menenggelamkan kepalanya diantara kedua kakinya sambil memeluk lutut, ia menangis.

I’m not a perfect person
As many things I wish I didn’t do
But I continue learning
I never meant to do those things to you
And so I have to say before I go
That I just want you to know
I’ve found the reason for me
To change who I used to be
A reason to start over new
And the reason is you
I’m sorry that I hurt you
It’s something I must live with everyday
And all the pain I put you through
I wish that I could take it all away
And be the one who catches all your tears
That’s why I need you hear
I found a reason for me
To change who I used to be
A reason to start over new
And the reason is you

>

“Hyung, kau sudah baikan?”, tanya Ryeowook saat melihat Eunhyuk sudah bangun. Semalam ia menginap di dorm dan tidur bersama Ryeowook.

Semalam ketika Eunhyuk sampai di dorm, semua terlihat khawatir melihat mata Eunhyuk yg sembab dan bengkak seperti beruang kepedesan (?), dan di sisi bibirnya terlihat ada bekas darah.

“Bisa kau ceritakan apa yg terjadi padamu sekarang?”, tanya Sungmin bijak sambil merangkul pundak Eunhyuk.
“Hyung, aku telah menyakiti Nana. Aku bodoh! Aku bodoh!”, Eunhyuk mulai menangis lagi sambil memukul-mukul kepalanya.
“Eunhyuk~ah! Hentikan!”, Sungmin menahan tangan Eunhyuk.

Akhirnya, Eunhyuk menceritakan semuanya, mulai dari masalahnya dengan managernya, hingga ia menyakiti Nana. Air mata tak ada hentinya mengalir melalui pipi Eunhyuk.

>

“Na, mungkin ia sedang ada masalah. Tenanglah”, Ahna menenangkan Nana yg sudah menangis sejak satu jam yg lalu.

Dari sejam yg lalu memang Ahna sudah berada di rumah Nana, Nana yg menelponnya.

“Dia jahat, Na, dia jahat”, Nana terus terisak dalam pangkuan Ahna. Sedari tadi ia menyandarkan kepalanya di paha Ahna, dan Ahna mengelus lembut kepala Nana.

“Nana”, suara yg sangat lemah terdengar dari ambang pintu runah Nana. Kedua yeoja itu segera menoeh ke arah sumber suara.

“Na, aku tau sejak dulu Hyuk Jae oppa sangat mencintaimu, percaya padanya. Ia suamimu”, kata Ahna berbisik pada Nana lalu mencium kedua pipi Nana setelah itu ia pamit kepada Eunhyuk untuk pulang.

Nana memalingkan muka dari Eunhyuk dan menghapus air mata. Sejujurnya ia takut, takut jika disakiti lagi oleh Eunhyuk. Bekas luka di bibirnya masih terasa perih hingga ke lubuk hatinya.

“Nana, mianhae”, Eunhyuk menyentuh pundak Nana pelan.
“Hyuk, kau tau? Aku membencimu”, kata Nana pelan sambil terus terisak.

Tanpa pikir panjang Eunhyuk langsung membenamkan tubuh Nana dalam pelukannya, Nana tak menolak, ia membalas pelukan Eunhyuk.

“Saranghae, neomu neomu saranghae”, Eunhyuk terus memeluk tubuh Nana seolah tak akan pernah membiarkan Nana pergi.

*aaarrgghhh, author envy sumpah T_T co cweet amat si Kunyuk -,-*

-Nana’s POV-

“Uweeeeeeeeee” *anggep suara bayi nangis, maksa, haha*

Aku mendengar suara bayi menangis. Aish, bayi siapa sih itu, tak tau ini sudah malam apa.

“Hyuk, pergilah ke rumah sebelah, suruh bayinya untuk diam”, aku mengguncang tubuh Eunhyuk pelan sambil terus memejamkan mata.
“Mmmmmmmm”
“Aish, jinjja”, aku menggerutu mendapati Eunhyuk tak juga bangun dari tidurnya.

“Uweeeeeeeee”, slap! Mataku langsung terbuka lebar.

