August 11, 2012

WHEN THE BATTLE DANCE BEGINS –Ep05- HaeNa Story


Author : Shin Rye Ra
Cast :
Superman Team
. Cho Kyuhyun (Leader)
. Lee Hyuk Jae
. Lee Donghae
. Kim Kibum
. Henry Lau
Bonamana Team
. Park Min Ji (Leader)
. Chan Ah Na
. Kim Na Na
. Choi Ye Eun
. Lee Hae Yeon
Genre : Yah begitulah pemirsah -,-

Annyeong~ Berjumpa lagi dengan Shin Rye Ra, dongsaeng imutnya Shin Donghee oppa, hahaha. Kali ini author bawain yg HaeNa couple, buat yg udah ngebet minta EunNa couple harap sabar ya, haha, karena mereka ada di part akhir alias part setelah ini. Mereka spesial jadi di taruh akhir-akhir, heheh. Happy reading *bow with Leeteuk haraboji*

-Author’s POV-

Ting.. Tong..

Sambil mengucek mata, Eunhyuk keluar kamar dan membukakan pintu untuk tamu yg sedang bertamu pukul SEPULUH MALAM!

Cklek!

“Kyaaaaa”, Eunhyuk beserta beberapa tamu berteriak bersamaan.
“Apa yg kau lakukan di rumah Min Ji, oppa?”, tanya salah seorang tamu.
“Apa yg kalian lakukan malam-malam begini dengan piyama kalian dan bertamu ke rumahku?!”, tanya Eunhyuk yg tak menghiraukan pertanyaan Ah Na.

Ya, mereka berempat –Nana, Ahna, Hae Yeon, Ye Eun- sedang bertamu ke rumah Min Ji lengkap dengan piyama, selimut, dan bantal mereka.

“Kami bermalam disini, hehehe. Oh ya, kau kan memang oppanya Min Ji, haha mianhae oppa. Aku lupa”, cerocos Ahna.

Akhirnya, Eunhyuk mempersilahkan keempat makhluk itu untuk masuk dan menyuruhnya langsung menuju kamar Min Ji yg bisa dipastikan ia sedang mengorok saat ini.

Nana yg berjalan paling belakang menatap Eunhyuk dengan tatapan tajam seolah menyiratkan perasaan ingin mencincangnya, karena memang ia masih kesal pada Eunhyuk atas kejadian di taman hiburan waktu itu.

“Ape lo liat-liat?!”, tanya Eunhyuk tak kalah sadis dengan tatapan Nana dan Nana hanya membalasnya dengan menjulurkan lidahnya pada Eunhyuk.

>

“Yak! Kenapa jadi ada banyak makhluk aneh di kamarku?!”, teriak Min Ji saat ia terbangun di pagi hari dan mendapati keempat temannya sedang bertebaran di kamarnya sambil asyik ngorok -,-
“Ya! Ya! Ireona!”, Min Ji memukuli pantat temannya satu-satu pake tongkat bisbol, gak ding, author bo’ong, haha *abaikan

“Sejak kapan kalian ada disini?”, Min Ji menginterogasi teman-temannya. Mereka semua sedang berkumpul di atas tempat tidur Min Ji.

Di sisi lain saat Min Ji menginterogasi temannya..

-Eunhyuk’s POV-

Hari pertama bersama keluarga baru, huah aku tak akan melupakan hari indah ini, terima kasih Tuhan *monyet nyebut loh*

Aku segera berjalan keluar tanpa busana atas untuk berolahraga melemaskan otot, ini sudah kebiasaanku. Di teras aku menggerak-gerakkan tubuhku mulai dari push up, sit up, dll, namun sedari tadi ada yg sedang melihatiku. Ya, pembantu disini sedari tadi sedang menatapku malu-malu yg sedang tak berbusana ini. Aku sih cuek saja, masa bodoh, heheh.

“Hyukkie”, seseorang memanggilku membuatku menghentikan aktifitasku.
“Ne, eomma?”, aku mengelap keringatku dengan handuk.
“Sarapan, sayang”, eomma membimbing tanganku dan membawaku ke dalam.

Oh, inikah indahnya memiliki seseorang yg manyayangi kita? Inikah rasanya memiliki orang tua? Sungguh aku baru merasakannya saat ini. Kulihat appa baru saja keluar tadi kamar, dan..

“Hyuk Jae!”, seseorang menarik celanaku dan saat aku menoleh..
“Yak! Jungsu~ah, panggil aku hyung! Siapa yg mengajarimu?!”, aku menjitaknya pelan sambil menggendongnya.
“Min Ji noona”, jawabnya polos.

Aish, aku lupa kalau aku juga punya dongsaeng super asem seperti dia. Hash! Merusak hari indahku saja. Aku berjalan menuju meja makan mengikuti eomma yg sudah berjalan di depanku.

“Kyaaaaaaa!”

Aaarrgh!
Aku juga lupa kalau teman si aliens itu juga disini. Aku langsung berlari menuju kamar dan mengambil kaosku lalu kembali ke meja makan.

“Apa yg mereka lakukan disini?”, aku menyenggol lengan Min Ji.
“Entahlah, mereka sudah biasa seperti itu”, ia menjawab tanpa menoleh ke arahku.

>

“Yeoboseyo?”, seseorang menelponku saat aku sedang menonton tv.
Kau dimana?”, suara dari seberang telepon sepertinya suara Donghae.
“Rumah, waeyo?”
Di rumah Min Ji maksudmu? Kirimkan aku alamatnya, aku kesana sekarang!”, tuut tuut. Ia memutus sambungan telepon. Sungguh sopan -_-

Dengan segera tanganku yg lihai mulai memencet tombol keypad di ponselnya, kemudian memasukkannya kembali ke saku celanaku dan kembali fokus ke film yg ku tonton, Dora the Explorer :D

“Eunhyuuuk! Aku mau nonton tipiiii”, suara cempreng seorang Min Ji mulai membahana seruangan.
“Yak! Kau tak mau memanggilku oppa apa?!”, kupencet hidung pesek Min Ji yg sedang bersandar manja di pundakku.
“Oppa, menyingkirlah!”, Min Ji mengeluarkan suara manjanya. Aigoo, anak ini kenapa selalu merepotkan sih?
“Tonton saja tv nya bersama temanmu, syuh syuh”, aku mengusirnya untuk duduk di karpet bawah, aku tetap duduk di sofa dan memutuskan untuk twitteran aja, hahah.

