August 11, 2012

ONDE ONDE IMUT –Ep08-


Author : Shin Rye Ra
Cast :
. Lee Hyuk Jae
. Lee Na Na
Rate : AG
Genre : Serba ada -,-

Annyeonghaseyo~ *bow with Hangeng appa*
Author lagi gak cerewet nih, makanya yuk langsung capcus :3 Mohon kritikannya ya, gak di like gapapa kok, eheheh. Author butuh kritikannya untuk membangun daya kreatifitas author, haha. Kamsahamnida yg masih baca karya author :3

I’m looking for the destiny and it’s just in you, boy. You are my destiny…

-Author’s POV-

“Eunhyuk, apa kau tak ada kerjaan hari ini?”, Nana yg sudah tampak cantik karena baru saja selesai mandi mengusik Eunhyuk dengan muka kusutnya yg terduduk lemas di sofa.

Hening.

“Yak! Hiraukan aku!”, Nana menggoyang bahu Eunhyuk. Eunhyuk menatap mata dengan tatapan yg membuat Nana bergidik.
“Call me, oppa”, kata Eunhyuk pelan lalu kembali menatap kosong *kayak setan deh*
“Oppa, are you busy right now? Do you have any job today?”, tanya Nana sambil menghempas pantatnya di sofa.
“Dari mana kau belajar bahasa Inggris? Setauku kau sama bodohnya denganku”, cibir Eunhyuk sambil nyengir ala monyet.
“Yak! Kau belum menjawab pertanyaanku?!”, protes Nana.
“Bagaimana aku bisa menjawab pertanyaanmu kalau tadi aku sudah bilang aku tak bisa bahasa Inggris!”, kata Eunhyuk yg menyadari betapa beloonnya istrinya itu, haha.
“Eunhyukkie babo!”, kata Nana dengan senyum seimut mungkin.

Akhir-akhir ini memang Nana sering ngalem dan bersikap manja pada Eunhyuk tanpa mereka berdua sadari.

“Kau mau kuberi pelajaran, Ny. Lee?”, tanya Eunhyuk dengan memasang smirk di wajahnya.
“Andwae! Apa kau di rumah seharian ini?”, Nana menggelayuti lengan Eunhyuk.
“Ne, hanya untuk istriku tercinta”, Eunhyuk sudah memonyongkan bibir berniat mencium Nana, namun Nana sudah sigap menimpuk wajah Eunhyuk dengan bantal sofa.
“Baguslah! Aku titip Eunra ya. Paipai Eunhyukkie”, Nana langsung melongos pergi keluar.
“Yak! Kau mau kemana?”, Eunhyuk yg nampak terkejut tak sempat mengejar Nana yg sudah berlari dengan seribu kakinya. Namun, tadi ia sempat mendengar Nana menjawab bahwa ia akan pergi ke dorm Super Junior. Untuk apa?

Tanpa pikir panjang, Eunhyuk langsung membawa Eunra memasuki mobil dan mengendarai mobil menuju dorm. Ia bahkan lupa kalau ia masih mengenakan celana boxer bermotif Dora the Explorer dan kaos putih polos yg ia gunakan untuk tidur. Tapi, konyolnya ia tak lupa membawa masker dan kaca mata hitam. Bayangkan orang cuma boxeran n kaosan terus pake kaca mata item + masker, boxernya motif Dora lagi *ngakak

“Eunra~ya, udara pagi ini dingin sekali ya?”, kata Eunhyuk sambil mencium pipi Eunra dengan gemas. Yaiyalah dingin, secara dia cuma bokseran -,-

Eunhyuk terus berjalan menuju dorm walau banyak orang yg sedari tadi memperhatikannya, ia sebenarnya sadar bahwa ia lupa berganti pakaian, tapi tak ada Lee Hyuk Jae yg tau malu :3 Sesampainya di depan dorm, terdengar suara ricuh dari dalam yg sepertinya dibuat oleh Kyuhyun.

Cklek!
Eunhyuk membuka pintu dan di sambut oleh Leeteuk yg dengan sigap langsung menggendong Eunra dan menciumi wajahnya dengan ganas.

“Yak, hyung! Jangan nodai anakku!”, protes Eunhyuk berusaha merebut anaknya kembali namun gagal.
“Aigoo, aku ingin sekali memiliki anak”, Leeteuk tak menghiraukan perkataan Eunhyuk.
“Apa yg kau lakukan disini? Bukankah dormmu di atas?”, tanyaku sambil melepas kaca mata hitamku.
“Memangnya tak boleh. Nah, kau sendiri mau apa kesini dengan pakaian resmimu yg sedang kau kenakan itu?”, cibir Leeteuk sambil melihat Eunhyuk dari ujung jempolan kaki hingga ujung rambut tempat bergelantungannya peliharaan Eunhyuk [ baca : kutu ]
“Aku numpang mandi. Apa Nana di dalam?”, tanya Eunhyuk sambil berjalan masuk dengan santai.
“Ne, dia di kamar Kyuhyun”, Leeteuk menunjuk kamar Kyuhyun.
“Mwo??”, tanpa babibu Eunhyuk langsung berlari menuju kamar Kyuhyun. Pikirannya kalut, suami mana yg tak kalut istrinya ada di kamar pria lain?

Brakk!
Eunhyuk membuka pintu kamar Kyuhyun yg tak benar-benar tertutup dengan terburu-buru. Dan terlihatlah 5 makhluk nampak sedang serius menatap layar TV, dua orang diantaranya sedang memegang stick play station. Mereka adalah Han Kyung, Sungmin, Kangin, Kyuhyun, dan Nana, yg sedang memegang stick adalah Kyuhyun dan Nana.

“Yak! Apa yg kalian lakukan?”, 3 namja yg duduk di belakang menoleh ke arah Eunhyuk, kecuali 2 makhluk yg sedang sibuk dengan sticknya.
“Eunhyuk~ah, yeojamu hebat sekali. Ia bisa mengalahkan Kyuhyun dan Kangin berturut-turut”, kata Han Kyung dengan wajah tanpa dosa yg ngebuat author pengen nimpuk pake pipi author *ups
“Hyung! Dia istriku!”, jawab Eunhyuk lemas dan terduduk di sebelah Han Kyung.
“Jinjjayo? Kau sudah menikah?”, Han Kyung terlihat terkejut. Sungmin dan Kangin langsung menatap aneh ke arah Han Kyung.
“Yak! Kau yg menghabiskan makanan di pestaku paling banyak, bagaimana kau bisa tak ingat hyung!”, Eunhyuk meninju lengan Han Kyung pelan.
“Hehe, mianhae. Saat itu aku sedang lapar, jadi yg kuingat hanya makanannya sangat nikmat”, Han Kyung memeluk bahu Eunhyuk yg sedang lesu, karena baru saja ia sangat mengkhawatirkan istrinya.
“Nana~ha, kenapa kau disini?”, tanya Eunhyuk lesu sambil memainkan rambut Nana dari belakang.
“Bermain”, jawab Nana tanpa mengalihkan pembicaraan.