“Eunra!”, aku baru tersadar bahwa sedari tadi Eunralah yg menangis. Omona~ bodohnya aku!

Aku berlari menuju kamar Eunra dan langsung menggendongnya sambil menimangnya. Kira-kira sudah hampir 1 jam namun Eunra tak kunjung tidur. Aish, aku sangat ngantuk.

“Eunra~ya, eomma ngantuk. Apa kau tak kasian dengan eomma nak?”, keluhku yg sedari tadi tak ada hentinya menguap.

-Eunhyuk’s POV-

Seperti mimpi rasanya Nana sudah mau kembali tidur denganku. Setelah ia lupa ingatan, ia tak pernah mau lagi tidur denganku, kusentuh saja tak mau.

“Yeobo~aaahh”, aku menoleh untuk melihat istriku yg cantik yg mungkin masih terlelap.

Eh, dimana Nana? Tumben ia sudah bangun.

“Nana, eodiseoyo? Nana?”, aku terus memanggil Nana, mencarinya. Ia tak ada di dapur, di kebun juga tak ada, kamar mandi juga kosong semua. Aku memutuskan untuk mengeceknya di kamar Eunra. Aku berjalan menuju kamar Eunra sambil menggendong dan mengelus bulu lembut milik Eunjae.

“Nana?”, aku terkejut saat melihat Nana tertidur di sofa sambil menggendong Eunra yg juga tertidur. Wajah Nana terlihat sangat lelah, sejak kapan ia disini?

Aku menurunkan Eunjae dan menggendong Eunra berniat meletakkannya di tempat tidurnya. Namun, ia terbangun dan tersenyum setelah melihat wajahku *Eunra ngerti kalo lagi liat wajah monyet yg menghibur :3*

“Sudah lama appa tak menggendongmu Eunra~ya”, ia terus tersenyum sambil memainkan hidungku dengan tangan mungilnya.
“Aigoo, putri kecil appa nakal sekali, tapi cantik seperti eommanya, arrachi, hm?”, aku memainkan tangan Eunra sambil menari-menari di ruangan.
“Aku tau aku cantik Hyuk, tak perlu mengatakannya setiap waktu”, aku menoleh ke arah sumber suara.
“Nana? Sejak kapan kau bangun?”, tanyaku.
“Sejak tengah malam tadi. Eunra menangis dan tak mau tidur. Aigoo, aku lelah sekali. Aku mau tidur!”, Nana mencium pipi kanan dan kiri Eunra lalu pergi keluar ruangan.
“Yeobo~aah, bagaimana dengan morning kissku?”, aku memonyongkan bibir ke arahnya.
“Tak ada morning kiss, dan berhenti memanggilku yeobo!”, ucapnya masih ketus dan pergi meninggalkan ruangan. Apa ia belum percaya bahwa aku ini suami sahnya yg paling tampan melebihi ketampanan member Super Junior yg lain? *pede gilak*

-Nana’s POV-

Aku mengantuk karena hampir semalaman tak bisa tidur, tapi kenapa setelah aku berusaha tidur di kamar ini aku malah tak bisa tidur? Mataku terus terfokus pada fotoku dan Eunhyuk, foto kami lengkap dengan pakaian pernikahan. Apa benar aku ini istrinya? Apa benar ia suamiku? Aish, kenapa aku tak bisa mengingatnya?

Jika memang dulu aku pernah mencintainya, kenapa aku tak bisa mengingatnya? Apa benar ia kini mencintaiku?

Tanpa sadar aku terus menyentuh bibirku dan bekas luka yg di tinggalkan oleh Eunhyuk. Aku jadi ingin bertanya ada apa dengannya. Apa sebaiknya aku tanyakan saja? Aish, untuk apa? Itukan urusan dia, aku bukan siapa-siapanya.

“Na, kau tak sarapan?”

Deg! Deg! Deg!
Aigoo, kenapa aku jadi kalang kabut begini? Dan kenapa jantungku jadi seperti maling yg habis kepergok >,

“Nana? Kau belum tidur kan?”, ia menghampiriku dan duduk di sisi kasur.