Beberapa menit kemudian ada seseorang yg menepuk pundakku, sedetik kemudian orang itu duduk di sebelahku sambil tersenyum polos tanpa dosa *asli bohong*

“Apa yg mereka lakukan disini?”, tanya Donghae sambil menunjuk makhluk-makhluk di depanku yg sedang terhipnotis oleh film Oh! My Teddy nya Andrew Choi.
“Pajama party”, jawabku sekenanya.

-Author’s POV-


“Yak, oppa! Kenapa hanya tamumu saja yg kau beri minum?”, Min Ji yg pertama kali menyadari kedatangan Donghae membuat teman-temannya juga menoleh kebelakang.
“Kau buat saja sendiri babo! Lagian tadi kan mereka sudah makan disini”, kata Eunhyuk gemas.
“Oppa ngapain kesini?”, tanya Ahna yg sedang asyik ngemil oreo rasa Afika.
“Hanya ingin mengingatkan Eunhyuk supaya nanti tak terlambat ke bandara”, kata Donghae sambil menepuk pundak Eunhyuk.

Bwuuuuurr!
Soda di mulut Nana langsung muncrat begitu saja di wajah Ahna yg memang berada di depannya.

“Kyaaaaaa, Nana!”, Ahna langsung mengelap wajahnya. Nana membantu mengelapnya dengan tissue yg baru saja disodorkan oleh Eunhyuk.
“Mianhae. Aku baru ingat kalau nanti kita akan ke Paris”, lanjut Nana sambil tetap mengelap muka Ahna.

Donghae dan Eunhyuk yg melihat kejadian ini hanya tertawa sambil memegangi perut mereka.

>

Para member Bonamana team dan Superman team kini tengah berkumpul di Incheon Airport untuk berangkat ke Paris. Hanya tinggal 2 orang yg belum hadir, Donghae dan Ahna, pasangan yg suka telat -_-

“Iysh, kemana mereka?”, keluh Eunhyuk yg sedari tadi terus memperhatikan jam tangannya hingga jam tangannya terbakar, haha lebeh ~

“EODIGAYO?!”, Hae Yeon yg menelpon Ahna mulai mengeluarkan asap melalui hidung dan telinganya *sumpah lebeh*
“...”
“Palliyo!”

Beberapa menit mereka menunggu, muncullah satu makhluk cantik dan satu makhluk tampan yaitu author dan Siwon sedang bergandengan tangan, salah deng, maksudnya Donghae ama Ahna, tapi gak gandengan tangan.

“Dari mana saja kalian?!”, Kyuhyun sebagai ketua mulai menceramahi.
“Donghwa tadi mengajakku bermain ps sebentar, heheh”, jawab Donghae cengar-cengir sambil garuk-garuk ketiak (?)
“Kalau kau?!”, kini Min Ji yg juga sebagai ketua turun tangan dan ikut menanyai Ahna dengan ketus seketus namjanya tadi.
“Aku terkunci di kamar mandi yg ternyata tak kukunci, heheh”, Ahna juga ikut cengar cengir.
“Kajja! Kita sudah di panggil sama miss speaker itu”, kata Eunhyuk polos sambil menunjuk speaker yg mengeluarkan suara yg berada di tembok *belo’on -,-

Setelah meletakkan barang-barang mereka pada tempatnya, mereka duduk di tempat mereka masing-masing. Eunhyuk dengan dongsaengnya, Kibum dengan Hae Yeon, Henry dengan Ye Eun, Donghae dengan Ahna, dan Kyuhyun dengan Nana.

“Bisakah kita bertukar?”, Kyuhyun memohon kepada Eunhyuk.
“Ya, oppa! Pergilah! Kau menggangguku dengan Kyuhyun”, Min Ji mendorong-dorong tubuh Eunhyuk untuk menyingkir.
“Aish, kau sungguh dongsaeng yg lebih mementingkan namjanya”, keluh Eunhyuk sambil berdiri.
“Tentu saja, aku kan menyayangimu oppa”, kata Min Ji dengan senyum termanisnya yg ia berikan kepada Eunhyuk.
“Iysh, senyummu palsu sekali, Min Ji~ah”, setelah mendengar komentar Eunhyuk, Min Ji langsung bangkit dan mencium pipi Eunhyuk.
“Aku memang menyayangimu, oppa. Hush hush”, kata Min Ji sambil mengusir Eunhyuk.

Setelah Eunhyuk pergi, Kyuhyun langsung duduk di sebelah Min Ji dan mereka berdua kini begitu bersemangat. Di sisi lain…

“Kenapa aku harus duduk dengan yeoja ini?”, keluh Eunhyuk saat menyadari bahwa ia harus duduk di sebelah Nana. Mau tak mau ia duduk di sebelah Nana yg sedang tertidur pulas.

-Donghae’s POV-

Kenapa aku jadi tak tenang begini sih?

“Kau baik-baik saja?”, aku menoleh ke arah sumber suara, rupanya suara Ahna yg sedang asyik membaca buku biografinya author, hehe ~
“Ne, wae?”
“Kau selalu terlihat gugup jika bersamaku, aku khawatir saja kau menyukaiku”, slep! Percaya diri sekali yeoja ini >,

“Kyaaaaaaa”, teriaknya saat aku menarik pipinya kirinya.

Dan kini aku memegang kedua pipinya menghadapku, ah lebih tepatnya menekan kedua pipinya sehingga bibirnya terlihat monyong seperti ikan kembung, haha ~

“Atau jangan-jangan kau yg menyukaiku?”, tanyaku dengan suara menggoda.

Matanya langsung mengerjap-ngerjap seolah terkejut mendengar pertanyaanku.

“Awa waksudwu Honghae~ah??” [ baca : Apa maksudmu Donghae~ah?? ]

Aku melepaskan tanganku dari pipi tembemnya, “Aniyo”.

Aku memutuskan untuk menyalakan mp3ku dan mendengarkan lagu dengan volume penuh dari pada aku harus mendengar ocehan bocah disebelahku ini. Dan melantunlah lagu Endless Moment milik Kuper Junior *eh

Lagu yg selalu membawaku kembali pada sebuah kenangan dimana aku melukai cinta pertamaku yg mungkin masih kucintai hingga saat ini. Hyun Mi.

Begitu bodohnya aku meninggalkan dan menyakitinya hanya demi taruhan konyol Donghwa.

>

“Kau hanya bocah kecil yg dikendalikan oleh seorang yeoja”, suara itu kembali mengganggu pendengaranku.

