May 31, 2012

Kumpulan FanFiction Kita

Miss Cat @ the First Sight (-Rye Ra-)
12 | 3 | 4 | 5 end

Something Forever(-Yoon Hwa-)
1

Teardrops on My Guitar (-Rye Ra-)
ONESHOOT

Onde-Onde Imut (-Rye Ra-)
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | Special HaeNa | 6 | 7 | 8 end

CindeLeeRa (-Rye Ra-)
ONESHOOT

When the Battle Dance Begins (-Rye Ra-)
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 end

We don't Belong to the Destiny (-Rye Ra-)
ONESHOOT

Bad CHOcolate (-Rye Ra-)
ONESHOOT

May 09, 2012

ONDE ONDE IMUT –Ep06-

Author : Shin Rye Ra
Cast :
. Lee Hyuk Jae
. Kim Na Na *Fiction*
Rate : AG
Genre : Romance enggak, humor enggak. -,- *Apa deh*

Annyeoong~ part 6 nya OOI is coming :D Untuk cerita OOI ini author terinspirasi dari K-Dramanya suami author *lirik Siwon* yg judulnya 18 vs 29, ada yg belum lihat? Sedikitnya ceritanya bakal seperti itu tapi mungkin bukan 18 vs 29, tapi 19 vs 23 dan tentunya dengan perubahan-perubahan, author gak mungkin nyamain persis dong, namanya aja adaptasi bukan jiplak -,- Mianhaeyo kalo gak suka, gak usah di baca juga gpp tapi harus baca -,- #maksa Mianhae gak ada gambarnya, author gak sempet --,

Tanpa cucacups, yuk kita tancep ceritanya..

10 months later..

-Na Na’s POV-

Aku terbangun dari tidurku. Aigoo, kenapa kepalaku sakit sekali. Eh dimana ini? Rumah sakit?

Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan dan mendapati seorang namja yg sedang tertidur di sofa, siapa dia? Eh, tunggu dulu, itu kan..

LEE HYUK JAE Super Junior!!
Si namja songong itu kan?? Kenapa dia bisa ada disini?

“Na Na~ha, kau sudah bangun?”, suara yeoja mengejutkanku.
“Mona? *nama asli Ah Na inga’ kan?*”
“Eh, tumben kau memanggilku begitu”, ia berbicara dengan bahasa Korea.
“Na, aku kenapa?”, tanyaku dengan bahasa indonesia. Aku sedikit sangsi apa yeoja ini benar Mona, wajahnya, ehm, sedikit berubah lebih tua, tapi dia tetap cantik.
“Nana kau baik-baik saja?”, tanyanya khawatir dengan kembali menggunakan bahasa indonesia.
“Iya, memangnya aku kenapa?”, tanyaku heran.

Ia tak menjawabku malah berjalan menuju namja yg tengah tertidur pulas. Namja itu terbangun dan langsung menghampiriku dengan muka terkejut.

“Yeobo~ah? Akhirnya kau sadar juga”, ia memelukku. Dan apa tadi? Yeobo~ah?
“Yak! Namja songong! Jangan sentuh aku”, teriakku kasar. Aku sangat benci namja ini.

Ia melepaskan pelukanku dan menatapku heran.

“Na, kau kenapa?”, tanya Mona khawatir. Haish, aku tak apa-apa. Memangnya aku kenapa?

Tiba-tiba seseorang masuk dari pintu masuk mengenakan pakaian putih. Aku segera menarik lengan Mona untuk mendekat padaku.

“Na, kita dimana?”, tanyaku.
“Rumah Sakit Seoul”, jawabnya.
“Memangnya di Jakarta ada rumah sakit namanya Seoul?”, tanyaku terkejut. Dan aku juga bertanya-tanya kenapa monyet yadong ini bisa ada disini dan tiba-tiba memelukku.
“Na, kita di Korea. Dan dia suamimu”, ucap Mona sambil menunjuk ke arah monyet yadong itu yg sedang menatapku dengan tatapan khawatir, mungkin, kenapa dia  khawatir?

“MWO?? Suami? Monyet gila ini suamiku??”, ucapku lantang.

Pletak!!
Namja laknat itu menjitak kepalaku. Sial >,

“Sepertinya ia memiliki gangguan di otaknya”, kata seseorang yg memakai baju putih yg kurasa itu dokter, ia berbicara bahasa Korea, apa benar aku di Korea? Dan namja ini?

>

Na Na siang ini sedang kesepian di rumah, yah sudah biasa bagi Na Na. Akhirnya ia memutuskan untuk menyirami tanaman dan bunga-bunga kesayangannya walau tanahnya agak becek karena terkena hujan deras sejam yg lalu.

“Aigoo, kau sudah semakin berat saja Lee Eun Ra, eomma lelah menggendongmu”, kata Na Na pada perutnya yg sudah sangat besar.

Ia terduduk di salah satu bangku di antara tanaman-tanaman itu untuk beristirahat sejenak, akhir-akhir ini ia mudah lelah. Setelah beberapa saat ia istirahat, ia memutuskan untuk kembali ke dalam rumah. Di tengah ia berjalan, ponselnya berbunyi tanda ada yg menelponnya.

“Yeoboseyo?”
Yeobo~aaaaaaahhh
“Yak! Kau genit sekali Hyuk”
Panggil aku oppa
“Ne, oppa. Ada apa menelponku?”, Na Na sedikit mendengus kesal.
Mollaseoyo. Kurasa aku hanya ingin mendengar suaramu, hehehe
“Yak! Apa-apaan itu? Kau—“

Kyaaa, brukk!!
Na Na terpeleset dan ia terjatuh. Kepalanya membentur batu besar dengan sangat keras dan perutnya mulai mengeluarkan darah. Ia tak sadarkan diri.

Na, gwaenchanna?
Yeoboseyo? Na Na? Na jangan mengerjaiku?

-Eunhyuk’s POV-

Aku mulai khawatir, ada apa dengan Na Na, Tuhaan?
Tanpa basa basi aku langsung bergegas pulang, aku tak menghiraukan koreografer dan manajerku yg memarahiku dan memanggil-manggil namaku. Tiba-tiba aku merasa seseorang belari di belakangku, mengejarku, kulirik rupanya itu Donghae.

“Kalau kau hanya menyuruhku untuk kembali, tak ada gunanya”, kataku masih sambil terus berlari menuju parkiran.
“Aku ikut denganmu, kau ada masalah apa?”, tanyanya. Aku tak menghiraukan pertanyaannya, aku hanya tersenyum padanya. Gumawo Hae, ucapku dalam hati.