Aigoo, melihat wajahnya saat ini kenapa membuat wajahku serasa jadi seperti kepiting rebus begini? Andwae, andwae, andwae >,

“Aku tak lapar, pergilah. Kau mengganggu tidurku”, ucapku cuek sambil tidur membelakanginya, berharap ia tak menyadari kegugupanku.
“Baiklah”, ia mengacak pelan rambutku dan beranjak. Dapat kulihat dari ekor mataku ia baru saja tersenyum, entah apa alasannya. Senyum itu..

-Author’s POV-

“Yeobo~ah, kau mau temani aku?”, tanya Eunhyuk saat Nana sedang menyuapi Eunra di depan tv.
“Kemana? Ke toilet? Aish, kau ini melebihi Eunjae saja. Ia saja bisa buang air kecil sendiri”, ucap Nana sambil geleng-geleng istighfar *eh -,-
“Kau cerewet sekali sih, belum juga aku bicara”, Eunhyuk menggembungkan mulutnya tanda ia sebal dengan Nana.
“Aigoo, kini kau melebihi Eunra. Eunra~ya, lihatlah namja itu, jelek sekali bukan?”, kata Nana sambil menunjuk ke arah Eunhyuk.
“Yak! Aku ini appanya”, protes Eunhyuk.
“Temani aku, besok aku ada konser. Kau boleh ajak Yoon Ra. Donghae juga sudah mengajak Ahna kok, jebaal. Konsernya disini kok”, lanjut Eunhyuk di tambah dengan puppy eyesnya.
“Hentikan itu, kau menggelikan, Hyuk”, ucap Nana menahan tawa.
“Panggil aku oppa!”
“Bagaimana dengan Eunra? Aku tak mungkin membawanya kan? Aku tak mau ia kenapa-napa”, Nana tampak tak menghiraukan perkataan Eunhyuk barusan.
“Kita titipkan halmeoni saja ya?”, ucap Eunhyuk di tambah dengan gummy smilenya.
“Shireo!”
“Sehariii saja, chagi~ya”, suara Eunhyuk yg membuat Nana geli membuat Nana mau tak mau menyetujui ide gilanya.

>

“Anda dilarang masuk!”
“Tapi Hyuk Jae yg menyuruhku masuk lewat sini”, kata Nana tak sabar karena sejak tadi penjaga yg bertubuh besar itu tak membiarkannya masuk.
“Baiklah, kita pergi saja”, ajak Nana sambil menggandeng tangan Yoon Ra.
“Ada apa ini?”, suara seseorang membuat Nana dan Yoon Ra berbalik.
“Oh, Nana~sshi, silahkan masuk, Eunhyuk sudah menunggumu di dalam”, Nana segera berjalan masuk sambil menjulurkan lidah pada penjaga yg tadi melarangnya masuk.

“Kau tau, penjagamu membuatku ingin mengasah golok”, kata Nana geram saat bertemu Eunhyuk di ruang rias.
“Golok? Untuk apa?”, tanya Eunhyuk polos >,

Sontak seisi ruangan yg berisi member Super Junior tertawa mendengar pertanyaan konyol Eunhyuk, dan ia hanya bisa garuk-garuk kepala dan ikut tertawa padahal tak tau apa yg sebenarnya ia tertawakan.

Nana, Yoon Ra, dan Ahna sedang duduk di sofa dan saling berbincang dengan asyiknya sambil bercanda, karena memang member Super Junior sedang sibuk di depan meja rias untuk di rias.

“Kudengar DBSK juga akan konser disini loh”, kata Ahna yg mendapat info dari Donghae.
“Jinjjayo? Aish, andai aku diberi pilihan, mungkin aku akan menikahi Changmin, haha”, canda Nana.

Wajah Yoon Ra dan Ahna seketika itu juga menegang.

“Wae?”, tanya Nana heran melihat sikap teman dan dongsaengnya.

Yoon Ra dan Ahna menggeleng dengan cepat dan sempat melirik ke atas kepala Nana sebelum akhirnya pergi meninggalkan Nana. Nana yg penasaran dengan apa yg baru saja mereka lihat ikut mendongak. Slap!