Donghwa, abangku, selalu menghinaku bahwa aku selalu mengalah terhadap wanita, terutama yeojaku, Hyun Mi. Aku memang selalu menuruti perkataannya, itu karena aku sangat mencintainya, apa aku salah?

“Hyung, berhentilah seperti ini”, aku sudah lelah melawannya, ia tak ada henti-hentinya menghinaku dan yeojaku.
“Kau bahkan tak berani menciumnya kan?”, ia mulai lagi dengan topik ini.
“Itu karena dia bilang belum saatnya, hyung”
“Aish, bodoh! Kau mau sekali ia bodohi. Ia tak benar-benar mencintaimu. Ia hanya memanfaatkanmu, makanya ia tak mau kau menciumnya, karena ia memiliki namja lain yg lebih ia cintai”, seringainya benar-benar membuatku muak.
“Dia hanya mencintaiku, hyung!”, aku berteriak, napasku terengah-engah. Emosiku kali ini benar-benar tak terkendali, namun namja di depanku ini hanya nyengir selebar kuda.
“Kalau begitu suruh ia membuktikkan dengan mengijinkanmu menciumnya. Kalau ia tetap tak mau, berarti ia memang tak mencintaimu. Kau berani?”

Pertanyaannya tak kugubris, aku langsung tancap pergi dengan mobil Hyundaiku yg kubeli di perusahaan appanya Andrew Choi *gak penting -,-*

“Yeoboseyo?”, Hyun Mi menelponku, kebetulan sekali aku sangat ingin bertemu dengannya.
Oppa, bogoshippeoyo. Aku ingin bertemu denganmu
“Aku ke rumahmu sekarang, chagi~ya”, klik. Aku memutus sambungan telepon dan langsung tancap menuju rumah yeoja yg sangat kucintai.

“Kita mau kemana oppa?”, tanyanya setelah memasuki mobilku.
“Nonton layar tancap”, aku memilih tempat itu karena bisa menonton film dan tak perlu keluar mobil, romantis hanya berdua.

Sepanjang perjalanan kami hanya diam, karena memang aku yg biasanya memulai pembicaraan, namun kini entah mengapa aku terus kepikiran kata-kata Donghwa dan tantangan konyolnya.

“Here we go”, ucapku setelah kami sampai. Sepertinya filmnya sudah mulai cukup lama dan kami terlambat. Tak masalah buatku karena aku hanya ingin bersama yeojaku.

25 menit kami terlarut dalam film Titanic yg sudah kutonton berkali-kali, namun aku tetap tak bosan menontonnya.

“Hyun Mi~ah”, panggilku.
“Ne, oppa?”
“Apa kau mencintaiku?”, babo! Pertanyaan konyol apa ini?
“Waeyo, oppa? Tentu saja aku sangat mencintaimu”, wajahnya kini terlihat bingung.
“Lalu kenapa kau tak pernah sekalipun mengijinkanku menciummu?”, stop Donghae!!
“Eh? Opp—”
“Ijinkan aku menciummu untuk membuktikan bahwa kau benar-benar mencintaiku”, apa yg kau lakukan Donghae babo?!!

1 detik..
2 detik..
3 detik..

Aku mendengar isakannya. Ia menangis. Omona~ apa yg kuperbuat?

“Kau tak mau kan? Apa jangan-jangan kau memang tak mencintaiku? Apa kau mempunyai namja lain yg lebih kau cintai?!”, kau harusnya menenangkannya Donghae, bukan memperparah keadaan! Babo!
“Aku hanya—”
“Keluar”
“Opp—”
“Keluar dari mobilku sekarang!”

Brakk!
Dan ia benar-benar pergi..

“Arrrggghhhhh, apa yg kau lakukan babo?!!”, aku memukul-mukul setir mobilku dengan segenap emosiku.

>

Aku memang bodoh, menyakitinya hanya karena perkataan konyol dari Donghwa. Sejak saat itu kami sudah tak pernah saling berhubungan, aku bahkan belum mengucapkan selamat tinggal padanya. Namun, aku masih menyimpan surat darinya, surat terakhir yg ia berikan padaku sebelum ia benar-benar menghilang dari kehidupanku. Ia pergi ke negeri orang entah kemana. Aku sudah berusaha melupakannya sejak saat itu. Setiap kata yg ia tulis, masih tertulis jelas dalam ingatanku.

To : Donghae Oppa

Oppa, kau tau? Aku sangat mencintaimu. Dan itulah alasan mengapa aku tak ingin memberikan ciuman pertamaku padamu. Biarkan semua itu indah pada waktunya. Aku ingin memberikan semua milikku suatu saat nanti. Aku hanya menunggu saat-saat indah ketika kau benar-benar menjadi satu-satunya milikku. Itulah impian yg terus kujaga hingga takdir berkata lain dan kita harus berpisah. Maafkan aku telah mengecewakanmu oppa. Aku takkan mengejarmu lagi. Oppa, kau adalah kenanganku yg tak pernah memiliki akhir. I will always save you in this broken heart.

With full of love,

Kim Hyun Mi ~

“Donghae~ah, gwaenchanna?”, aku membuka mata dan mendapati earphoneku terlepas satu, itu sebabnya aku dapat mendengar sebuah suara.
“Wae?”, tanyaku pada Ahna yg tadi bertanya.
“Sedari tadi kau mencengkeram tanganku, dan aku baru sadar ternyata kau kuat sekali membuat tanganku benar-benar sakit. Kalau kau tak keberatan, maukah kau melepaskan cengkeramanmu?”, terangnya sambil meringis.
“Ah, joseonghamnida”, aku segera melepas cengkeramanku.
“Gwaenchanna”

Bagaimana kau bisa mencengkeram tangannya? Aku melirik kearahnya dan ia masih mengelus-elus pergelangan tangannya yg tadi aku cengkeram. Apa benar ia kesakitan karena cengkeramanku? Sekuat itukah?

“Apa sakit? Gwaenchanna?”, tanyaku.
“Gwaenchanna”, ia tersenyum. Senyum palsu. Jelas-jelas di wajahnya ia terlihat kesakitan.

Aku langsung menarik tangannya yg tadi kucengkeram dan ternyata memang benar aku sekuat itu. Tangannya memerah. Aigoo, ternyata aku berbakat jadi Hulk *ini apa ya -,-*

“Kau tak baik-baik saja”, aku membalut tangannya dengan syalku dan menggenggam tangannya dalam pangkuanku, tak berniat untuk mengembalikannya.