Pletak!
Eunhyuk menimpuk kepala Kyuhyun cukup keras, membuatnya menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke arah Eunhyuk yg sedang mengeluarkan asap melalui hidung dan telinganya.
“Mengapa kau racuni istriku?!”, kata Eunhyuk sambil mengumpat emosinya.
“Hyung! Bukan aku yg meracuninya, malah dia yg meracuniku!”, protes Kyuhyun sambil mengelus kepalanya.
“Hehehehehe”, Nana yg kepergok langsung nyengir selebar kuda.
“Aku bosan di rumah, Hyuk”, Nana mengakui.
“Kenapa kau tak jujur padaku, chagi~ya?”, suara Eunhyuk mulai melembut namun tatapannya tetap tajam setajam silet di RCTI.
“Yak! Memangnya aku anak berusia 5 tahun yg sedikit-dikit harus lapor padamu?”, Nana tak terima.
“Tapi kau kan istriku!”
“Tapi aku tak mengingatnya!”

Kyuhyun, Sungmin, dan Kangin yg merasa keadaan mulai tak aman untuk mereka lebih memilih untuk keluar ruangan. Han Kyung yg super duper inosen lebih memilih melanjutkan permainan Kyuhyun tadi, karena sedari tadi ia diintimidasi tak mendapat giliran bermain *poor

Setengah jam kemudian Nana dan Eunhyuk keluar dengan wajah yg berbeda, wajah Eunhyuk terlihat semakin di tekuk dan wajah Nana begitu cerah secerah mentari, dapat dipastikan Nanalah yg memenangkan perdebatan.

“Apa kalian tak mempunyai makanan?”, tanya Nana sambil berjalan menuju dapur.
“Aku lapar”, kata Eunhyuk dan Nana bebarengan pada Ryeowook yg sedang asyik berkutat di dapur di temani oleh Yesung yg sedang menyuapi Ddangkkoma dengan sayur-sayuran -,-
“Duduklah!”, kata Ryeowook sambil menyodorkan 2 piring nasi goreng kimchi untuk Nana dan Eunhyuk.

Di tengah Eunhyuk dan Nana makan, Han Kyung ikut bergabung dengan mereka berdua dan makan nasi goreng kimchi juga. Dan beberapa detik kemudian…

“Hyaaa! Kenapa kamarku menjadi serapi ini seperti pesawat pecah!”, teriakkan cempreng Kyuhyun membahana ruangan hingga terdengar sampai dorm SuJu lantai atas, membuat Heechul yg sedang asyik berkaraoke dengan showernya kesal karena jadi lupa lirik selanjutnya.
“Eunhyuk! Kau apakan kamarku?!”, teriak Kyuhyun lagi setelah ia sampai di dapur.
“Kami hanya merapikannya sedikit”, kata Nana tanpa menoleh.
“Hyung! Kenapa kau tak menghentikan mereka?!”, kini amarah Kyuhyun tertuju pada Han Kyung yg sedang asyik menyantap makanannya.
“Memangnya apa yg mereka lakukan?”, tanya Han Kyung polos sambil garuk-garuk kepalanya pake garpu -,-
“Hash! Wajah Kyuhyun terlihat frustasi saat ia menghentakkan pantatnya di salah satu kursi, namun wajahnya kembali ceria ketika Ryeowook menyodorkan sepiring nasi goreng kimchi dengan porsi paling banyak *labil
“Yak! Kenapa bagianku kalah banyak dengannya?!”, protes Han Kyung pada Ryeowook ngotot hingga memuncratkan seluruh nasi goreng yg sedang dikunyahnya -,-

>

Setelah kejadian-kejadian konyol yg terjadi di dorm tadi pagi, akhirnya Eunhyuk dan Nana memutuskan untuk pulang. Namun, ada yg mengganjal hati mereka berdua…

“Hyuk! Apa kau tadi membawa Eunra ke dorm?”, tanya Nana ketika mereka sedang berada di mobil.
“Ne”, jawab Eunhyuk enteng.
“Dimana ia sekarang?”, tanya Nana lagi.
“Tadi ia sedang bersama Leeteuk hy—”, puk! Eunhyuk memukul jidatnya sendiri.
“Hash! Aku lupa!, lanjut Eunhyuk dan langsung memutar mobilnya kembali ke dorm.
“Untung aku tak membawa peralatan makan saat ini”, kata Nana enteng namun dengan napas memburu.
“Waeyo?”
“Jika aku membawanya, mungkin aku sudah memakanmu sekarang”, jawab Nana masih dengan nada enteng.
“Hehehehehe”, mendengar jawaban Nana membuat Eunhyuk hanya bisa cengar-cengir tak bersalah.

“Hyung, dimana anakku?”, teriak Eunhyuk setelah mereka sampai di dorm yg di penuhi oleh seluruh member Super Junior, termasuk Donghae dan Ahna.
“Ini! Hampir saja akan kami bawa karaokean”, jawab Leeteuk enteng sambil menyerahkan Eunra pada Nana.
“Mwo?”, mata Nana terbelalak.
“Rasakan amarah istriku”, umpat Eunhyuk, namun dapat terdengar oleh Donghae dan Heechul yg memang berada di dekatnya.
“Yak! Kenapa kalian tega tak mengajakku?”, protes Nana.
“Huahahahahaha”, tawa Donghae dan Heechul meledak begitu saja, karena hanya mereka yg mendengar umpatan Eunhyuk yg sekarang terlihat shock.
“Yeobo~ah, apa kau akan membawa Eunra ke karaokean?”, tanya Eunhyuk memastikan pendengarannya.
“Aniyo, kita titipkan ke halmeoni saja ya? Hehe. Ayolah, Hyuuuk”, suara Nana terdengar manja sambil menggelayuti tangan Eunhyuk.
“Kami tunggu di depan ya?”, kata Leeteuk sambil memegang bahu Eunhyuk, lalu semua member Super Junior langsung keluar dari dorm mengekori leader mereka.

Beberapa menit kemudian Nana keluar dengan wajah ceria dan di belakangnya Eunhyuk sedang asyik menyusui Eunra *pake botol loh readers, bukan… >,

“Kami menyusul, mau menitipkan Eunra dulu”, kata Nana kepada para member SJ.
“Ajak Yoonra sekalian ya, Nana~ya”, kata Kyuhyun disertai dengan kerlingan nakal yg keluar dari mata upilnya [ baca : epil ]
“Never! Aku tak mau Yoonra terpengaruh evilmu”, Nana menjulurkan lidah pada Kyuhyun yg terlihat sudah gemas ingin menyantap Nana matang-matang.
“Kajja, chagi~ya”, Eunhyuk yg baru saja sampai menggandeng tangan Nana dan membawanya ke mobil.