15 menit kemudian aku sampai di rumah, aku masuk ke rumah dan mendapati.. omona!!

“Na, banguun. Na Na kau kenapa?”, ucapku histeris sambil mengoyak-oyak tubuh istriku yg terkulai lemah di tanah. Perutnya mengeluarkan darah yg mengalir melalui kakinya, dan kepalanya.. banyak sekali darahya.

Aku langsung membawanya ke rumah sakit, Hae yg menyetir, aku menemani Na Na yg tak berdaya di jog belakang.

“Na Na, bertahanlah”, aku menangis dan terus mencium keningnya. Tuhaan, apa yg terjadi dengan Na Na~ku?

^^^^^^^

“Sang bayi sudah waktunya keluar, namun Ny. Lee belum juga sadar. Kami meminta persetujuan anda untuk melakukan sesar untuk mengeluarkan bayinya”, terang seorang dokter padaku.
“Ne, lakukan apa saja asal istriku selamat, jebal”, aku memohon pada dokter itu. Hae mengelus-elus punggungku.

Sudah 2 jam aku dan Hae menunggu bersama Siwon yg baru datang 10 menit yg lalu, namun masih tak ada kabar dari dokter. Tiba-tiba..

Seorang dokter keluar dari ruang operasi. Wajahnya terlihat pucat dan lelah. Ia mengelap keringat yg membasahi dahinya, aku menelan ludah, Siwon dan Donghae sedang asyik berkencan bersama author #plak abaikan

“Dokter, nae anae?”, tanyaku khawatir. Ekspresi dokter saat ini benar-benar membuatku takut setengah mati.
“Istri saudara, ehm, bayinya selamat. Bayi perempuan”, ucap dokter itu masih dengan raut yg sama.
“Istriku bagaimana dok?”, aku mulai menitikkan air mata, takut kalau yg aku takutkan selama beberapa detik ini akan menjadi kenyataan.

Siwon menahan pundakku dan Hae menghapus air mataku.

“Istri anda masih hidup. Tetapi, kami tak tau pasti kapan ia akan sadar karena ia sedang koma sekarang. Keadaannya sungguh sangat lemah, kemungkinan ia akan mengalami gagal otak ringan karena benturan di kepalanya”, terang dokter itu.

Tanpa pikir panjang aku langsung masuk ke ruangan istriku. Ia terkulai lemah, Na Na~ku yg kuat kini terbujung lemah di rumah sakit. Aku suami bodoh! Babo! Babo! Aku merutuki diriku sendiri.

Aku mendekatinya. Menggenggam tangannya. Tak kuasa aku menahan air mataku, aku menangis lagi. Siwon dan Hae berdiri dalam jarak yg jauh dariku, mereka mengerti keadaanku.

“Na~ha, kau tak kasian padaku? Kenapa kau selalu jahat padaku sejak awal kita bertemu? Kau menghinaku, mengejekku, merendahkanku, dan kini kau meninggalkanku. Na, saranghae”, aku mengecup bibirnya yg tampak pucat itu, mengecupnya dalam diam dan cukup lama, air mata terus membasahi pipiku dan terjatuh di pipi mulusnya.

^^^^^^^

“Eun Ra~ya, eomma cantik kan?”, aku menggendong anakku dan mendekatkannya pada eommanya yg sudah terbaring di rumah sakit ini selama 2 minggu lamanya.

Anakku perempuan, namanya Lee Eun Ra. Usianya baru 2 minggu, kini ia tinggal bersama Ah Na dan dirawat olehnya, aku tak bisa menjaganya karena aku harus bekerja.

“Oppa, kau pulang saja, istirahatlah. Ini sudah pukul 12 malam, lagian kau besok juga harus bekerja kan?”, kata Ah Na yg setia menemani Na Na setiap malam jika aku tak bisa menemani Na Na.
“Ani”, aku menggeleng.
“Kau saja yg pulang, kau juga harus bekerja besok. Kasihan suamimu yg menunggumu dirumah”, jelasku. Akhirnya, ia menurut.

Beberapa jam kemudian..

“Na, cepat bangun. Apa kau tak ingin melihat wajah anak kita yg sangat cantik sepertimu itu? Kenapa kau hobi sekali sih tidur lama sekali di rumah sakit. Dulu 7 bulan lamanya kau tidur di rumah sakit, apa sekarang akan terulang kembali?”, aku menggenggam tangannya dan meletakkannya tepat di depan bibirku. Hampir setiap malam aku menangis seperti ini. Aku sedih.

Cklek!

“Eunhyuk~ah, kau di dalam?”, tanya seseorang yg sepertinya suara Siwon setelah ia membuka pintu ruangan.
“Ne, masuklah”, jawabku singkat tanpa menoleh.
“Makanlah, kau belum makan. Kau ini bodoh sekali”, kali ini Hae menimpali.
“Eo, aku menyuruh Ah Na pulang untuk menemanimu kenapa kau malah kesini?”, tanyaku pada Hae. Siwon membuka bungkusan yg kurasa isinya makanan, aigoo aku lapar. Aku memang belum makan sejak.. entahlah sejak kapan.
“Jinjja? Aish, ia bilang kau menyuruhku kesini. Dasar bocah itu!”, Hae menggerutu pelan dan aku sedikit terkekeh mendengarnya, lumayanlah mereka disini bisa menghiburku.
“Ya! Kurasa hanya aku yg masih perjaka disini”, keluh Siwon sambil duduk di sofa, di sebelah Hae.
“Sabar ya. Tuhan kan selalu di dekatmu”, kata Hae sok bijak sambilngelus punggung Siwon. Aigoo bocah-bocah ini emang rada stress ya..

Beberapa menit kemudian kami selesai makan dan kami langsung tertidur bertiga. Hae dan Siwon tidur terduduk di sofa, dan aku di kursi di sebelah tempat tidur Na Na. setiap hari aku selalu berharap bahwa ketika aku bangun, aku akan mendapati istriku ini bangun dan tersenyum padaku.

>

“Gangguan apa dok?”, tanya Eunhyuk khawatir.
“Siapa yg gangguan dok?”, timpal Na Na polos -,-

Dokter itu ke luar ruangan, Eunhyuk mengikuti. Ah Na menemani Na Na yg sedang terbengong di atas tempat tidur.