Saat Nana mendongak, tiba-tiba ada sebuah tangan memencet gemas hidung Nana.

“Yak! Hyuk Jae~ah, apa yg kau lakukan?!”, kata Nana dengan suara bindeng, haha..
“Kau bilang apa barusan?!”, tanya Eunhyuk masih dengan memencet hidung Nana.

“Yak! Berhenti bertengkar! Kenapa kalian tak pernah akur sih?!”, Siwon menengahi.
“Dia yg nyari gara-gara!”, Eunhyuk menunjuk hidung Nana.
“Kau yg memencet hidungku dulu babo!”, Nana tak terima. Ia melangkah ke belakang Eunhyuk dan langsung loncat ke punggungnya sambil berniat mencekiknya.

Dalam hitungan detik Eunhyuk menempelkan tubuh Nana ke dinding dan ia berbalik. Jadi, posisinya sekarang Nana berada dalam gendongan Eunhyuk sambil melingkarkan tangannya di leher Eunhyuk untuk berpegangan agar ia tak jatuh dan ia juga ia terkunci oleh tubuh Eunhyuk di dinding.

“Kau bilang apa tadi chagi~ya? Ingin menikahi Changmin?”, tanya Eunhyuk dengan nada menggoda sambil menempelkan dahinya di dahi Nana. Keringat dingin langsung menetes melalui pelipis Nana.
“A-apa yg akan kau lakukan?”, kata Nana sedikit tertahan.

Keempat belas member ditambah 2 yeoja, Ahna dan Yoonra, melongo melihat apa yg terjadi di ruangan tersebut.

“Arrhh”, Yoon Ra terkejut ketika ada seseorang yg menutupi matanya. Hal itu membuat kedua insan yg menjadi bahan tontonan langsung menghentikan aksinya.

“Kau tak liat ada balita disini, Eunhyuk~ah?”, kata Sungmin lembut sambil masih menutupi mata Yoon Ra.
“Ash, bukan itu maksudku, hyu—”
“Dia mau memperkosaku, huhuhu”, kata Nana memotong perkataan Eunhyuk sambil pura-pura menangis menghampiri Ahna, dan seluruh member Super Junior tertawa mendengar pernyataan komyol Ahna.

^^

Kini Nana, Yoon Ra, dan Ahna sudah duduk di bangku penonton yg sudah disediakan khusus untuk mereka.

“Siwooon oppaaaaaa”, teriak Nana di saat Super Junior membawakan lagu Neorago. Karena tempat Nana berada sangat dekat dengan panggung, Eunhyuk yg bisa mendengar apa yg diucapkan Nana barusan langsung menoleh kearahnya dan Nana hanya menjulurkan lidah sambil memasang tampang jelek kearahnya. Dan Eunhyuk hanya tersenyum.

Aku cemburu, tapi aku mencintainya yg seperti itu. Dialah yeojaku yg akan selalu menjadi yeojaku..

Sejujurnya perlakuan Eunhyuk yg seperti itu padanya membuatnya jadi salah tingkah sendiri.

“Na, lihatlah. Sekarang giliran suamimu bernyanyi”, kata Ahna sambil menunjuk ke atas panggung.
“Jinjjayo? Dia bisa bernyanyi solo? Bukankah suaranya jelek”, kata Nana sambil sedikit menahan tawa, namun sedetik kemudian matanya terfokus pada seseorang yg berada di atas panggung, Eunhyuk.

I saw you from the distance
I saw you from the stage
Something about the look in your eyes
Something about your beautiful face
In the sea of people, there is only you
I never knew what the song was about
But suddenly now I do

Baru beberapa detik Eunhyuk bernyanyi, sudah membuat Nana terpaku. Eunhyuk membawakan lagu itu dengan seluruh perasaannya, dan matanya tak pernah berpaling dari wajah Nana.