-Nana’s POV-

“Kajja, chagi~ya”

Deg! Deg! Deg!
Kenapa jadi seperti ini saat ia merengkuh tanganku? Suaranya, suaranya tadi begitu lembut padaku. Bukan, ini bukan dirinya. Ini bukan Lee Hyuk Jae yg biasanya aku ketahui melalui dunia maya. Hyuk, ini bukan kau kan?

“Waeyo?”, ia menoleh padaku membuatku terkejut, karena sedari tadi aku memperhatikannya dari belakang.
“A-aniyo”
“Yakin? Kau seperti baru saja melihat setan”, ia kembali berjalan, namun tetap menggandeng tanganku.
“Ya, aku melihatmu”, jawabku singkat.

Tak ada jawaban darinya, padahal biasanya ia selalu memprotes. Namun, kali ini ia hanya mempererat genggaman tangannya padaku. Apa ini? Beku. Itu yg aku rasakan. Aku serasa membeku seketika. Tiba-tiba sebuah bayangan melewati pikiranku, bayangan ketika aku dan namja ini tengah asyik makan ice cream berdua dengan penuh canda tawa yg aku sendiri tak dapat mendeskripsikan apa arti tawa kami pada saat itu dan itu terasa begitu nyata.

“Kau tak mau masuk?”, suara namja itu kembali membangunkanku dari lamunan. Rupanya ia sudah membukakan pintu mobil untukku dan menatapku bingung.
“Gwanchannayo? Apa kau sakit?”, ia menyentuh dahiku dengan lembut. Aigoo, jantungku meledak. Meledak pemirsah!
“Hyuk, kumohon jangan dekat-dekat”, aku segera menjauhinya dan memasuki mobil. Tatapannnya padaku menyiratkan keheranan.

-Author’s POV-

Nana dan Eunhyuk baru saja memarkirkan mobilnya di tempat karaoke dan mereka langsung memasuki ruangan karaoke yg super duper jumbo *secara member SuJu ada 13, haha*. Rupanya ruangan itu sudah dipenuhi oleh makhluk-makhluk yg tak dapat didefinisikan, heheh ~

“Annyeonghaseyo”, sapa Eunhyuk setelah memasuki ruangan.
“Yoonra~ya, apa yg kau lakukan disini?”, tanya Nana yg terkejut melihat dongsaengnya sudah duduk di salah satu sofa diantara para namja. Yoonra tak menjawab, namun dengan enteng ia menunjuk Kyuhyun yg sudah memasang tawa evilnya.
“Hash, kau setannya!”, keluh Nana.

Sudah hampir setengah jam mereka disana, namun Nana hanya diam dan tak ikut bernyanyi seperti member Super Junior yg suaranya bikin seluruh kaca di gedung karaoke pecah dan lantai menjadi retak karena mereka sendiri tak bisa kalau bernyanyi tak sambil melonjak-lonjak.

“Eunhyuk~ah, kenapa ada banyak sekali fotoku disini?”, tanya Nana tanpa berpaling dari layar I-Phone Eunhyuk dan memang sedari tadi ia hanya memainkan I-Phone Eunhyuk.
“Karena kau istriku, bodoh!”, Eunhyuk mencubit pipi Nana gemas.

Apa ini?
Sebuah bayangan kembali muncul melalui pikiranku, bayangan yg begitu nyata. Bayangan ketika aku begitu khawatir saat ia sedang terkena sakit flu biasa. Saat itu, ia menertawaiku karena ia bilang rasa khawatirku berlebihan. Dan senyum itu…

“Ya! Kau yg minta ikut kesini kenapa kau tak bernyanyi sedari tadi?”, protes Heechul sambil mentoel lengan Nana.
“A-aku? Bernyanyi?”, Nana yg baru bangun dari lamunannya sedikit terkejut.
“Ne, kau mau lagu apa?”, tawar Leeteuk.

Nana sempat bingung memilih lagu apa yg akan ia nyanyikan, tetapi setelah sekilas menatap mata Eunhyuk…

“4 real”, ucapnya yakin. Dan melantunlah lagu milik Avril Lavigne itu.

If I show you, get to know you, if I hold you just for today
I'm not gonna wanna let go, I'm not gonna wanna go home
Tell me you feel the same…

'Cause I'm 4 real, are you 4 real?I can't help myself, it's the way I feel
When you look me in the eyes, like you did last night
I can't stand to hear you say goodbye

Well, it feels so right 'cause it feels so right, just to have you standing by my side
So don't let me go 'cause you have my soul and I just wanted you to know

I don't wanna look back 'cause I know that we have, something the past could never change
And now I'm stuck in the moment and my heart is open, tell me that you feel the same…

'Cause I'm 4 real, are you 4 real? I can't help myself, it's the way I feel
When you look me in the eyes, like you did last night, I can't stand to hear you say goodbye

Well, it feels so right 'cause it feels so right, just to have you standing by my side
So don't let me go 'cause you have my soul and I just wanted you to know

Hold me down, hold me now. I'm safe, I'm sound when you're around
Hold me down, hold me now. I'm safe, I'm sound when you're around

I'm 4 real, are you 4 real? I can't help myself, it's the way I feel
When you look me in the eyes, like you did last night, I can't stand to hear you say goodbye

Well, it feels so right 'cause it feels so right, just to have you standing by my side
So don't let me go 'cause you have my soul and I just wanted you to know

'Cause I'm 4 real, are you 4 real? I can't help myself, it's the way I feel
When you look me in the eyes, like you did last night, I can't stand to hear you say goodbye

Well, it feels so right 'cause it feels so right, just to have you standing by my side
So don't let me go 'cause you have my soul and I just wanted you to know

>

“Kenapa kau memilih lagu itu tadi?”, tanya Eunhyuk pada Nana saat mereka berdua dan Eunra sudah berada di mobil untuk pulang.
“Entahlah. Tapi, aku menyukainya”, jawab Nana santai.
“Apa kau tak ingat sesuatu tentang lagu itu?”
“Aku juga tak tau. Waeyo, Hyuk?”, tanya Nana menyelidik. Ia sebenarnya seperti memiliki feel dengan lagu itu, tapi ia tak tau itu apa.
“Itu adalah lagu yg sering kita nyanyikan. Dulu kau pernah bilang bahwa lagu ini selalu dan sangat menggambarkan perasaanmu, dan saat itu pulalah aku benar-benar merasa bahwa aku tak akan mau lagi kehilangan dirimu. Aku mencintaimu, Na”, kecupan di tangan Nana oleh Eunhyuk berhasil membuat Nana diam terpaku.