“Karena benturan itu, mungkin istri saudara mengalami lupa ingatan sementara”, jelas dokter itu setelah sampai di ruangannya. Wajah Eunhyuk tampak menegang.
“Hanya sementara kan dok?”, tanyanya waswas.
“Ne, karena tak ada organ atau saraf yg benar-benar rusak. Mungkin dalam hitungan bulan atau mungkin juga dalam hitungan tahun ia akan kembali ingat”, kata dokter itu sambil membenarkan letak kacamatanya.

>

“Mona, sebenarnya ada apa?”, tanya Na Na penu harap dengan sahabatnya ini.
“Annyeonghaseyo”, seseorang datang dari pintu, mengecup kening Ah Na sebentar dan terkejut melihat Na Na, begitu juga sebaliknya.
“Na Na, kau sudah sadar? Aish, alhamdulillah ya sesuatu”, kata Hae senang #plak
“Lee Donghae?”, Na Na masih melongo.
“Ya! Tumben kau memanggilku seperti itu”, kata Donghae. Ah Na langsung menarik lengan baju Hae dan membisikinya sesuatu, sesuatu tentang Na Na yg diperkirakan lupa ingatan.
“Mona, apa aku sedang bermimpi buruk? Tadi si wajah monyet itu memelukku, kini Lee  Donghae tiba-tiba datang dan memelukmu. Setelah ini apalagi?”, ucap Na Na yg berhasil membuat Donghae garuk-garuk kepala gak jelas karena gak ngerti bahasa yg di omongin Na Na, jadi ia lebih memilih untuk diam dan duduk di sofa.

“Annyeonghaseyooo”, tiba-tiba ada suara yg berasal dari beberapa orang datang dari arah pintu. Semua yg berada di dalam ruangan sontak menoleh ke arah sumber suara dan ternyata itu adalah member Super Junior yg lain yg sedang berkunjung. Beberapa detik kemudian Na Na pingsan, karena mungkin tak sanggup lagi ia bertemu dengan ‘alien lainnya’ setelah Eunhyuk dan Donghae, hahaha #plak

^^^^^^^

“Mona, kita dimana?”, tanya Na Na bingung setelah Eunhyuk membawanya pulang bersama Donghae dan Ah Na yg mengantarkan.
“Ini rumahmu”, jawab Ah Na.

Na Na masih belum tau menau tentang ia yg baru saja melahirkan seorang anak perempuan, mereka bertiga merahasiakannya. Takutnya kalo Na Na mengetahuinya langsung, ia akan semakin shock.

“Na, aku pamit pulang. Jaga dirimu baik-baik ya”, Ah Na pamit kepada Na Na, begitu juga Donghae.

“Kau kenapa tak pulang juga?”, tanya Na Na sinis kepada Eunhyuk yg sedang berbaring di sofa setelah mengantarkan Ah Na dan Donghae keluar.
“Ya! Ini rumahku babo!”, jawab Eunhyuk tak kalah sinis.
“Andwae! Bagaimana bisa? Ah Na bilang ini rumahku”, tiba-tiba Eunhyuk beranjak dari tidurnya dan berjalan mendekat kepada istrinya. Na Na yg merasa harus mempersiapkan siaga satu karena akan datang bahaya pun berjalan mundur, tapi sebelum ia berhasil kabur, Eunhyuk sudah menangkapnya duluan.
“Kau istri sahku. Dan karena itu kau tinggal bersamaku”, ucap Eunhyuk lembut dan wajahnya sangat dekat sekali dengan muka Na Na.
“Andwae! Kenapa mimpi buruk ini belum berakhir? Apa benar aku menikahi manusia monyet sepertimu? Kenapa tidak Choi Siwon saja? Wake up Na! Wake up!”, kata Na Na sambil mencubiti pipinya sendiri berharap ia akan terbangun dari mimpinya.

Pletak!! Pletak!!
Tangan Eunhyuk secepat kilat mendarat di kepala Na Na.

“Kyaa, appo >,
“Ya! Kau mulai lagi membanding-bandingkanku. Mau kucium hah?”, kata Eunhyuk sedikit berteriak sambil memonyongkan bibirnya kearah Na Na.
“Kyaaaa, eommaa, appaa, anakmu mau diperkosa manusia monyeeet”, Na Na berlari menjauh darinya dan masuk ke kamar mandi dan menguncinya.

-Na Na’s POV-

Aku terduduk di kloset, berusaha mengingat semuanya. Namun, yg kuingat hanyalah bahwa aku sedang tidur di kamar Mona bersama Mona, di rumah Mona, di Indonesia. Namun, kenapa ketika aku terbangun pagi ini aku sudah berada di Korea, di rumah sakit, dan aku kini serumah dengan monyet yadong yg sangat ku benci itu >,

Aku beranjak dari dudukku, berniat untuk mencuci tanganku di wastafel. Namun, saat aku selesai mencuci tangan..

“Kyaaaaaa”, aku berteriak terkejut. Kenapa wajahku seperti ini? Apa aku sudah setua itu? Aku masih 19 tahun kan? Eomma, appa, apa yg terjadi padaku T_T aku menangis sejadi-jadinya. Aku takut, takut karena aku tak mengenal siapapun disini kecuali Mona. Ah, ani, ada halmeoni dan Ra disini, tapi aku tak tau rumah mereka dimana, eottokhe?

-Author’s POV-

Tok tok tok!! Tok tok!!
Sudah sejam lamanya Eunhyuk menggedor pintu kamar mandi namun Na Na tak kunjung keluar dari kamar mandi.

“Na, jangan seperti ini, jebal. Jangan seperti anak kecil”, Eunhyuk mendesah lemah.
“Aku masih 19 tahun, jadi wajar aku seperti ini”, kata Na Na sinis dari dalam. Suaranya mendengung, terlihat bahwa ia habis menangis.
“Ya! Kau itu sudah 23 tahun. Jangan seperti anak kecil!”, kata Eunhyuk tak sabar.
“AKU 19 TAHUN BABOO!!”, Na Na mulai berteriak.
“Arra, arra. Sekarang kumohon keluarlah. Kau tak lapar?”, ucap Eunhyuk kembali lemah.

Cklek!!
Na Na membuka pintu perlahan.

“Baegopha”, ucap Na Na lemah.
“Kajja, kita cari makan”, kata Eunhyuk riang sambil akan memeluk Na Na, namun Na Na langsung menepisnya dan menatapnya tajam, “Jangan sentuh aku!”