Aku kembali terlarut dengan lagu-lagu yg kudengar melalui earphoneku sambil terus menggenggam tangannya. Jujur saja aku merasa bersalah padanya.

-Author’s POV-

“Yak! Kenapa ada monyet disini?”, Nana tampak terkejut mendapati Eunhyuk sedang asyik membaca komik di sebelahnya setelah ia bangun dari mimpi indahnya bersama author.
“Wae? Baru liat ya ada monyet setampan diriku?”, cibir Eunhyuk tanpa berpaling dari halaman komik.
“Cih! Kau bahkan jauh dari kata tampan”, Nana memasang earphonenya.
“Apa masalahmu?!”, Eunhyuk nyolot sambil menarik earphone Nana dari telinganya.
“Kau sendiri apa masalahmu?!”, kata Nana tak kalah nyolot. Mata mereka kini dipenuhi oleh petir-petir yg menyambar kemanapun.

“Sssssttt! Tak bisakah kalian diam?! Ini di pesawat!”, seorang ahjusshi berkumis mengerikan memarahi Eunhyuk dan Nana sambil memainkan kumisnya yg lebat dengan tangannya *bayangin ah*

“Joseonghamnida, joseonghamnida”, ucap Nana dan Eunhyuk bebarengan yg sepertinya takut dengan wajah mengerikan ahjusshi itu.

Meskipun mereka sudah tak berisik lagi, namun mereka masih saling melirik dengan tatapan mereka yg mengeluarkan efek petir.

>

Ahna menggerak-gerakkan tangannya yg sedari tadi di genggam oleh Donghae berniat membangunkannya.

“Waeyo? Apa terasa sakit lagi?”, tanya Donghae setelah membuka mata dan melepas earphonenya.
“Aniyo. Hanya ingin memberitahumu bahwa pesawat sudah berada di darat”, kata Ahna sambil menarik kembali tangannya yg sebenarnya sudah merasa gerah sedari tadi.
“Ah, kajja!”, Donghae membawa tangan Ahna terus hingga mereka benar-benar turun dari pesawat.

“Horreeeeee, kita sampaaaaaii”, teriak Nana saat ia turun dari pesawat sambil berputar-putar riang layaknya tarzan yg ingin menjadi penari balet, haha ~

Tuk!
Ponsel Eunhyuk mendarat di kepala Nana yg kini melotot karena perlakuan Eunhyuk.

“Jangan membuatku malu, pembantu!”, ucap Eunhyuk sambil melepas kaca matanya.
“Yak! Siapa yg kau bilang pembantu, babo?!”, Nana berkacak pinggang sambil mendongak menghadap Eunhyuk karena jarak mereka yg sangat dekat dan memang sangat pendeknya tubuh Nana dibandingkan tubuh Eunhyuk yg juga pendek *ups
“Kau tak ingat tentang taruhan kita?”, tanya Eunhyuk sambil mendorong jidat Nana kebelakang dengan 2 jarinya.
“Min Ji~aaaahh, kenapa kau tega menumbalkan sahabat terbaikmu ini pada namja-namja seperti mereka??!”, rengek Nana pada Min Ji sambil memeluknya.
“Hehe, mianhae, Nana~ah. Sejujurnya aku juga menyesal. Yaah, mau bagaimana lagi?”, kata Min Ji sambil mengangkat bahu.

“Yap! Sudah diputuskan pembantu masing-masing. Pasangan duduk kalian di pesawat tadilah yg akan menjadi pembantu ataupun majikan kalian, hahaha”, tawa Kyuhyun sambil memeluk paksa pundak Min Ji dan membawanya berjalan.
“Iysh, sakit Cho Kyuhyun!”, Min Ji melepas tangan Kyuhyun dari pundaknya.

“Mwo??”, teriak 2 pasangan yg sebenarnya belum benar-benar menjadi pasangan, Eunhyuk, Nana, Donghae, dan Ahna.

“Shirreo! Aku tak mau menjadi pembantumu!”, ucap Ahna sambil mengibas-ibaskan kedua tangannya pada Donghae.
“Yak! Andwae!”, protes Donghae hendak menerkam Ahna.
“Ini ulahmu! Harusnya kau yg menjadi pembantuku!”, kata Ahna sambil menunjukkan tangannya yg terluka tepat di depan muka Donghae, lalu berjalan meninggalkan Donghae yg melongo bagaikan ikan Mokpo di siang bolong *apaya -,-

>

Mereka sudah sampai di hotel, tepatnya di kamar masing-masing. Karena kamar hotel cukup luas, satu kamar diisi 5 orang, yaitu satu kamar untuk para yeoja dan 1 kamar untuk para namja.

“Hae Yeon~ah, kurasa aku ingin terus mengunci diriku disini dari pada harus menjadi pembantu, hhhh”, kata Ahna sambil menghempaskan tubuh ke kasur.
“Eh, mau tau sesuatu yg seru?”, Hae Yeon berkata sambil sedikit berbisik membuat ketiga temannya penasaran dan mendekat padanya.
“Para namja sedang melakukan taruhan. Kan selama ini Eunhyuk oppa dan Nana tampak selalu bertengkar, nah kalau pada akhirnya Eunhyuk menyukai Nana, maka ia kalah taruhan dengan para namja, ssstt”, kata Hae Yeon masih tetap berbisik yg membicarakan satu temannya yg sedang asyik menyenandungkan lagu Cinta Satu Malam di kamar mandi.
“Jeongmaleoyo?”, tanya Ahna tak percaya.
“Jinjjayo! Jeongmaleoyo!”, kata Hae Yeon meyakinkan mereka.

>

“Ya! Kenapa tak ada tempat untuk pakaianku?”, keluh Eunhyuk pada keempat temannya yg tengah berbaring dengan damai di kasur dan nampak tak menghiraukan pertanyaan Eunhyuk.

Eunhyuk memang datang paling terakhir di kamar hotel dan ketika ia masuk hotel, lemarinya sudah penuh dengan baju-baju member lain plus punya author *ngeksis*

“Yak, Kyuhyun~ah! Pindahkan beberapa pakaianmu!”, Eunhyuk menarik kaki panjang milik Kyuhyun yg tengah tertidur walau sebenarnya tak benar-benar tertidur.

Hening.

“Baiklah! Akan kukatakan pada yeojamu bahwa kau hobi menciumku dan memukul pantatku dengan genit”, Eunhyuk berjalan menuju pintu kamar hotel.
“Yak! Stop! Arrasto, arrasto”, dengan pasrah Kyuhyun berjalan menuju lemari dan memindahkan beberapa pakaiannya. Eunhyuk tertawa puas.