Sebuah bayangan kembali berkelubat dalam pikirannya. Bayangan ketika ia dan Eunhyuk tengah asyik bermain dengan riang di bawah derasnya hujan sambil menyanyikan lagu 4 real yg baru saja ia nyanyikan.

>

Cause I’m for real, are you for real I can’t— kyaaaa!”, Nana yg sedang asyik berlari di bawah rintikan hujan sambil bernyanyi terkejut saat di dekap oleh seorang namja dari belakang. Hangat.
“Kau berisik sekali, Na. Tak tau ini sudah malam, eo?”, kata namja itu saat Nana berbalik dan kini meraka saling berhadapan sambil sang namja tetap mendekapnya dan mengelus lembut rambutnya.
“Oppa, kau tak tau kan kalau lagu itu adalah gambaran perasaanku padamu dan aku sedang menyanyikannya untukmu. Kenapa kau menyuruhku berhenti?”, tanya Nana sambil manyun tanda ia kesal walau sebenarnya ia tak benar-benar kesal.

Eunhyuk terdiam sejenak sambil menatap mata Nana dalam. Ia tak menyangka istrinya akan berkata seperti itu.

“Kalau begitu nyanyikan lagu itu untukku lagi, aku akan mendengarnya sampai akhir”, kata Eunhyuk masih dengan nada yg sangat lembut selembut sutera. Matanya tak sedikitpun berpaling dari wajah cantik Nana.
“Shirreo! Aku baru sadar bahwa lagu ini cocoknya untuk anakku saja”, jawab Nana sambil mengelus perutnya yg sedikit membesar lalu menjulurkan lidah pada Eunhyuk dan langsung berlari meninggalkannya.
“Yak! Andwae! Aku tak mau kau berikan lagu itu padanya!”, Eunhyuk berlari mengejar Nana dan dalam sekejap ia dapat menangkapnya dan langsung membawanya ke dalam pelukannya yg membuat kedua insan ini merasakan kehangatan.
“Oppa, bagaimana bisa kau cemburu dengan anakmu sendiri”, kata Nana sambil cekikikan seperti kuntilanak dalam pelukan Eunhyuk.

Rintikan hujan semakin banyak menandakan hujan semakin deras, namun tak membuat dua insan tersebut berniat untuk berlindung dari derasnya hujan.

“Na, saranghae. Aku tak akan pernah membiarkanmu pergi dari kehidupanku”, chup~

Satu kecupan manis di bibirnya membuat Nana sedikit tersentak. Hangat. Eunhyuk semakin merapatkan lingkaran tangannya di pinggang Nana, dan Nana melingkarkan tangannya ke leher Eunhyuk untuk memperdalam ciuman itu. Mereka menumpahkan seluruh perasaan mereka dalam ciuman itu. Eunhyuk tak berniat memperpanas ciuman itu, hanya ciuman lembut penuh kasih sayang yg ia berikan pada Nana saat ini, begitupun sebaliknya. Dan malam itu harusnya menjadi malam yg tak akan pernah terlupakan untuk mereka berdua.

>

“Na, gwaenchanna?”, tanya Eunhyuk yg menyadari istrinya sedari tadi hanya diam.
“Aku lapar”, kata Nana pelan namun pandangannya masih kosong. Sebenarnya ia tak benar-benar lapar, tapi ia yakin pasti Eunhyuk akan curiga jika ia menjawab ia tak apa-apa.

-Nana’s POV-

Apa yg sedang kualami akhir-akhir ini? Kenapa aku jadi sering membayangkan saat aku sedang bermesraan dengannya. Tapi, itu benar-benar terasa nyata. Seperti sebuah memori. Nyata.

“Kita mau makan dimana?”, ia kembali bertanya padaku.
“Terserah kau saja”, jawabku malas.
“Kalau begitu di rumah saja ya, aku yg masak, hehe”, jawabnya cengengesan. Aku tau ini..
“Aigoo, dasar namja pelit”, cibirku.
“Bukan begitu. Aku kan tak pernah memasakkanmu sesuatu, aku ingin memasak spesial hanya untuk istriku”, ia mengeluarkan gummy smilenya yg menggelikan, hihi lucu sekali.
“Sudah menjadi rahasia umum kalau masakanmu bahkan tak layak untuk seekor semut, suamiku”, dia pikir aku tak bisa memasang gummy smileku, heheh ~
“Kau memanggilku apa barusan, chagiya?”, ia tiba-tiba mengerem dadak mobilnya membuat kepala Eunra hampir terbentur.
“Ya! Bisakah kau mengemudi dengan aman, karena kau sedang membawa anakku”, protesku.
“Kau memanggilku ap—”
“Aniyo. Aku ingin makan disitu”, dengan segera aku menunjuk sebuah café bernuansa biru yg terlihat sangat sejuk sebelum ia berhasil mengulangi pertanyaannya.

-Author’s POV-

“Kau mau pesan apa?”, tanya Eunhyuk saat mereka sudah berada di dalam café.
“Nasi goreng kimchi super pedas, bulgogi, dan ramyeon.. ah aku juga mau banana split big size”, seketika mata Eunhyuk membulat sempurna seperti bola pingpong.
“Wae?”, tanya Nana ketus saat melihat bola pingpong di mata Eunhyuk.
“Apa kau yakin?”, tanya Eunhyuk ragu.
“Ne, kalau kau tak mau membayarnya, aku bisa membayarnya sendiri”
“Aniyo! Akan kupesankan”, Eunhyuk segera memanggil pelayan dan memesan makanan yg diinginkan Nana.

Beberapa menit mereka menunggu, akhirnya makanan yg mereka pesan pun tiba. Nana dengan mudahnya menyantap semua makanan itu tanpa ada kesulitan karena menggendong Eunra.

-Eunhyuk’s POV-

Aigoo, istriku melebihi kuda nil ternyata. Lihatlah cara ia makan, lucu sekali.

“Na, makannya pelan-pelan”, aku yg sedari tadi hanya mengemut sumpitku sambil memperhatikan Nana makan akhirnya angkat bicara melihat mulut istriku yg menggembung karena penuh dengan makanan.
“Makanlah selagi kau masih bisa makan”, jawabnya sambil terus melanjutkan makannya. Akhirnya, aku memutuskan untuk memakan makananku juga.

“Apa kau puas, tuan putri?”, tanyaku setelah kami selesai makan.
“Ne, gumawo, Hyukkie~ah”, jawabnya riang sambil memeluk lengan kananku, dan lengan kiriku kugunakan untuk menggendong Eunra.

Aku merasa ia sudah tak kaku lagi padaku. Sifat aslinya mulai kembali, ia kembali bersikap manja padaku. Inilah Nana yg kukenal sangat mencintaiku. Ini Nanaku.