Eunhyuk tak punya pilihan, kalau sudah seperti ini, Na Na sangat keras kepala. Ia hanya bisa berharap agar Na Na cepat kembali ingatannya.

>

“Na Na, kau tetap cantik”, kata Eunhyuk di tengah mereka makan, ia ingin tau reaksi Na Na akan seperti apa setelah ia berkata begitu.
“Aku tau, kau tak perlu menggodaku”, ucap Na Na tanpa menoleh ke Eunhyuk dan terus memakan makanannya.

Jedheerr!
Langsung ada petir di kepala Eunhyuk #cegek

Ternyata meskipun ia lupa ingatan, sifat percaya dirinya tak hilang dari dirinya. Dasar yeoja aneh, kata Eunhyuk dalam hati.

“Na, apa kau tak ingat sama sekali?”, kata Eunhyuk penuh harap ketika mereka berada di rumah kembali.
“Ingat”, jawab Na Na singkat sambil memandang ke layar TV.
“Jinjjayo?”, tanya Eunhyuk sumringah.
“Aku ingat aku sedang di rumah Mona saat itu. Dan aku juga ingat kau namja songong yg dikagumi banyak yeoja yg terdampar di boyband keren bernama Super Junior”, ucap Na Na masih sambil memandang ke layar TV.
“Ya! Apa maksudnya itu? Aku ini suamimu”, kata Eunhyuk tak terima. Na Na menoleh dan menatap Eunhyuk malas, memandangnya cukup lama, dan hal ini sukses membuat jantung Eunhyuk berdegup sangat kencang. Ia gugup, walau sudah lama menikah dengan yeoja ini, tetap saja jantungnya seperti ini ketika Na Na memandangnya lama, hanya Na Na yg bisa membuatnya seperti ini.
“Kau terlalu jelek untukku” Jedheerr!! Serasa seribu paku menancap di jantung Eunhyuk saat ini, Na Na sekarang benar-benar kembali kepada Na Na yg dulu saat ia pertama mengenalnya. Dan ia bukan membenci Na Na yg seperti ini, ia malah semakin gemas melihat istrinya itu.
“Ya! Apa kau mengenal Ra, dongsaengku”, tanya Na Na setelah Eunhyuk masih belum juga mengeluarkan suara.
“Ne. bagaimana mungkin aku tak ingat pada dongsaeng istriku”, jawab Eunhyuk sambil mencomot pisang di depannya *dasar monyet -,-*
“Aku bukan istrimu”, jawab Na Na ketus.
“Kau istriku”
“Bukan”
“Iya”
“Bukan”
“Kalau begitu, aku suamimu”
“Sama saja babo!”, Na Na menggetok kepala Eunhyuk. Dan yg kepalanya di getok hanya bisa cengengesan mendapati istrinya yg seperti anak kecil.
“Na, aku mencintaimu. Apa kau mencintaiku?”, tanya Eunhyuk.
“Ani”
“Jeongmaleoyo?”
“Ne”
“Kau tak ingat, ya? Dulu kau pernah berlari-lari ke arahku dan langsung memelukku, kemudian kau bilang ‘Saranghae, Lee Hyuk Jae’ di depan umum”, ucap Eunhyuk bohong hanya untuk menggoda Na Na. Na Na yg mendengar hal itu langsung membulatkan matanya seketika.
“Andwae! Andwae! Andwae!”, teriak Na Na sambil memukuli dada bidang Eunhyuk. Eunhyuk tertawa terbahak-bahak melihat istrinya berhasil ia kerjai.

“Yeobo~ah, aku harus bekerja. Aku akan segera kembali”, kata Eunhyuk pada Na Na dan berniat menciumnya, namun Na Na langsung menghindar.
“Jangan panggil aku seperti itu, aku ini masih 19 tahun dan aku belum menikah”, ucap Na Na jutek. Eunhyuk tak menghiraukannya dan langsung melongos pergi.

Sungguh sebenarnya hati Eunhyuk sangat terluka saat ini. Siapa yg tak terluka jika istrinya sendiri tak mengingatnya sebagai suami dan bahkan malah membencinya?

-Na Na’s POV-

Setelah namja itu pergi aku berniat mencari sesuatu yg bisa membuatku kembali teringat akan sesuatu hal. Aku berjalan menuju satu ruangan yg sepertinya itu kamarku dan omona~ apa aku sekamar dengannya?

Ketika aku memasuki ruangan kamar itu aku mendapati satu foto besar yg terletak di dinding, tepatnya di atas tempat tidur. Dan yg kulihat di foto itu adalah fotoku dengannya dengan background Eiffel, kami terlihat sangat mesra dan bahagia saat itu, omona~ apa ini nyata Tuhan?

Aku terus menelusuri kamar itu dan mendapati ponsel yg terletak di meja dekat tempat tidur, aku mengambilnya dan membukanya.

“Kurasa ini milikku”, aku membuka phonebook berharap ada seseorang yg bisa kuhubungi, kenapa disini terdapat nomor dengan nama belakang ‘Super Junior’? Apa ini nomor member Super Junior? *Na Na mau dong >,

Beberapa menit aku mencari, aku menemukan nomor Mona dengan name contact ‘Ah Na’ dan aku langsung menelponnya.

Yeoboseyo?
“Mona, kau tinggal dimana? Aku tinggal bersamamu saja ya?”
Ah mianhae Na, aku tinggal bersama suamiku sekarang
“Mwo?? Kau sudah menikah? Dengan siapa?”
Donghae Oppa, masa kau lupa. Kau kan hadir di acara pernikahanku
“Donghae Oppa?? Jinjjayo? Ah, arrachi”, aku sedikit kecewa karena aku tak bisa pergi dari tempat ini.
Mianhae Na
“Gwaenchannayo”, klik. Aku memutus sambungan telepon.

Aku kembali mencari nomor yg bisa kuhubungi dan aku menemukan nomor dongsaengku, yes!!

Yeoboseyo?
“Ra~ya, kau sibuk?”, tanyaku waswas, aku harus berpura-pura tidak lupa ingatan agar aku bisa tinggal bersamanya.
Ani, eonnie. Waeyo? Ada masalah dengan Eunhyuk Oppa?”, ide bagus Ra!
“Ne, kau bisa menjemputku?”, haha, mianhae Ra aku membohongimu. Aku bahkan tak yakin apa Eunhyuk benar suamiku. Pokoknya aku tak mau tinggal disini lagi, apalagi dengan namja songong itu. Cih!
Ne, aku kesana sekarang”, klik. Aku menutup sambungan telepon.