Trying to reach out to you, touch my hand
Reach out as far as you can Only me, only you, and the band Trying to reach out to you, touch my hand

Eunhyuk berjalan ke arah Nana sambil terus membawakan lagu David Archuleta itu. Dan juga matanya tak pernah lepas dari wajah Nana. Dan betapa terkejutnya Nana ketika Eunhyuk menggandeng dan membawanya ke atas panggung.

“Hyuk, apa yg kau lakukan?”, ucap Nana di sela-sela mereka berjalan ke atas panggung.

I see the sparkle of a million flashlights
I wonder why all the the stars
But the one that's shining out so bright
Is the one right where you are

“Hyuk, kau sudah gila?!”, mereka berdua kini sudah berada di atas panggung, tepatnya berada di tengah blue ocean yg sangat memukau.

“Hi ELF, aku sangat mencintai kalian. Perkenalkan, ini istriku, Nana. Dan aku juga sangat mencintainya”, kata Eunhyuk riang sambil melambaikan tangan pada ELF.

Dalam beberapa detik, suasana jadi sangat ramai dengan sorak-sorakan.

“Cium! Cium! Cium!”, sorakan para ELF sangat kompak membuat mereka berdua yg berada di atas panggung salah tingkah.

Leeteuk dan Sungmin hanya bisa geleng-geleng kepala kaya monyet ajeb-ajeb melihat tingkah laku satu dongsaengnya. Sedangkan member SJ yg lain ikut bersorak, “Cium! Cium! Cium!”, dari backstage.

Perlahan tapi pasti Eunhyuk langsung mencium kening Nana yg sedari tadi diam tak berkutik karena ia masih demam panggung. Langsung terdengar sorakan kecewa dari para penonton.

“Maafkan aku. Untuk selebihnya tidak untuk dipublikasikan, hehehe”, kata Eunhyuk sambil cengengesan. Nana memukul dada Eunhyuk pelan lalu berlari kembali ke tempat duduknya. Ia sangat sangat malu, dapat dilihat dari wajah kepiting rebusnya yg sudah siap di santap oleh author.

-Nana’s POV-

 “Nana, tadi itu benar-benar keren!”, untuk yg kesekian kalinya Ahna mengatakan hal itu sambil mengoyak (?) tubuhku.
“Iysh, jinjja. Dia hanya membuatku malu”

Apa yg ia lakukan tadi benar-benar diluar dugaanku. Apa sebenarnya yg dia inginkan? Apa ia mau membunuhku? Aish, jinjja!

“Eonnie, aku pulang dulu. Halmeoni mencariku”, Yoon Ra mencium pipi kanan dan kiriku lalu berjalan keluar.
“Aku juga Na”, Ahna ikut mencium pipi kanan dan kiriku.
“Yak! Kenapa kau juga pulang?”
“Donghae merindukanku, bye”, dan mereka berdua berlalu begitu saja.

“Aish, aku sendiri lagi”, keluhku.
“Owwweeeeeek”

“Apalagi sekarang?”, kemudian aku diam sejenak mencerna sesuatu.
Omona! Eunra, astajim iya, itukan Eunra.

Aku langsung berlari memasuki rumah dan berjalan menuju kamar Eunra.

“Kau mengompol lagi sayang?”, aku mengganti popok Eunra, setelah itu menimang-nimangnya untuk membuatnya tidur.

Sudah hampir sejam tapi Eunra tak kunjung tidur. Aigoo, aku lelah. Aku tak pernah membayangkan ketika aku terbangun dari tidurku di usia 19 tahun, aku sudah memiliki anak. Tuhaan, sungguh aku belum siap dengan usiaku yg masih sangat dini untuk memiliki anak.

Cklek!
Ada yg membuka pintu depan. Oh sungguh, itu Lee Hyuk Jae! Siapa lagi kalau bukan dia? Argh, aku belum siap untuk bertemu dengannya atas perlakuannya padaku tadi. Ketika ia mengunciku di tembok dan menatapku dengan tatapan seperti itu, ketika ia menggiringku ke panggung. Aigoo~

Sebelum ia berhasil memasuki kamar Eunra, aku segera menguncinya. Mungkin malam ini akan tidur di kamar Eunra, hihi ~

“Na, eodigayo?”, kudengar suara Eunhyuk di luar kamar Eunra. Iysh, apa ia tak bosan terus-terusan mencariku?
“Nana, aku bawakan susu strawberry favoritmu”, slep! Ah, bagaimana ia tau?