-Author’s POV lagi-

“Kalau aku ingin ke Indonesia, apa kau akan mengijinkanku?”, tanya Nana saat Eunhyuk sedang asyik menonton kartun favoritnya, Dora the Explorer :P
“Aniyo”, jawab Eunhyuk santai tanpa berpaling dari layar tv.
“Wae?”, protes Nana tak terima sambil ikut duduk di sofa.
“Siapa yg akan merawat Eunra saat aku bekerja, chagi~ya?”, Eunhyuk meletakkan lengannya di belakang leher Nana sehingga Nana bisa bersandar disitu.
“Aku akan membawanya, Hyukkie~ah. Aku bersama Mona juga”, Nana mulai dengan suara manjanya dan bersandar di lengan Eunhyuk sambil mengeluarkan puppy eyesnya menatap Eunhyuk.
“Aigoo, kau jelek sekali”, Eunhyuk mendorong muka Nana menjauh dengan telapak tangannya.
“Tapi kau tetap mencintaikukan?”, goda Nana dengan seringai di wajahnya.
“Aigoo, kau selalu bisa membuat jantungku berdetak lebih cepat dibandingkan dengan detak jantung monyet yg sedang jantungan. Dan kau tetap mencintaikukan, Na?”, Eunhyuk menoel hidung Nana.

Sesaat Nana terdiam dan mukanya menegang. Sedetik kemudian ia langsung beranjak dan pergi dari tempat itu.

“Ani. Aku berangkat besok”, ucap Nana sambil berjalan menuju kamar Eunra.
“Mwo?? Aku bahkan belum menyetujuinya”, teriak Eunhyuk.

Nana tak menjawab. Ia bersembunyi di kamar Eunra sambil mengatur detak jantungnya agar kembali seperti semula. Ia tak menyangka ia bakal seperti ini dan mendapat perlakuan dari Eunhyuk seperti itu.

Apa aku mencintainya?

-Nana’s POV-

Aku masih menikmati tidur nyenyakku di kamar. Aku memang sekamar dengan Eunhyuk, tapi itu tak berarti ia bisa menyentuhku. Aku selalu menjaga jarak darinya.

“Yeobo~ah, saranghae”, kini kurasakan dari belakang ia sedang memelukku dan melingkarkan lengannya di pinggangku.
“Eunhyuk~ah, lepaskan”, aku berusaha melepaskan tangannya yg asli kuat banget dia meluk aku. Beberapa detik kemudian aku mendengar suara dengkuran sapi dari belakangku. Apa?? Jadi bocah ini masih tidur??

Aku berusaha berbalik tanpa bisa melepas tangannya dari pinggangku. Kini aku menghadapnya. Menatap wajahnya. Menatap matanya yg sedang tertutup rapat. Karena gemas, aku memainkan hidungnya yg memang menggemaskan sambil sedikit mencubitnya gemas.

“Kau lucu juga, tapi kau tetap saja jelek”, kini aku memainkan rambut coklatnya yg sedikit menutupi dahinya.
“Aku tak menyangka ketika aku terbangun di rumah sakit aku sudah menjadi istri seorang Lee Eunhyuk, apa dunia memang begitu, Eunhyuk~ah?”, aku terus berbicara sambil terus memainkan rambutnya.
“Apa kau benar-benar mencintaiku? Apa kau tak pernah menyesal mencintaiku?”, aku tak lagi memainkan rambutnya, namun lebih tepatnya mengelus-elus rambut coklatnya.
“Kenapa kau bisa begitu bodoh mencintai yeoja sepertiku? Oh ya, bagaimana dulu kita bertemu dan bagaimana kau bisa jatuh cinta padaku? Takdir memang rumit ya, Eunhyuk~ah?”, aku memang sudah gila berbicara sendiri seperti ini.
“Apa kau— Aigoo, aku terlambat!”

-Eunhyuk’s POV-

“Kau lucu juga, tapi kau tetap saja jelek”, aku sedikit terbangun ketika tangannya bermain dengan rambutku, namun aku masih memejamkan mata sambil menahan tawa mendengar celotehnya barusan.
“Aku tak menyangka ketika aku terbangun di rumah sakit aku sudah menjadi istri seorang Lee Eunhyuk, apa dunia memang begitu, Eunhyuk~ah?”, aku tak berniat membuka mata dan ingin terus mendengarkan celoteh anehnya.

Aku tak tau sejak kapan posisi tanganku memeluk pinggangnya dan kami begitu dekat, yg jelas biarkan kami terus seperti ini Tuhan. Permainan tangannya di rambutku membuatku semakin tak ingin berkutik dari posisi ini.

“Apa kau benar-benar mencintaiku? Apa kau tak pernah menyesal mencintaiku?”, apa yg ia katakan barusan? Dasar babo yeoja! Tentu saja aku mencintaimu, Na! dan aku juga tak pernah merasa menyesal mencintaimu! Ingin sekali aku membalas pertanyaannya, tapi sungguh aku tak ingin merusak moment indah ini.

“Kenapa kau bisa begitu bodoh mencintai yeoja sepertiku? Oh ya, bagaimana dulu kita bertemu dan bagaimana kau bisa jatuh cinta padaku? Takdir memang rumit ya, Eunhyuk~ah?”, ya! Apa kau tadi mendengar aku mengataimu bodoh sehingga kau membalasku sekarang? Kau yg bodoh, babo! Kenapa aku jadi berceloteh sendiri begini dalam hati, aish! Aku ketularan gila seperti dia.

“Apa kau— Aigoo, aku terlambat!”

Slap!
Aku langsung menarik tangannya untuk menghadapku lagi ketika ia hampir beranjak dari tempat tidur.

“Na, jangan berhenti berceloteh. Aku ingin terus mendengar celotehanmu”, ucapku manja sambil terus memejamkan mata.
“Yak! Jadi sedari tadi kau menguping?!”, ia mencubit hidungku dan rasanya sakit pemirsah.
“Ya! Bagaimana aku tak mendengarnya, kau berbicara tepat di telingaku, babo Nana!”, aku mencubit kedua pipinya. Hahaha, sekarang ia terlihat seperti ikan fugu.
“Appoyo~ Eunhyuk~ah!”, aku melepaskan cubitanmu. Wajahnya memerah, ia.. ia malu, hahaha.
“Apa kau malu, chagi~ya?”, aku mendekatkan wajahnya ke wajahku, membuat dahi kami bersentuhan. Ia berusaha mundur, tapi tentu saja tanganku lebih kuat.
“Aniyo, aku marah padamu. Bagaimana bisa kau tega mendengar curhatanku!”, aku segera melepaskan tanganku sehingga jarak kami kembali sedikit menjauh.
“Kau berbicara di depanku, bodoh! Tak mungkin aku tak mendengarmu! Lain kali kalau kau ingin curhat, agar aman kau curhat di masjid pake corong masjid, arra?”, aku mengacak poninya.
“Yak! Itu saran yg mematikan! Hash, sudahlah, aku terlambat”, ia beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari.
“Kau mau kemana, yeobo~aaaaaah?”, aku merengek padanya sambil gulung-gulung di tempat tidur.
“Menemui Mona”, ia tampak memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper.
“Memangnya kau mau menemuinya dimana? Kenapa harus membawa koper?”, kini aku duduk di sisi tempat tidur.
“Airport”
“Yak! Kau serius mau ke Indonesia?”, aku berjalan mendekatinya berharap bahwa ia tak serius.
“Yes, I’m totally serious! Jebal, ijinkan aku, Eunhyuk~ah”, ia menggelayuti lenganku seperti biasa ketika ia meminta sesuatu padaku.