Sedetik kemudian aku langsung menari-nari riang saking bahagianya, hingga aku tak sadar ada anak tangga yg berhasil membuatku terjatuh.

“Aish, appo~ Na Na babo!!”

25 menit kemudian..

“Eonnie mau kemana?”
“Tinggal bersamamulah babo! Kau kan tau aku sedang ada masalah dengan namja son.. maksudku dengan Eunhyuk”, kataku sambil berjalan keluar membawa koper yg berisi barang-barangku.
“Apa Eunhyuk Oppa tak kan marah?”
“Sudahlah, Ra, kau tak kasihan padaku? Kajja. Aku sudah rindu pada halmeoni”, akhirnya Ra menurut dan mengemudikan mobilnya menuju rumah halmeoni, yes!

“Eonnie, kau tau? Kurasa aku mulai ngefans sama Cho Kyuhyun”, kata Ra disela-sela ia menyetir.
“Cho Kyuhyun? Hmm, anggota baru Avenged Sevenfold?”, tanyaku. Cho Kyuhyun ya? Sebenarnya aku pernah mendengar namanya, tapi dimana ya.. hmm.
“Ah, eonnie jangan bercanda. Magnae Super Junior eonn”, slap! Oh ya, magnae Super Junior, hah gimana aku bisa lupa? Aigoo, yg aku tau hanya Choi Siwon, Lee Donghae, dan namja songong si Lee Hyuk Jae itu, haha.
“Ah, ne. aku lupa, hehe”, ucapku cengengesan sambil garuk-garuk ketiak, eh kepala maksudnya.
“Kenapa kau menyukainya?”, tanyaku basa-basi.
“Karena dia evil, tingkah lakunya seperti setan, haha”

Kyaa!
Kenapa tipe namja Ra buruk sekali -,- *plak*Na Na digampar Sparkyu*

“Halmeoni, na bogoshippeoyo”, aku langsung memeluk halmeoni ketika kami sampai di rumah.
“Aigoo, kau ini seperti anak kecil saja”, halmeoni membalas pelukanku. Aku memang masih kecil nek, usiaku masih 19 tahun, kataku dalam hati.

^^^^^^^

“Yak!! Aku akan menaaang”, teriakku histeris ketika team bola pilihanku mencetak goal.

Aku sedang taruhan dengan Ra. Jika ia kalah, ia akan mengijinkanku tinggal disini sampai kapanpun aku mau. Dan jika aku kalah, maka aku harus mengajaknya ke dorm Super Junior. Aku tak boleh kalah! Karena aku sendiri saja tak tau dimana dorm Super Junior berada.

30 menit kemudian aku terkulai lemas di sofa depan TV dan Ra sedang tertawa bangga menikmati kemenangannya. Ya, teamku kalah dan teamnya yg menang. Aish! Bodohnya aku mau menerima taruhan konyol ini.

“Ra~ya, kita batalkan saja ya taruhannya?”, kataku penuh harap.
“Andwae! Besok pagi, kita berangkat. Jaljaeyo~ eonnie”, ia mencium kedua pipiku dan meninggalkanku yg sedang galau sendirian.

Eotthe?
Apa aku harus menghubungi namja songong itu? Aish! Molla~

-Eunnyuk’s POV-

Aku pulang malam hari ini, aish lelahnya. Tanpa pikir panjang aku langsung merebahkan tubuhku di sofa setelah sampai di rumahku yg sepi ini, eh tunggu dulu.. sepi?

“Na, eodiseo?”, aku agak berteriak, aku khawatir ia tertidur di kamar mandi #plak ngaco
“Na Na, jangan bermain-main denganku. Sudah malam Na”, aku mulai khawatir.

Tetap tak ada suara.
Akhirnya aku memutuskan untuk menelpon Ah Na.

Yeoboseyo? Ya! Kau tak tau ini sudah malam? Ada apa kau mencari istriku malam-malam begini? Anakmu baik-baik saja”, suara Hae bergema di otakku saking kerasnya suaranya.
“Yak! Aku tau ini sudah malam, maka dari itu pelankan suaramu babo!”, tiba-tiba aku mendengar suara sedikit ribut agak jauh, kurasa Hae dan Ah Na sedang berdebat sesuatu.
Yeoboseyo, waeyo Oppa?”, kali ini suara yg terdengar lebih lembut dari yg tadi.
“Apa Na Na disitu?”
Ah, aniyo. Apa dia tak ada disana?
“Ne”, ucapku lemah.
Ah, iya Oppa. Tadi ia sempat menelponku dan ia bilang ingin tinggal bersamaku, tapi aku segera menolaknya karena ada Eun Ra disini. Mianhae Oppa
“Gwaenchannayo. Yasudah, bye”, klik.

Dimana kau Na Na babo! Kau itu merepotkanku saja sih, aish~!

Keesokan paginya..

Aku terbangun dari tidur tidak nyamanku. Semalam aku tertidur di sofa karena terlalu lelah dan bingung mencari Na Na.

Nanana~Sweet Cake~calling

Na Na?

“Yeoboseyo?”
“…”
“Na? Waeyo?”
Hyuk, aku dan Ra ingin ke dorm. Kau bisa mengantarku?
“Ne, dengan senang hati. Kau dimana? Di rumah halmeoni? Aku jemput sekarang ya?”
Ne”, tuut tuuut.

Aigoo, bocah ini kenapa lagi -,-
Tanpa pikir panjang aku langsung bergegas menuju rumah halmeoni, aku bahkan lupa mandi, haha, bodo amat lha #plak

^^^^^^^

“Aigoo, kau tambah tampan saja”, halmeoni langsung memelukku setelah aku sampai di rumahnya. Semenjak aku menjadi cucunya, halmeoni memang sangat menyayangiku, katanya sih karena aku bersedia menjaga Na Na.

“Halmeoni, wajah pas-pasan begini masa kau bilang tampan?”, kata Na Na sambil memegang pundak halmeoni.
“Yak! Apa maksudmu?, teriakku tak terima.
“Hahaha, dasar anak muda”, kata halmeoni sambil meninggalkan kami.

“Kajja, oppa”, Yoon Ra menggeret tanganku, Na Na membuntutiku dari belakang.