>

“Aku mau mencari makan malam dengan Eunhyuk, kalian ikut?”, tawar Min Ji pada keempat temannya.
“Tumben tak dengan Kyuhyun?”, tanya Ahna.
“Para namja ikut semua dan yg mengajakku tadi abangku, bukan Cho Kyuhyun”, terang Min Ji.
“Baiklah kami ikut. Kami juga lapar. Kajja pammogcha”, ujar Nana ceria. Entah mengapa akhir-akhir ini Nana begitu bersemangat kalau diajak makan dan berat badannya tak pernah bertambah, tetap yg terkurus sekering-keringnya.

“Baguslah, kau membawa pasukan. Kami jadi tak seberapa kerepotan kalau kami butuh bantuan”, siapa lagi kalau bukan Kyuhyun si raja upil [ baca : epil ] yg berbicara dengan tawanya yg juga upil [ baca lagi : epil ]
“Apa maksudmu?!”, tanya Nnana yg sudah mengepalkan tangannya di depan wajah Kyuhyun.
“Sudahlah, kita memang harus profesional. Turuti saja apa yg mereka mau, kajja!”, Ahna menengahi sambil menggeret keempat temannya yg terlihat lesu.

-Donghae’s POV-

Aku tak bisa menahan tawa ketika melihat dua pasangan yg tak biasa itu. Kyuhyun, Min Ji, Eunhyuk, dan Nana. Sebenarnya aku kasihan dengan Nana dan Min Ji yg sedari tadi di suruh-suruh oleh dua setan ababil itu. Kibum dan Henry? Aku yakin mereka tak tega menyuruh-nyuruh yeojachingu mereka, haha sama denganku, apalagi Ahna buka yeojachinguku.

“Kau tak menyuruhku melakukan sesuatu?”, sebuah suara mengejutkanku dari belakang.
“Kau mau kusuruh-suruh?”, tanyaku balik kepada Ahna, sang pemilik suara.
“Aniyo”, jawabnya singkat sambil ikut duduk di sebelahku.

Kami baru saja menikmati makan malam kami di dekat pantai dan sekarang kami tengah menikmati udara malam yg sejuk di pantai yg tak ada pengunjungnya kecuali kami karena memang sudah malam.

“Kau kenapa tadi?”, Ahna membuka suara.
“Kenapa apanya? Siapa yg kenapa? Memangnya kenapa? Kapan aku kenapa-napa? Dimana aku kenapa?” *haiyah Lee Odong lebay*pluk
“Di pesawat tadi, saat kau menggenggam tanganku. Memangnya aku punya salah padamu?”, kini wajahnya bulat karena gembungan pipinya dan itu.. lucu.
“Salah”, jawabku santai sambil menerawang langit-langit.
“Waeyo? Aku tak pernah mencuri boneka barbiemu!”
“Mwo?? Bukan itu, jenius! Kesalahanmu padaku saat kau membuatku malu di kantin waktu itu saat kita pertama kali bertemu”, kini wajahnya nampak menerawang mengingat sesuatu.
“Apa benar karena itu?”, wajahnya berubah melemas. Eh? Apa ia menanggapi hal itu sungguhan? Aish, polos sekali yeoja ini.
“Tentu saja tidak, babo!”, aku menjendul pelan kepalanya.
“Lalu kenapa?”
“A-aku hanya teringat masa lalu saja”
“Masa lalu apa?”, aigoo bocah ini seperti anak kecil saja, selalu bertanya.
“Bukan hal penting, kajja, kita bermain air bersama mereka”, aku menggandeng tangannya membawanya ke tepi pantai menemui Kibum, Hae Yeon, Henry, dan Ye Eun.
“Yak! Ini kan sudah malam. Bisa masuk angin”

Kurasa aku tak akan masuk angin, karena ada sesuatu yg membuat hati ini menjadi hangat, dan aku akan segera mencari taunya.

-Author’s POV-

Pagi yg cerah untuk sebuah liburan dan menikmati pemandangan. 5 orang yeoja masih terlihat bergelut dengan guling masing-masing di dalam kamar hotel mereka. Mungkin karena semalam mereka terlalu lelah bermain di pantai.

Tok! Tok! Tok!
Suara berisik dari luar kamar hotel mereka mengusik salah seorang yeoja yg sedang tidur. Dengan sangat terpaksa ia bangkit dan membukakan pintunya, ia berpikir bahwa mungkin itu salah satu pelayan yg mengantarkan sarapan mereka, jadi setelah ia membuka pintu, tanpa membuka mata ia langsung kembali ke tempat tidurnya dan tidur.

Tanpa di duga 5 orang namja memasuki kamar hotel mereka dan duduk di sofa kamar hotel.

“Aku tak menyangka mereka masih asyik molor, hash”, keluh salah seorang namja yg bernama Eunhyuk.
“Argh, bagaimana bisa ada disini?”, Donghae nampak menginjak sebuah ponsel yg tergeletak di lantai.

Tak sampai sedetik kelima yeoja tersebut langsung membuka mata sambil melotot serempak.

“Kyaaaaa, apa yg kalian lakukan disini??”, Min Ji yg menyadari keberadaan para namja lebih dahulu berteriak sambil melempar bantalnya ke arah Kyuhyun.
“Kyaaaaa”, teriak keempat yeoja lainnya.
“Bagaimana kalian bisa masuk?”, tanya Ye Eun sambil mengambil posisi duduk di atas kasurnya.
“Bukankah kau yg membukakan pintu tadi?”, celetuk namjanya, Henry.
“Astaghfirullohaladzim, kupikir tadi itu pelayan, rupanya kalian, hash”, Ye Eun menepuk jidatnya dan langsung di sambut tatapan sengit dari keempat teman yeojanya *efek petir*
“Ckckck, lihatlah kalian. Dasar kebo!”, goda Eunhyuk.
“Yak! Ini semua gara-gara kau! Kau tak ingat kemarin kau menyuruhku bolak balik dari hotel ke pantai hanya untuk mengambil tisulah, topilah, alat pencukur kumislah, sampolah, sabunlah, pot bungalah, makanan ayamlah, *author ngelantur* inilah, itulah”, cerocos Nana.

Beberapa menit mereka berdebat, akhirnya hening. Mereka duduk berhadapan dengan para namja di sofa dan para yeoja masih setia di atas tempat tidur lengkap dengan piyama mereka dan rambut mereka yg sudah seperti landak kesetrum.