Apa aku harus menemuinya? Andwae! Aku tak mau bertemu dengannya setelah apa yg ia lakukan tadi. Tapi aku ingin susu strawberry, eottokkhe? Ah, aku punya ide!

“Aku disini, Hyuk! Letakkan saja di depan pintu kamar”, aku berbicara dari balik pintu. Aku mendengar derap langkahnya mendekati kamar Eunra.
“Kenapa aku harus meletakkannya di depan pintu?”, suaranya tepat berada di telingaku, hanya pintu saja yg membatasi kami.
“K-karena aku sudah membersihkan makeupku dan aku tak mau kau melihat wajahku”, babo! Alasan macam apa itu, dia pasti tau aku—
“Ayolah, Na. kau bahkan tak pernah memakai make up”
“Letakkan saja disitu, kumohon”, suaraku melirih, mungkin ini akan berhasil.
“Baiklah kalau itu maumu”, yes berhasil!

Aku membuka pintu perlahan dan melihat ada satu kantong susu strawberry yg amat menggoda di depan pintu, ia benar-benar meletakkannya disini. Tunggu dulu! Kaki siapa itu? Aku mendongakkan kepala dan melihatnya, melihat Lee Hyuk Jae yg tak ingin aku lihat malam ini.

Kurasakan mukaku kembali memanas melihatnya yg sedang menatapku. Aku kembali teringat hal-hal yg ia lakukan padaku hari ini.

“Kenapa kau masih disini?”, tanyaku sambil mengambil kantong yg berisi susu strawberry itu.
“Aku hanya ingin melihatmu”, jawabnya dengan wajah yg sangat sangat polos yg membuatku ingin menggamparnya *boong, yg pengen gampar itu author sebenernya*ups
“Tapi kan aku menyuruhmu meletakkan susunya disini”, protesku.
“Dan aku sudah melakukannya. Dan apa kau menyuruhku pergi? Dan apa salah aku melihat istriku? Dan apa yg kau lakukan di dalam sana?”, ia melangkah maju mendekat padaku yg otomatis melangkah mundur.
“Dan aku hanya tak ingin melihatmu, Hyuk. Dan aku malu atas apa saja yg kau lakukan padaku tadi. Dan jangan melihatku dengan tatapan seperti itu. Dan berhentilah menggunakan kata DAN!”, kataku sambil menekankan kata ‘dan’ yg terakhir.

Blam!
Aku segera menutup pintu kamar dan menguncinya. Beberapa detik kemudian aku mendengar suara tawa cekikikan kuntilanak, aku mulai merinding. Namun, setelah kudengar-dengar rupanya itu suara tawa Eunhyuk, hehe ~

“Waeyo?”, protesku karena aku yakin ia sedang menertawakanku.
“Aniyo, wajahmu lucu sekali tadi ketika aku mendekatimu. Kau seperti akan di makan binatang buas tadi”, ucapnya di sela ia tertawa.
“Aku memang akan di makan binatang buas”, kataku datar.
“Yaah, malam ini aku harus tidur sendiri tanpa di temani istriku yg cantik, baik, dan rajin menabung pula”, kudengar derap langkahnya menjauhi kamar.
“Berhenti menggodaku, Hyuk!”, beberapa detik kemudian, aku kembali mendengar tawanya yg semakin menjadi-jadi dari pada tadi. Dasar namja aneh!

Setelah menghabiskan beberapa kotak susu strawberry aku terlelap di sofa yg cukup nyaman. Jadi, aku tak akan khawatir punggungku sakit ketika bangun nanti.