^^^^^^^

Kami sampai di dormku dulu. Tumben-tumbenan Na Na ingin ke dorm.

“Annyeoong~”, sapaku setelah kami memasuki dorm. Dan kepala Kyuhyun nongol tiba-tiba.
“Hyung? Tumben kau bersama istrimu? Bukannya ia lu— kyaaa”

Aku menginjak kakinya, mengantisipasi sebelum kata-kata setan yg akan membuat Na Na sadar akan sesuatu keluar dari mulut bocah ini.

“Ada siapa saja di dalam?”, tanyaku. Na Na dan Ra masih diam mematung. Katanya mereka ingin kesini, setelah sampai disini malah diam, dasar aneh.
“Yesung hyung dan Wookie hyung sedang ada job, jadi di dalam hanya ada Siwon hyung dan Sungmin hyung”, jelas Kyuhyun sambil mempersilahkan kami duduk.

-Author’s POV-

Na Na dan Ra diam. Na Na diam karena ia tak tau harus apa, ia bahkan tak mengenali semua namja disini. Dan Ra? Ia diam karena ia juga tak tau harus berbuat apa di depan idolanya ini.

“Hyung, ada apa kemari?”, tanya Kyuhyun memecah keheningan.
“Ah, aku hanya mengantar istriku”, kata Eunhyuk sambil menunjuk Na Na. Na Na kelagapan.
“A-aku.. Ra yg menyuruhku untuk mengajaknya kemari”, Kyuhyun semakin bingung. Dan Ra ikut kelagapan seperti eonnienya. *dasar manusia-manusia aneh -,-*
“Ah, iya. Ini siapa?”, tanya Kyu pada Na Na.
“Nae dongsaeng, Yoon Ra” *argh, author sekarang benci jadi cast >,< mau gimana lagi?*
“Ah, naneun Kyuhyun imnida. Kau pasti mengenal namja tampan ini kan?”, kata Kyu percaya diri sambil masang tampang sok cool dan hal itu sukses membuat Na Na dan Ra melotot. Eunhyuk sih sudah biasa dongsaengnya berbuat seperti itu.
“Eonnie, kita pulang saja. Dia percaya diri sekali. Aigoo, aku jadi menyesal menyukainya jika dia seperti itu” *ups

Semua melongo menatap Ra. Keringat kini bercucuran di wajah Ra. Babo! Babo! Bagaimana aku bisa kelepasan sih, rutuk Ra dalam hati.

Wajah Ra sudah memerah hingga tak terlihat mana mata dan hidungnya #plak Akhirnya, mereka memutuskan untuk pamit pulang. Setelah Kyuhyun menutup pintunya, tiba-tiba sebuah senyum tersungging di bibir manisnya yg bikin author klepek-klepek #plak lagi

“Kajja, kita pulang yeobo~ah”, Eunhyuk menarik tangan Na Na setelah 1 jam berada di rumah halmeoni.
“Shireo! Aku mau disini saja”, Na Na menolak. Ra yg memperhatikan mereka, mulai tak nyaman atas penolakan Na Na kepada suaminya. Ia melihat Eunhyuk miris.
“Ah, mianhae. Memangnya kalian ada masalah apa? Kalau memang separah itu, kuharap segera diselesaikan, eonnie kasihan oppa. Eonnie pulang saja ya?”, Ra akhirnya menengahi.
“S-H-I-R-E-O”, Na Na bersikeras.
“Ya! Istri macam apa tak mau menemani suaminya dirumah. Apa eommamu mengajari hal seperti itu padamu? Aku saja tak pernah mengajari eommamu seperti itu. Pulang sekarang bersama suamimu!”, halmeoni yg baru saja datang dari dapur langsung membentak-bentak Na Na.

Hening. Kalau halmeoni sudah marah memang akan sangat mengerikan, apalagi membantahnya. Akhirnya, Eunhyuk pamit kepada halmeoni dan Ra. Ia menuntun istrinya yg sedari tadi menunduk ke  dalam mobil.

“Na? Gwaenchannayo?”, tanya Eunhyuk khawatir karena sepanjang perjalanan Na Na terus menunduk dan tak mengucapkan sepatah katapun.
“HUAAAAAAAAAAA!! Halmeoni jahaaaaatt! Aku kan belum menikaaah!! Huaaaa”, Na Na menangis dan berteriak sejadi-jadinya dan itu berhasil membuat Eunhyuk terkejut setengah hidup.

*dasar Na Na gak inget umur -,-*oh ya lupa ingatan ding*

“Na, sudahlah. Cuup cupcup”, Eunhyuk yg baru saja menghentikan mobilnya langsung memeluk Na Na yg masih menangis.
“Halmeoni jahaat, ia membentakku. Aku benci dibentak, hiks”, kata Na Na sambil sesenggukan dalam pelukan Eunhyuk.

Beberapa menit Eunhyuk terus menenangkan istrinya, akhirnya tak ada respon dan suara dari istrinya. Ia melepaskan pelukannya dan mendapati Na Na tengah memejamkan mata, ia tertidur pulas.

“Na, aku akan selalu menunggumu sampai kau kembali mengingatku sebagai suamimu dan mencintaiku lagi”, kata Eunhyuk sambil mengecup pelan dahi istrinya. Ia benar-benar mencintai yeoja ini *iri T_T*plak*

Setelah sampai di rumah, ia menggendong tubuh mungil Na Na menuju kamar, ia tak tega membangunkannya. Dan ia juga berpikir jika ia membangunkan Na Na dengan keadaannya seperti ini sama saja dengan melepaskan harimau dari kandangnya, hehehe.

-Na Na’s POV-

Sesuatu yg menyilaukan membuatku harus membuka mataku, aish, mengganggu tidurku saja, pikirku. Aku membuka mata dan bangun untuk mencari sesuatu yg menyilaukan itu, rupanya itu adalah sinar matahari yg menembus jendelaku, sudah pagi.

“Kau sudah bangun yeobo~ah?”, suara seseorang dari belakangku.

Aku menoleh dan mendapati namja songong itu tengah duduk manis sambil bersandar di sisi kasur dan, dan ia.. tak pakai baju!! Omona~ aku langsung memalingkan mukaku kembali menatap jendela dengan wajah merahku. Tanganku meraba-raba tubuhku memastikan pakaianku masih lengkap, aigoo, apa yg kau pikirkan Na Na babo!!