“Apa jadwal kita hari ini?”, akhirnya Kibum membuka suara.
“Aku ingin memanjat Eiffel yg cantik itu”, kata Ahna sambil menerawang sesuatu.
“Baiklah, kajja. Kita kunjungi Eiffel, lagian ada monyet yg pintar memanjat”, kata Donghae riang sambil memeluk bahu Eunhyuk.
“Maksud loh apa ciiiyyn?”, Eunhyuk menepis tangan Donghae *abaikan yg bagian cin, itu bagiannya author ma Kunyuk, ihihi*
“Tunggu apa lagi?”, Kyuhyun bertanya saat melihat para yeoja tak juga beranjak.
“Bagaimana kami bisa bersiap-siap kalau kalian masih disini, bodoh?!”, ucap Min Ji sedikit geregetan pada namjanya yg kelewat belo’on *ups
“Aish, kalian ini gaya sekali pake malu-malu. Biasanya juga tak tau malu”, pluk! Sebuah sandal jepit merk Sky Way yg entah dari mana asalnya mendarat di kepala Eunhyuk yg berjalan keluar kamar hotel mengikuti keempat namja lainnya.

>

“Waaah, cantiiiik”, teriak Ahna saat mereka turun dari bus tepat di depan menara Eiffel.
“Apanya yg cantik? Biasa saja!”, cibir Donghae.
“Kau mana bisa melihat benda cantik, bleee”, kata Ahna sambil menjulurkan lidah pada Donghae.
“Aku bisa melihat benda cantik, buktinya aku melihatmu sekarang”

-Donghae’s POV-

“Aku bisa melihat benda cantik, buktinya aku melihatmu sekarang”, deg! Apa yg baru saja kukatakan?
“Mworago?”
“Ah, aniyo. Eiffel memang cantik”, untung saja ia tak mendengarnya.

Deg! Deg! Deg! Deg! Deg! Deg! Deg!
Kau kenapa Donghae~ya? Kenapa kau jadi selepas ini?

“Donghae~sshi, gwaenchanna?”, ia melambaikan tangan tepat di depan wajahku.
“Ah, ne. kajja, kita sudah di tinggal”, aku berpura-pura santai dan berjalan mendahuluinya. Mungkin karena aku merasa sedikit gugup. Beberapa detik kemudian ia berjalan mensejajariku.
“Kau tau? Kau selalu mengingatkanku pada seseorang. Dulu sewaktu kita pertama kali bertemu, kukira kau seseorang yg kukenal, ternyata bukan, hihi”, mungkin ini yg membuatku selepas tadi, ternyata ia yeoja yg sangat terbuka.
“Siapa? Majikanmu?”
“Ah, aniya. Kau ini jahat sekali”, ia memukul lenganku.
“Kau mengingatkanku kepada orang yg dulu selalu mengisi hari-hariku”, lanjutnya.
“Namjachingu?”
“Han Kyung oppa, dia oppaku yg sekarang entah berada dimana”, air matanya jatuh, tapi tawa masih menghiasi wajahnya, mungkin tawa luka.

*asli si ikan ama si kopelnya bibir sekseh kaga ada miripnya ama skali -,-*

“Kenapa kau bilang begitu?”, aku menyodorkan sapu tangan.
“Orang tuaku tak pernah menyetujuinya untuk sekolah di luar negeri, tapi oppaku yg keras kepala tak mungkin menyerah begitu saja. Akhirnya, ia memutuskan untuk melarikan diri. Awalnya aku juga tak setuju dengan ide gilanya yg akan meninggalkanku, tapi tak ada yg bisa menghentikannya. Sudah 7 tahun ini ia tak menghubungiku”, jelasnya panjang lebar.

Ia senasib denganku. Sama-sama tak tau dimana seseorang yg sudah menjadi bagian dari hidup kita.

“Eh, ada ice cream. Kau mau?”, aku mencoba mengalihkan topik. Ia kembali mengangguk dengan semangat dan ceria. Labil nih bocah -,-
“Baiklah, palliyo belikan aku 2”
“Mwo?”, ia tampak terkejut.
“Kau tak ingat tentang taruhan kita, bocah?”, sedetik kemudian ia membalikkan badan dengan kesal. Tetapi, setelah ia kembali membawa es krim, ia kembali ceria. Tuh kan labil.

>

Bertahun-tahun aku mencari pengganti yg persis seperti Hyun Mi, tapi aku tak juga menemukannya. Tapi kenapa yeoja ini datang dan membuat hatiku sedikit tergoyah, padahal ia sangat sangat berbeda dengan Hyun Mi yg dewasa dan tertutup.

“Yak! Donghae~ah!”

Hyun Mi, dimana kau sekarang? Na bogoshipni? Aku benar-benar merindukanmu. Setidaknya aku sedikit berharap bahwa kita akan bertemu disini.

“Donghae~ah!”, pletak!
“Aish, ige mwoya??!”, seseorang memukul kepalaku sangat sangat keras.
“Kau kupanggil dari tadi tak menoleh. Tak baik memikirkanku malam-malam begini. Bikin mupeng soalnya. Muka pengen, hahahah”, rupanya ia yg menjitakku tadi, Lee Eunhyuk kurang ajar!
“Wae?”, tanyaku jutek.

Kupikir ia sudah tidur bersama yg lainnya. Secara ini sudah pukul 1 pagi dan biasanya ia tak pernah terlambat tidur, katanya sih untuk menjaga kulit agar tetap muda *jiyaah bang monyet endel*

“Kau memikirkan siapa tadi?”, tanyanya sambil menatapku penasaran.
“Kau. Sudahlah, aku mau tidur”

-Ahna’s POV-

Oppa, aku merindukanmu. Kenapa kau begitu keras kepala? Sejak dulu ingin rasanya aku menggetok kepalamu yg bagai batu itu dengan rantai kapal. Agar kau tau bagaimana perasaanku saat kau tinggalkan dulu. Oppa babo!

Tiba-tiba ponselku berbunyi tanda ada pesan. Ini masih pukul 6 pagi, siapa yg kurang kerjaan mengirimiku pesan? Eh, nomor tak dikenal? Benar pasti orang iseng!

Ahna~ya, annyeong ~
Apa kabar? Pasti baik kan? Apa kau tambah gendut sekarang? Aigoo, kau pasti tambah gendut, kau kan hobi makan, hahah ~
Apa kau ingat aku? Aku oppamu yg paling tampan se China. Aku sekarang berada di Paris dan mungkin beberapa bulan lagi akan kembali ke Korea, kau mau kubawakan apa dari Paris? Wig? Orang utan? Atau sandal jepit? Saranghae ~

Han Kyung ganteng ~

Benarkah ini oppaku?
Seseorang yg baru saja kupikirkan? Han Kyung oppa?
Benarkah?