>

Aku terbangun dan jarum jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Oh! Ini masih sangat pagi. Tapi, aku tak bisa tidur lagi, aku memutuskan untuk mandi karena seingatku kemarin aku belum mandi, hihihi ~

Aku mandi di kamar mandi belakang, karena jika di kamar mandi yg berada di kamar utama, bisa-bisa aku tewas dimakan binatang buas, haha ada-ada saja kau ini Na. 15 menit kemudian aku selesai mandi dan pintarnya aku, aku lupa kalau semua pakaianku berada di kamar yg sedang di huni binatang buas saat ini. Puk! Aku memukul jidatku sendiri.

Mau tak mau, aku yg hanya sedang berbelit handuk ini harus menuju kamarnya dan mengambil apa yg harus ku ambil.

Cklek!
Aku memastikan dulu apa ia masih tidur. Bingo! Kebonya masih tidur, heheh. Aku berjalan mengendap menuju lemari dan mengambil pakaianku dan alhamdulillah aku keluar dengan selamat :3

“Sekarang apa yg harus kulakukan sepagi ini?”, tanyaku pada diriku sendiri dan pada akhirnya aku memasak sesuatu untuk sarapan. Setelah itu, aku lanjutkan dengan nonton film Naruto kesukaanku.

-Eunhyuk’s POV-

“Hoaaaahhm”, aku meraba-raba kasur dan tak mendapati tubuh Nana yg biasanya kupeluk tiap aku bangun tidur.

Aku membuka mataku dan mengerjap-ngerjapkannya dan benar, Nana tak ada. Aish, ia kan semalam tidur dengan Eunra.

Kulihat jam baru menunjukkan pukul 6.30 pagi, aku memutuskan untuk keluar. Kalau ada Nana mungkin aku masih betah berada di kasur ini seharian. Aku berjalan keluar dan mendapati beberapa makanan yg sudah dipersiapkan, itu tandanya Nana sudah bangun. Aku berjalan ke ruang tv karena mendengar suara tv menyala, siapa lagi kalau bukan Nana?

“Na, kenapa kau tidur disini, jelek?!”, aku membangunkannya yg tertidur di sofa sambil memencet dan menarik-narik hidungnya.
“Kyaaaaaa”, ia terbangun dan langsung melotot ke arahku dan—
“Bwahahahahahhahha”, aku sungguh tak bisa menahan tawa ketika melihat hidungnya yg sangat merah seperti badut, apalagi hidungnya mungil agak bulat alias pesek.

Ia terdiam dan menatapku heran. Apa ia marah padaku? Tak mungkin! Nana tak pernah langsung marah ketika aku menggodanya.

“Eunhyuk oppa, suamiku”, ia membelai wajahku.

Deg! Deg! Deg!
Ada apa ini? Kenapa ia jadi seperti ini?

“Aku mengingatmu sekarang”, ia masih membelai wajahku seolah aku namja tertampan sealam semesta ini *golok mana golok*

Aku tak dapat mengucapkan satu katapun. Oh sungguhkah ia sudah mengingatku kembali Tuhan? Apa kau sudah mengembalikan Nanaku?

Eh tunggu! Kenapa ia terlihat seperti mengumpat tawa? Apa jangan-jangan--

“Bwahahahahahahaha, kau harus melihat muka jelekmu tadi, Hyuk! Kau mudah sekali tertipu. Sungguh seperti anak kecil yg masih sangat polos!”, ia tertawa gulung-gulung di lantai sambil memegangi perutnya yg mungkin terasa sakit karena tawanya.

Aish, jinjja!
Bocah ini benar-benar mengerjaiku!
Tunggu pembalasanku, Lee Nana! Hahaha ~ *kluar tanduk setan ma ekor capung*

-TBC-

This part is done, haha lega. Mungkin OOI Cuma sampe part 8, masih mungkin. Hehe~ Thankyu buat para readers yg udah baca sampai sejauh ini *tebar kolor Wonwon* Oh ya, author juga mo minta maaf kalo misalnya part ini terlalu dikit ato banyak keisi lirik lagu, ahaha. Author juga gak tau napa bisa gitu. Sudah ya, cukup salam perpisahannya, paipai~ *bow with Hangeng*

No comments:

Post a Comment