“Tenang saja, semalam aku tak apa-apakan kamu”, katanya tenang. Aku menatapnya.
“Tapi kalau kau mau aku bersedia kok”, lanjutnya sambil mendekatkan wajahnya padaku dan itu sukses membuat mukaku seperti cabe merah.
“Kyaaa! Dasar monyet yadoong!”, aku menjauhkan mukanya dari mukaku dan aku langsung melongos pergi keluar kamar, aku mendengar tawanya yg terbahak-bahak. Awas kau monyet, kali ini kau boleh menang, tapi lihat saja nanti! Kataku dalam hati.

“Na, aku mau ke dorm lagi. Apa kau ikut?”, tanya Eunhyuk tiba-tiba setelah ia selesai mandi. Ia berpakaian rapi, ia terlihat lucu dan, ehm, tampan. Aigoo~ Na Na, apa yg kau bicarakan!
“A-ani, aku dirumah saja”, ucapku sambil menepis apa yg baru saja kupikirkan.
“Kau yakin?”, tanyanya sambil mengerutkan alisnya.
“Ne, monyet! Kau ini merepotkanku sekali sih”, kataku sambil mendorongnya keluar agar ia cepat pergi.

Pluk!
Ia menjatuhkan tangannya keras di kepalaku >,< appooo~

“Yak! Apa yg kau lakukan?”, aku berteriak padanya.
“Kau sendiri yg membuatku ingin memukulmu”, ucap Eunhyuk santai sambil memakai sepatu ketsnya.
“Dasar monyet yadoong”, aku berteriak frustasi. Ngidam apa sih eomma namja ini >,
“Berarti kau istri dari si monyet yadong, haha”, katanya sambil berlari masuk ke mobil.
“Yak! Sejak kapan aku jadi istrimu babo!”
“Byebyee chagi~ya. Saranghae. Muuaach”, katanya riang sambil melakukan kissby padaku. Omo~ berapa usianya sekarang, iysh!

^^^^^^^

Aku selesai membereskan seisi rumah ini dan kini bingung harus melakukan apa. Aku memutuskan untuk menonton TV saja. Ehm, ketika aku membereskan rumah ini, ada satu ruangan yg menurutku aneh. Ketika aku masuk, cat temboknya berwarna pink dan banyak gambar kuda poni pada tembok. Ada satu tempat tidur, ah ani, keranjang bayi dan seluruh peralatan bayi. Mulai dari mainan, pakaian, bedak bayi, dan semuanya lengkap disini. Kenapa Eunhyuk tak pernah bilang apa-apa padaku tentang hal ini?

“Apa benar aku ini istri Lee Hyuk Jae?”, tanyaku pada diriku sendiri. Sedari tadi aku menonton TV, tetapi pikiranku tidak fokus. Pertanyaan-pertanyaan sejenis itu selalu bermunculan di otakku.

Ting tong!
Seseorang menakan bel rumahku. Siapa sih? Menggangguku melamun saja.

“Eonniiiiieeeee!!”, sebelum aku sampai pintu untuk membukanya tiba-tiba suara keras itu memekakkan telingaku.
“Ra! Kau ini ya!”, aku memarahinya tetapi ia malah cekikikan dan langsung masuk ke rumahku.

“Waeyo?”, tanyaku setelah aku menyusulnya duduk di sofa.
“Eonnie, mianhae masalah kemarin halmeoni membentakmu”, ucapnya menunduk.
“Gwaenchanna. Aku sudah melupakannya”, aku memeluk pundaknya.
“Eonnniiiieee, aku malu sekali dengan Kyuhyun oppa kemarin. Bagaimana aku bisa sebabo itu!”, nada suaranya kembali manja padaku.
“Kau memang babo!”, ucapku seadanya.
“Kyaa, eonnie jahaat”, katanya sambil menjiwit lenganku.
“Kau sendiri kan yg bilang kalau kau babo. Kenapa giliran aku bilang kau babo kau malah marah-marah”, cibirku. Nih anak labil kali ya -,-
“Eonnie, aku kesini sebenarnya ingin memberi tahumu sesuatu”, ucapnya dengan raut kembali serius. Tuh kan nih anak beneran labil ~,~
“Ne”
“Ada yg ingin membunuhku eonn, sejak kemarin malam ada yg terus meneror nomorku. Orang itu terus menelponku dan ketika kuangkat, tiba-tiba langsung terputus begitu saja. Dan ketika aku mencoba menelponnya balik, nomornya tak aktif. Sampai tadi pagi saja, ia terus menelponku. Aku takut eonn”, jelasnya sambil manja-manja padaku.
“Bwahahahha, akhirnya ada juga orang yg ingin membunuhmu. Kalau begitu aku harus berterima kasih pada orang itu dan menyuruhnya untuk segera membunuhmu”, godaku. Ternyata Ra benar-benar suka parno, just like me.
“Eonnie. Kau benar-benar jahaat!”, ia berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambutnya. Hahaha. Senangnya bisa bikin orang frustasi #plak *ketularan Kyu*

Karena memang aku belum ingin Ra untuk pulang, aku membuatkannya ramyun kesukaannya. Aku kesepian kalau harus sendirian di rumah ini.

“Eonnie, bagaimana kabarmu dan Eunhyuk oppa?”, tanyanya di sela ia makan. Aku tak menjawabnya, aku meneruskan makanku. Jujur aku bingung harus menjawab apa.
“Eonniiie”, ia kembali bersuara manja. Aigoo~ -,-
“Baik. Kami baik”, jawabku singkat.
“Aigoo, padahal kau dulu sangat membencinya. Aku tak menyangka kini ia menjadi suamimu”, ia berkomentar. Aku membencinya Ra, sekarang aku membencinya kau tahu.
“Apa aku harus membenci Synyster Gates dulu ya, agar aku bisa menjadi istrinya? Tapi itu tak mungkin, ia sudah memiliki istri”, lanjut Ra sambil menerawang sesuatu.
“Ya! Kau bermimpi terlalu jauh. Avenged Sevenfold itu di Inggris, sedangkan kita di Korea”, kataku malas.
“Mereka di Amerika eonnie”, tiba-tiba ponsel Ra berbunyi.
“Eonnie, ini nomor yg menerorku sejak kemarin”, wajahnya terlihat takut.
“Sini biar aku yg bicara”, aku menyaut ponselnya dari tangannya dan langsung mengangkatnya.

“Ya! Jangan ganggu Yoon Ra! kalau kau terus mengganggunya, kau akan langsung berhadapan dengan eonnienya”, kataku sambil berteriak dan langsung mematikan sambungannya.