Aku begitu antusias dan dengan cepat aku membalas pesan gilanya.

Oppaaaa, kau jahat sekali..
Aku hanya ingin kau kembali seutuhnya. Aku selalu menunggumu disini oppa. Dan aku juga akan menyiapkan rantai kapal untuk menenggelamkanmu. Saranghae ^^

Send.

Setelah aku mengirim pesan pada oppaku, aku langsung bersiap-siap untuk lari pagi. Aku biasa lari pagi, dan kurasa aku akan lari pagi sendiri pagi ini ketika melihat keempat temanku yg masih asyik bergelut dengan gulingnya.

“Kurasa ada yg aneh”, kataku padaku sendiri saat aku tengah berlari pagi. Sedari tadi aku merasa ada yg mengganjal, tapi entahlah apa.
“Apa yg aneh?”
“Aaaa”, aku berteriak terkejut ketika mendengar suara dari sebelahku.
“Donghae? Apa yg kau lakukan disini?”, tanyaku saat mendapati namja ini tengah berlari di sebelahku. Sejak kapan ia disini?
“Aku sedang mencuci piring”, ia tersenyum.
“Kau pikir aku bodoh?”
“Kurasa begitu”, ia mengangkat bahu.
“Yak! Apa-apaan kau ini!”, aku memukul lengannya.

“Ahna~ya?”, tadi suara Donghae, sekarang suara siapa lagi yg kali ini berada tepat di belakangku?

Aku membalikkan badan, dan..

“Omo! Oppa? Katanya kau akan kembali beberapa bulan lagi?”, aku langsung berlari memeluknya.
“Oppa disini”, aku membuka mata dan benar saja. Aku tak sedang memeluk oppaku.

Aaaa, malunya aku >,

“Kenalkan, ini Heechul”, kata Han Kyung oppa sambil memeluk bahuku.
“Aku tau”, cibirku. Secara dia kan sahabat oppaku yg dulu pernah kutaksir, hihi. Mungkin itu yg membuatku refleks memeluknya.
“Kau masih ingat padaku bocah, hahah”, ia mengacak rambutku.
“Oppa, kau belum menjawab pertanyaanku. Katanya kau akan kembali beberapa bulan lagi?”, tanyaku dengan nada manja.
“Kembali dari mana?”
“Paris katamu”
“Nah, kau sedang apa disini? Bersama namja lagi”, kata oppaku sambil menunjuk Donghae. Aih, aku lupa kalau ada dia disini.
“Oppa, kenalkan dia Donghae. Kami hanya sedang liburan bersama teman-teman di—”

Puk!
Aku menepuk jidatku sendiri. Bagaimana aku bisa lupa kalau aku sedang berada di Paris.

“Baru sadar?”, ketiga namja di depanku ini sedang tertawa. Tepatnya menertawaiku. Aish, jinjja!

-Author’s POV-

10 orang yg sedang liburan di tambah dengan 2 namja sedang asyik menyantap sarapan mereka di salah satu café terdekat.

“Kenapa aku baru tau kau memiliki oppa yg sangat tampan?”, Min Ji menyenggol lengan Ahna.

Puk!
Sepotong roti berbentuk bakpo mendarat di kepala Min Ji.

“Wae?”, tanya Min Ji kepada namjanya yg merupakan sang pelaku.
“Aniyo”, Kyuhyun kembali menyantap makanannya tanpa menoleh pada Min Ji.
“Yak! Apa kau cemburu? Aku tak membandingkan Han Kyung oppa denganmu, tapi dengan Eunhyuk”

Puk!
Sepotong roti lagi mendarat di kepala Min Ji, kini tepat mendarat di hidung Min Ji. Dan pelakunya adalah Eunhyuk yg mengerti jalan pikiran Min Ji.

“Yak! Sekali aku mendapat lemparan roti. Aku akan mendapat mesin cuci cantik”

Puk!
Hae Yeon melempar sepotong roti ke kepala Min Ji.

“Chukkae! Mesin cuci cantik akan segera dikirim”, kata Heechul yg di sambut tawa oleh semua orang kecuali Min Ji, tentu saja.

-Donghae’s POV-

Apa aku menyukai yeoja ini? Ah, aniyo! Mungkin aku hanya merasa nyaman dengannya sebagai seorang teman. Ia seseorang yg enak diajak bicara. Lagi-lagi aku memikirkan hal ini saat kami sedang berdua. Hash >,

Kami sedang bersantai di pantai setelah lelah membuat istana pasir sambil menunggu matahari terbenam. Yang lainnya sedang asyik menyantap ikan bakar di belakang kami.

“Tadi itu oppa yg kau maksud?”, tanyaku mengakhiri kesunyian.
“Ne, aku senang kami bertemu disini. Ia juga berjanji padaku tak akan meninggalkanku lagi”, ucapnya sambil tersenyum dan merentangkan tangannya.
“Ba—”

“Donghae oppa?”, seseorang memanggilku sebelum aku menyelesaikan kalimatku membuatku dan Ahna menoleh.
“Hyun Mi~ah?”, apa ini! Kenapa ia bisa ada disini?!

Ash, bukankah aku yg berharap agar kami bertemu disini? Tapi kenapa kini aku tak berharap ia ada disini? Hash!

“Apa yg kau lakukan disini?”, tanyaku.
“Menemuimu. Bisa kita bicara sebentar?”, ia menarik tanganku.

Aku sempat menoleh pada Ahna meminta persetujuan dan ia hanya mengangguk dan kembali memandang langit-langit.

“Wae?”
“Aku telah memaafkanmu atas sikapmu padaku waktu itu. Maukah kau kembali padaku?”, m-mwo? Apa aku tak salah dengar?

Bukankah harusnya kau bisa menjawab ya dalam satu detik Donghae~ah?

“Oppa, gwaenchanna?”, ia meraih kedua telapak tanganku.
“Gwaenchannayo, Hyun Mi~ah”

Aku kembali menatap matanya berusaha mencari suatu jawaban. Tapi kenapa aku tak menemukan apapun dalam matanya. Bukankah ini yg kau harapkan Donghae~ah? Bertemu dengannya disini, tapi kenapa kau jadi sekaku ini.