Hhh, aku tak punya pilihan lain…

“Arrachi, tapi jangan nakal ya?”, aku menoel hidungnya dan ia langsung tersenyum sumringah setelah aku mengijinkannya, aigoo ~ dasar bocah!
“Gumawoyo”, ia langsung memelukku. Aku mencubit pipiku sendiri, ini bukan mimpi! Ini nyata! Ia memelukku!
“Sering-seringlah kau begini pada suamimu, chagi~ya”, aku berniat membalas pelukannya, namun ia langsung menjauh dariku dan memukul dadaku, hahaha. Dasar yeoja!

>

Aku dan Nana sudah berada di mobil menuju bandara Incheon. Aku melarangnya membawa Eunra, khawatir ia akan kelelahan, akhirnya kami memutuskan untuk menitipkannya pada Yoonra. Sebenarnya berat hatiku mengijinkannya kembali ke Indonesia mengingat dulu ia menginggalkanku selama 2 tahun lebih.

“Na, berjanjilah padaku untuk tidak meninggalkan terlalu lama disana”, aku mengacungkan jari kelingkingku padanya.
“Pinky promise”, ia melingkarkan jari kelingkingnya di jari kelingkingu, sesaat kemudian aku mendengar suara cekikikannya yg lebih menyeramkan dari kuntilanak.
“Waeyo?”, tanyaku.
“Kau ini seperti aku akan meninggalkanmu saja”, jawabnya ringan.
“Ya! Kau dulu kuijinkan ke Indonesia dan kau meninggalkanku selama 2 tahun. Dan mengingat kau sedang lupa ingatan dan tak mengingatku sebagai suamimu, aku mengkhawatirkanmu, babo!”, ceramahku.
“Aku tak akan meninggalkanmu asalkan kau memberiku makan setiap hari, hahaha”, tanpa sadar aku menarik bibirku dan sebuah senyum kecil tergambar di wajahku. Inilah Nanaku yg selalu sulit di tebak. Tuhan, aku titip Nanaku selagi aku tak bisa berada di sisinya, kumohon.

-Author’s POV-

Ahna dan Donghae tampak duduk di salah satu tempat duduk menunggu kedatangan Nana dan Eunhyuk.

Puk!
Eunhyuk menepuk bahu Donghae dari belakang.

“Kau lama sekali!”, cibir Donghae saat ia menoleh dan mendapati Eunhyuk yg mengenakan kacamata hitam.
“Mianhae, oppa. Sedari tadi ia tak rela kalau aku pergi, hihi”, ucap Nana cekikikan sambil menunjuk Eunhyuk yg cengengesan.
“Yak, oppa! Kau ini khawatir sekali”, cibir Ahna dibalas anggukan dari Donghae.
“Ahna~ya, aku titip Nana. Jika ia kenapa-napa, aku akan membunuh suamimu”, kata Eunhyuk sambil memeluk bahu Donghae dan dibalas jitakan mulus di kepala Eunhyuk dari Donghae.

Beberapa menit mereka berbincang, akhirnya sebuah suara mengharuskan Nana dan Ahna memasuki pesawatnya. Ahna tampak memberikan ciuman perpisahan kepada Donghae cukup lama, membuat Nana salah tingkah dan Eunhyuk hanya bisa menelan ludah.

“Na, apa kau tak memberiku ciuman perpisahan juga?”, wajah Eunhyuk tampak memelas. Nana tampak tak bisa berbuat apa-apa melihat wajah melas Eunhyuk.
“Pejamkan matamu”, dan dalam 0.05 detik mata Eunhyuk sudah tertutup raat sambil tersenyum puas.

Nana mulai berjinjit mendekati wajah Eunhyuk sambil melingkarkan tangannya di leher Eunhyuk. Dan dalam sekejap bibir mereka sudah bersentuhan. Eunhyuk lingkarkan tangannya ke pinggang Nana untuk menghapus jarak diantara mereka. 1 menit bibir mereka hanya bersentuhan membuat Eunhyuk akhirnya mulai melumat bibir Nana, tak ada balasan dari Nana. Ia hanya terkejut dan bingung harus melakukan apa. Namun, keduanya sal—

“Kami tak keberatan kalau kami harus menunggu selama apapun, tapi kurasa pesawat tak bisa menunggu”, suara Ahna dan suara cekikikan Donghae membuat Nana segera melepas lumatan Eunhyuk dan membuat mereka berdua menjadi salah tingkah sendiri.
“Kajja!”, Nana segera menarik tangan Ahna dan membawanya menjauh dari kedua namja yg terlihat sedikit cemas.

“Apa itu tadi?”, goda Ahna sambil menyenggol lengan Nana.
“Bukan seperti itu, aku hanya memberinya ciuman perpisahan sebentar”, Nana tampak salah tingkah dan mukanya mulai memanas.
“Sebentar ya?”, Ahna semakin menggodanya dengan berpura-pura membayangkan kejadian tadi.
“Mona, berhentilah”, Nana memukul lengan Ahna.

>

“Apa itu tadi?”, Donghae memeluk bahu Eunhyuk sambil memasang tawa seringai di wajahnya.
“Wae?”, Eunhyuk yg asli lopos alias polos kelewat dengan polosnya bertanya kenapa *author gemes pengen getok, keke~*
“Apa ingatannya sudah kembali? Apa kau berhasil membuatnya mencintaimu lagi?”, tanya Donghae masih dengan seringainya.
“Kau percaya takdir? Itulah namanya takdir”, jawab Eunhyuk sambil tersenyum menunjukkan gummy smilenya.
“Ya! Kau sudah bisa berbicara takdir sekarang, eo?”, Donghae mengacak rambut Eunhyuk.
“Kau yg mengajariku, babo!”