Ra tertegun menatapku seperti ia baru saja melihat badak yg mengamuk.

^^^^^^^

Rumah kembali sepi. Ra sudah pulang sejak 1 jam yg lalu karena ia harus menemani halmeoni di rumah.

“Ah aku lapaar”, keluhku.

Nanana~Monyet~calling
Ada apa lagi namja ini menelponku?

“Yeoboseyo?”
Na, kau tidak kabur lagi kan?
“Ani. Wae?”
Aku mengkhawatirkanmu babo!
“Aku sudah 19 tahun, sudah cukup dewasa untuk menjaga diri”
Kau 23 tahun
“19”
23
“19”
Terserah kau saja. Kau sudah makan?
“Belum”
Ayo makan, kutunggu di café biasanya
“Café yg mana babo! Kau tak ingat aku lupa ingatan?”
Haha, mianhae, aku lupa. Di Blue café, yeobo~ah
“Berhenti memanggilku seperti itu”
Muuaaachh”, tuut tuuuut.

Aish, sialan nih namja!
Main tutup telpon aja.

Aku segera mengganti pakaianku dan menuju café yg ia bilang tadi. Aku naik taxi tentu saja, karena aku tak tau daerah sini, ehm, atau bisa dibilang aku lupa. Beberapa menit kemudian aku sampai di café yg ia maksud, nuansanya nuansa musim salju, aku suka salju. Salju adalah musim favorit aku dan Mona, karena sewaktu di Indonesia, kami tak merasakan salju. Aku memasuki café dan mengedarkan pandanganku untuk mencari Eunhyuk dan aku tak mendapati batang hidungnya.

“Aish, kemana sih dia?”, akhirnya aku memutuskan untuk duduk di sudut café. Tempat yg cukup tenang menurutku.

10 menit kemudian Eunhyuk datang bersama namja yg disukai Ra, aish, aku tak ingat namanya.

“Na, apa kau menunggu lama?”, tanya Eunhyuk setelah ia duduk di depanku bersama temannya.
“Ne. lihatlah, rambutku sudah mulai memutih” jawabku sambil menunjukkan rambutku yg sama sekali tidak putih padanya.

“Hyung, istrimu galak sekali”, suara bocah itu terdengar berbisik kepada Eunhyuk, namun aku masih dapat mendengarnya dengan sangat jelas. Aku langsung melotot ke arahnya.
“Apa maumu, tiang listrik?”, aku mengejeknya seperti itu karena memang ia tinggi dan cungkring seperti cagak listrik.
“Apa maksudmu tiang listrik? Kau ini memang jahat, masa aku ingin mendekati dongsaengmu aku harus berhadapan denganmu dulu?”

“Uhuk uhuuk”, sontak makanan yg ada di mulutku muncrat semua ke muka Eunhyuk.
“Ya! Apa—“
“Jadi itu kau?”, aku memotong omelan Eunhyuk.

^^^^^^^

“Perlu kuantar pulang?”, tanya Eunhyuk setelah kami selesai makan.
“Ani. Aku ingin ke supermarket dulu”
“Kalau begitu kuantar ya?”, mau tak mau aku menyetujuinya. Ia ini keras kepala. Itung-itung lumayanlah tak perlu mengeluarkan biaya untuk naik taxi, hehehe #plak muka kere

Sudah 1 jam aku mengitari supermarket bingung akan membeli apa selain susu strawberry, aku memutuskan untuk membayarnya dan pulang.

Sampai di depan supermarket aku melihat Mona masuk ke dalam taksi, aku berniat menyapanya namun ia sudah terlanjur pergi duluan. Karena aku ingin tau rumahnya, aku mengikutinya.

-Author’s POV-

Taksi Ah Na berhenti tepat di depan rumahnya dan satu taksi lainnya berhenti agak jauh dari rumahnya. Ah Na yg tak menyadari bahwa Na Na mengikutinya langsung masuk ke dalam rumahnya.

Ia masuk ke rumah dan mendapati suaminya sedang menimang anak, bukan anaknya, tapi anak Na Na.

“Annyeoong~”, sapa Ah Na.
“Kau sudah datang?”, tanya Donghae riang.
“Kau tak kerja?”, tanya Ah Na sambil menaruh belanjaannya.
“Ani, aku ingin membuat anak bersamamu. Aigoo~ anak Eunhyuk lucu sekali”

Pluk!!
Satu bantal mendarat tepat di kepala Donghae dan hampir mengenai si bayi.

“Mona?”, Na Na tiba-tiba masuk ke dalam rumah Ah Na yg memang pintunya masih terbuka lebar.
“Na Na? bagaimana kau bisa tau rumahku?”, tanya Ah Na terkejut, Donghae ikut terkejut. Bayinya pun ikut terkejut dan melongo bersama Donghae #plak ngaco
“Aku mengikutimu dari super market tadi, hehehe”, ucap Na Na cengengesan.
“Ya! Kenapa kau tak bilang kau sudah punya anak. Siapa nama anak ini?”, Na Na langsung menghampiri Donghae dan menggendong bayi yg di gendong Donghae yg sebenarnya adalah anak kandungnya.
“Lee Eun Ra”, jawab Ah Na singkat. Ia bingung harus menjelaskannya. Bagaimanapun Na Na adalah ibunya, dan ia harus tau itu.
“Na”, lanjut Ah Na ragu. Ia menggigit bibir bawahnya.
“Ne?”, Na Na masih menimang-nimang bayi yg ada di gendongannya. Donghae yg merasa keadaan mulai tak aman langsung berniat menelpon siaga satu, Eunhyuk.
“Dia bukan anakku, tapi anakmu”, Ah Na akhirnya dapat mengeluarkan kata-kata itu. Ia berharap Na Na akan percaya bahwa Eun Ra benar-benar anaknya. Karena Na Na saja tak percaya bahwa Eunhyuk suaminya, ia khawatir Na Na juga tak akan percaya bahwa Eun Ra adalah anaknya.

“Mwo?? Anakku??”

-TBC-

Part 6 selesaaaai, tunggu part selanjutnya yaaaaa. Oh ya, author minta commentnya ya buat perbaikan di part selanjutnya, itupun kalo ada aja, hehehe. Gumawo buat yg udah baca :D *bow with Henry* Oh ya, author sekalian mau pamit UNAS buat hari senin :) Mohon doanya ya chingudeul^^