“Oppa, eotthe?”
“Ne, maksudku aniyo. Mianhae, aku tak bisa”, aku melepaskan tanganku dari genggamannya dan pergi meninggalkannya.

Aku meninggalkan harapan yg selama ini kutunggu dengan hanya satu alasan, Ahna.

-Author’s POV-

Cuaca terlihat buruk dengan awan hitam yg mengeluarkan kilatan petir membuat 10 makhluk harus mengurungkan niatnya untuk berjalan-jalan keluar.

“Apa yg harus kita lakukan sekarang?”, tanya Min Ji yg sedang bersandar di lengan Eunhyuk.

Mereka sedang berkumpul di kamar hotel para yeoja, bingung akan melakukan apa dikarenakan cuaca yg sedang tak bersahabat hari ini.

“Ahna eodiga?”, tanya Hae Yeon tiba-tiba.
“Kurasa ia sedang menghabiskan waktunya dengan oppa gantengnya, hihihi, aish beruntungnya ia punya oppa yg tampan, tak seperti— yak! Oppa!”, Eunhyuk langsung mengempit kepala Min Ji dalam ketiaknya ketika ia mengerti apa yg akan di katakan Min Ji selanjutnya.
“Yak! Kau apakan yeojaku?!”, Kyuhyun tampak tak terima.
“Sedang membicarakan kami?”, Ahna yg tiba-tiba muncul dengan kedua namja tinggi di belakangnya dan satu namja bernama Heechul sedang merangkul pundaknya.
“Kau dari mana saja?”, tanya Ye Eun.
“Makan”

-Donghae’s POV-

Siapa namja yg sedang merangkul pundak Ahna itu? Apa ia oppanya juga? Tapi kenapa Ahna tak pernah membicarakannya. Mukaku memanas, itu yg aku rasakan saat ini. Perasaan yg pernah aku rasakan saat aku melihat Hyun Mi sedang bercanda asyik dengan Kim Jong Woon dulu.

Aku bukan namja bodoh ataupun polos, aku juga pernah merasakan cinta sebelumnya. Jadi, dapat dipastikan bahwa aku mencintai Ahna, tapi sejak kapan? Itulah pertanyaan yg tak akan pernah kutemukan jawabannya.

Aku memutuskan untuk memalingkan wajahku menatap aquarium yg berisi 2 ikan yg sepertinya sedang asyik berpacaran.

“Hash, kenapa kau tak menghiburku, ikan bodoh?! Membuatku iri saja!”

-Author’s POV-

“Hash, kenapa kau tak menghiburku, ikan bodoh?! Membuatku iri saja!”

Gumaman Donghae yg cukup terdengar membuat semua orang menoleh ke arahnya, tak terkecuali kedua ikan yg baru saja ia ganggu *author penuh khayalan*

“Gwaenchanna, Donghae~ah?”, Kyuhyun langsung memegang dahi Donghae setelah itu menyentuh pantatnya sendiri.
“Yak! Kau pikir aku gila kau samakan dengan pantatmu!”, protes Donghae. Seisi ruangan tertawa cekikikan.

-Donghae’s POV-

“Namja berbibir sekseh itu teman oppamu? *Donghae gak enak banget jelasinnya >,
“Ne, dia cinta monyetku, haha”, slep!
“Mwo?”
“Tenanglah Lee Donghae. Itu dulu. Sekarang aku menyukaimu, hihi”

Astaga naga digigit gaga sambil nonton Twilight Saga! Inih anak kenapa jujur banget sih, bikin aku salah tingkah aja.

“Wae? Kau pikir aku tak tau kau juga menyukaiku?”, glodak!

Inih anak beneran deh! Apa ia minta mati? Blak-blakan banget kalo ngomong! Iya kalo aku juga menyukainya, kalo tidak? Aish, tapi kan aku memang menyukainya!

“Dari mana kau tau?”, tanyaku curiga. Apa karena pinky diaryku? Aish, tega sekali pinky diaryku mengkhianatiku *asli Donghae gasuka pink, tapi author suka :P*
“Matamu”
“Ne?”, matanya kini tepat mengarah ke mataku yg sedang kalang kabut sendiri.
“Aku bisa membaca pikiran orang. Hanya dengan melihat matanya aku bisa mengerti perasaan orang itu sedang gugup, senang, khawatir, dan juga cemburu”, katanya dengan menekan kata ‘cemburu’.
“Aish, kau ini mengganggu saja”, aku beranjak dari kursi dan berniat pergi. Namun, selangkah aku berjalan ia menahanku.
“Jangan menyesal kalau aku di culik Heechul oppa suatu saat nanti”, kata Ahna sambil berlari menjauhiku dengan wajah cerianya.

Apa maksudnya hah?! Aku baru saja sadar bahwa aku sedang dipermainkan oleh bocah itu! Hash! Kau bodoh sekali Donghae~ah! Bagaimana kalau ia benar-benar direbut oleh namja itu?!

Aku langsung berlari mengejarnya yg sedang berlari kecil sambil bersenandung ria. Menarik lengannya untuk menghadap ke arahku dan langsung menyerang bibirnya yg sedari tadi tersenyum nakal padaku.

“Jangan mempermainkanku lagi, Ahna~ya”, ucapku segera setelah aku melepaskan bibirku dari bibirnya.
“Oppa, aku tak pernah sekalipun mempermainkanmu. Kau yg selalu bermain dengan perasaanmu sendiri”, ia tersenyum padaku.

Ya benar apa yg ia katakan! Aku yg selama ini mempermainkan perasaanku sendiri, hingga membuatnya menyadari perasaanku sendiri. Oh, sungguh aku namja terbodoh sejagat raya!

“Kau tak bodoh, oppa! Kau hanya perlu mengungkapkan perasaanmu sekarang”, ia kembali tersenyum nakal.
“Yak! Bukankah sudah tau?!”, aku menarik hidungnya gemas.
“Terkadang mempunyai kelebihan seperti ini memang tak menyenangkan, huh!”, ia menghentakkan kakinya dan membalikkan tubuhnya. Aku yakin ia sedang kesal, hihi ~
“Aigoo, kau marah? Ne, aku memang mencintaimu. Kau yg membuatku kembali mengingatkan masa laluku dan kau juga yg membuatku benar-benar melupakannya. Saranghae, jadilah kekasihku mulai detik ini hingga detik kita harus benar-benar terpisahkan”, aku membalikkan tubuhnya dan memeluknya dengan sangat hangat. Ahna.

-TBC-

No comments:

Post a Comment