>

Beberapa jam Nana dan Ahna berada di pesawat, akhirnya mereka sampai di bandara Soetta. Perasaan senang terus menggelayuti perasaan mereka ketika mereka sampai ke negara kelahiran.

“Haaaah, we’re hooome”, teriak Nana dan Ahna setelah menginjakkan kakinya di halaman penerbangan Soetta.

Mereka segera menaiki taksi dan menuju rumah orang tua Mona. Dalam hati mereka, tak sabar mereka untuk bertemu dengan teman-teman lama mereka dan mereka juga tak sabar untuk keliling Jakarta, kota mereka.

“Na, aku kangen onde-onde nih, hehehe”, kata Nana pada Mona saat mereka sedang asyik duduk di salah satu taman.
“Aku juga, kajja!”, Mona menggandeng tangan Nana.

Berkeliling sekitar taman, akhirnya mereka menemukan sang penjual onde-onde dan mereka memesan sangat banyak untuk mereka makan sendiri.

-Nana’s POV-

“Mona, ceritakan bagaimana aku bisa bertemu dengan Lee Hyuk Jae itu, kau tau kan aku sangat membencinya?”, karena aku merasa penasaran dan aku melu bertanya pada Eunhyuk, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya pada Mona.
“Ani, kau sangat mencintainya”, Mona melirikku dengan tawa yg entahlah maksudnya apa.
“Na, serius”, aku mencubit lengannya.

20 menit berlalu, dan Mona baru saja selesai menceritakan semuanya, mulai dari pertemuan kami di taman ini, lalu saat ia mabuk dan mengakibatkan skandal denganku, hingga akhirnya kami saling mencintai dan aku berakhir seperti ini karena jatuh terpeleset. Waw, apakah itu nyata? ._.

“Apa kau tak mengada-ada, Na?”, tanyaku ragu. Dan ia menggeleng dengan pasti.

Berarti dia memang benar-benar suamiku. Suami sahku. Dan aku juga istri sah seorang Lee Hyuk Jae. Apa aku merasa bahagia mengetahui kenyataan ini?

-Author’s POV-

Nanana~ Ponsel Nana berbunyi tepat tengah malam, membuat kedua insan yg sedang tertidur pulas harus terganggu dengan suara itu.

“Hallo? Ini siapa? Kenapa tak menelpon besok pagi saja?”, kata Nana fasih dengan bahasa Indonesia yg baik dan benar dengan penggunaan bahasa baku dan ejaan yg telah disempurnakan.
Kau ini bicara apa, chagi~ya?”, mendengar suara dari seberang membuat Nana langsung membuka mata dan menatap layar ponsel yg ternyata memang benar bahwa itu nomor Eunhyuk.
“Ada apa kau menelponku, Hyuk? Apa kau tak kehabisan pulsa?”, tanya Nana dengan suara parau sambil memejamkan mata.
Itu sebabnya aku menelponmu malam-malam begini, kan gratisan, hehehe”, *udah monyet yadong, pelit pula -,-*

Klik.
Tanpa pikir panjang Nana langsung memutus sambungan teleponnya dan kembali membuat danau saliva di tempat tidurnya.

>

“Apa jadwal kita hari ini?”, tanya Mona pada Nana saat mereka sedang menonton tv.

Sudah 2 minggu lebih mereka berdua berada di Indonesia dan belum ada keinginan sama sekali untuk kembali ke Korea walau setiap jam Eunhyuk selalu meminta Nana untuk segera kembali tanpa absen, hahaha ~

“Nana?”

-Nana’s POV-

Sudah hampir 3 minggu aku disini dan kurasa aku memang tak bisa berhenti memikirkan Eunhyuk. Terkadang sebuah bayangan terlintas dalam pikiranku seperti biasanya, seperti sebuah memori. Saat ini aku merasa sangat ingin melihat senyumnya yg menggemaskan itu, apa aku merindukannya?

“Apa jadwal kita hari ini?”

Apa aku mencintainya? Bagaimana kalau aku benar mencintainya? Lee Hyuk Jae apa kau mencintaiku? Aish, bagaimana aku bisa mencintaimu padahal kau saja jauh dari tipikal idealku.

“Nana?”

Hyukkie~ah, andaikan waktu itu kau tak menemuiku di tempatku kerja, mungkin kita takkan pernah saling mencintai. Dan andaikan waktu itu aku tak menolongmu yg sedang mabuk, mungkin aku tak akan merasakan perasaan ini.

Pluk!
Ada yg memukulku dengan remote tv, hash >,

“Wae?”, tanyaku pada Mona, si tersangka.
“Aku sedari tadi memanggilmu, kau tak merespon. Apa kau sudah sebegitu merindukan Eunhyuk?”, Mona berkacak pinggang.
“Aigoo~ Siapa yg merindukannya?”, aku menyenggol lengannya.
“Kita pulang yuk?”
“Kyaaaaa! Yunho oppa aseli genteng >,
“Yak! Kau ini”, Mona tampak menutupi telinganya tetapi aku tetap mengacuhkannya dan terus melihat siaran yg memberitakan bahwa Yunho oppa akan segera menikah dengan author.

MWO??
Dia akan menikah??
Sama author gila itu?? *apeh lu kate??*

“Waeyo, Na?”, sebuah suara mengejutkanku. Rupanya Mona masih setia menemaniku disebelahku.
“Yunho oppa akan segera menikah”, sebagai seorang fans, siapa yg rela idolanya menikah dengan yeoja lain? *author rela, tar kalo ga nikah jadi perawan tua dong, hahaha apasih*
“Ingat kau sudah punya suami”, Mona mulai menggetok-getok kepalaku seolah otakku ini kosong tak berisi layaknya tong kosong nyaring bunyinya padahal memang fakta.
“Hash, kau ini”, aku menghempaskan tangannya dan pura-pura kesal.

Aih iya, aku sudah punya suami. Ah, aku benar-benar merindukannya. Merindukan gummy smilenya. Apa ia sedang bersama Eunra sekarang? Apa ia lupa menjenguk Eunra? Ah, lebih baik ku e-mail saja dia.

Aku berjalan ke kamar dan mengambil ponselku dan betapa terkejutnya aku mendapati 37 email dari alamat yg sama, siapa lagi kalau bukan Eunhyuk? Tanpa kubaca langsung kuhapus semua pesannya yg aku yakin isinya sama pada intinya. Setelah itu aku mengiriminya satu pesan email.

Hyuk, kau tak lupa pada Eunra kan?
Meskipun ia kita titipkan bukan berarti kau bebas tak menjenguknya..

Send.

Tak perlu menunggu semenit emalku pun dibalas olehnya, aigoo, apa ia seharian memegang ponselnya terus dan menunggu balasanku? Balasan darinya segera kubuka.

Tenanglah, aku sedang bersamanya saat ini. Kami sedang bermain bersama di dorm ^^ Cepatlah pulang, chagi~ya

Aku tak membalas lagi pesannya, aku kembali ke ruang tv menghampiri Mona yg sedang melongo melihat abs Siwon di tv.

“Ingat Donghae”, aku menjendul kepalanya pelan.
“Hehehe, suamiku tak seseksi dia”, Mona cengengesan sambil garuk-garuk kepala sampe rambutnya jadi gundul karena rontok ._.
“Ingat Siwon tuh punya author” *ngelantur nih

-Author’s POV-

“Kapan kita pulang, Na? aku sudah rindu pada Donghae setengah mati”, tanya Mona saat mereka sedang asyik duduk di atas monas.
“Memangnya kau mau mati?”, Nana memandangi langit-langit yg hanya terdapat 2 bintang yg berjauhan.
“Aniyo, hehe”
“Baiklah, besok pagi kita pulang”, Nana menyunggingkan sebuah senyuman kecil penuh arti.

I think I’ve found what I’ve been looking for…

Keesokannya sesuai rencana Nana dan Mona berniat untuk pulang. Mendengar berita tersebut, Eunhyuk dan Donghae sangat senang atas kepulangan istri mereka.

“Donghae~ah, ireona!”, Eunhyuk menarik hidung Donghae yg masih tertidur pulas. Semalam memang mereka berdua menginap di dorm.
“Wae?”, tanya Donghae masih memejamkan matanya.
“Kau tak menjemput Ahna?”, seketika mata Donghae langsung membuka lebar selebar bola basket.

Tanpa babibu Donghae langsung berhambur ke kamar mandi dan betapa terkejutnya ia ketika melihat Hangeng sedang asyik berkeramas pake sampo Herbal Essences sambil nyanyi yang alami alami*apaya -_-* Rupanya Hangeng lupa mengunci pintu kamar mandinya, kkk~

“Yak! Apa yg kau lakukan disini?”, Hangeng yg merasakan kehadiran Donghae yg melongo memperhatikannya segera menutupi bagian sensitifnya sambil berteriak cempreng ke arah Donghae.
“Salah sendiri, siapa suruh lupa mengunci pintu”, dengan santainya Donghae keluar kamar mandi lagi dan menutup pintunya.

Dari dalam terdengar Hangeng menggerutu sambil berceloteh sendiri, namun beberapa detik kemudian ia kembali bernyanyi yang alami alami ala iklan Herbal Essences.

“Kau sudah mandi?”, tanya Eunhyuk yg baru saja keluar kamar.
“Belum”, kata Donghae dambil menyalakan televisi.
“Palliyo! Kau tak menjemput Ahna?”, Eunhyuk ikut duduk di sofa.
“Ada Hankyung hyung di kamar mandi”

Akhirnya, sambil menunggu Hangeng, Donghae dan Eunhyuk terlarut dalam tv yg menyiarkan berita membosankan. Tapi, ada 1 berita yg membuat mereka shock, yaitu berita tentang jatuhnya pesawat penerbangan dari Indonesia ke Korea 3 jam yg lalu. Beberapa korban yg terselamatkan langsung dibawa ke Korea, tepatnya bandara Incheon oleh pesawat penyelamat.

“ANDWAE!”, Eunhyuk langsung mengambil kunci mobil asal dan berlari menuju parkiran.

Sama khawatirnya dengan Eunhyuk, Donghae yg belum sempat mandi juga langsung berlari menuju parkiran. Sepanjang perjalanan hati mereka gusar dan tak tenang, berharap ketika mereka sampai di Incheon mereka melihat Ahna dan Nana yg baik-baik saja sedang menunggu mereka. Eunhyuk yg tak mau kejadian lalu terulang lagi, saat Nana tak sadarkan diri selama 2 tahun, hampir menitikkan air mata, namun untung saja ia bisa menahannya dan terus berpikir positif.

Sesampainya mereka disana, mereka langsung berlari walau harus berlari dalam kerumunan yg merupakanpara keluarga korban kecelakaan pesawat yg sama gusarnya dengan Eunhyuk dan Donghae saat ini.

Mereka mencari dan terus mencari, namun tak juga menemukan dua yeoja tersebut. Mereka berdua terduduk lemah di salah satu kursi sambil menutupi wajahnya karena menangis. Saat ini bandara sudah cukup sepi karena sudah agak malam dan mereka juga belum berniat untuk pulang.

“Donghae~ah, istriku”, Eunhyuk yg wajahnya penuh ingus, air liur, dan air mata langsung memeluk Donghae yg menahan ingus dan air matanya agar tak keluar, namun apa daya karena ingusnya sudah berhamburan kemana-mana hingga ke wajah author yg cantik *plak

Sedetik…
2 detik…
3 detik…
Mereka terus menangis sambil berpelukan hingga pakaian mereka sudah penuh oleh ingus dan air liur.

“Donghae~ah, kau bau sekali”, masih dalam tangisnya, Eunhyuk menyempatkan diri berkata seperti itu.
“Aku memang belum madi, bodoh!”, Donghae yg juga masih menangis pun menanggapi pernyataan temannya itu.

“Yak! Apa yg kalian lakukan di tempat umum?”, suara melengking seorang yeoja membuat Donghae dan Eunhyuk menghentikan kegiatannya.
“Nana? kau bangkit dari kematian?”, tanya Eunhyuk polos sambil mengelap ingusnya dan ia lapkan di baju Donghae -,-
“Apa maksudmu bodoh?! Kau mengharapkan aku mati? Lagian apa yg kalian lakukan malam-malam begini disini sambil menangis dan berpelukan pula?”, celoteh Nana yg di sambut anggukan dari Ahna yg juga bingung melihat suaminya.

Tanpa berpikir, Eunhyuk dan Donghae langsung bangkit dan memeluk istri mereka.

“Na, jangan tinggalkan aku lagi. Jangan buat aku khawatir lagi”, kata Eunhyuk sambil memeluk tubuh Nana sangat erat.

Oh Tuhan, kurasa aku memang benar-benar mencintainya, dan mungkin untuk yg kedua kalinya. Aku berjanji tak akan meninggalkanmu, Hyuk.

“Memangnya ada apa?”, tanya Nana pelan dalam pelukan Eunhyuk.
“Tadi pagi ada berita tentang kecelakaan pesawat dari Indonesia menuju Korea, aku langsung mengkhawatirkanmu”, Eunhyuk mengecup pelan puncak kepala Nana.

Oh sungguh betapa bahagianya aku mengetahui ia sangat mengkhawatirkanku hingga seperti ini. Aku mencintaimu, Hyuk.

“Tadi pagi? Bukankah aku bilang bahwa aku akan berangkat sore dari Indonesia?”, tanya Nana bingung.
“Jinjja? Aigoo, aku lupa”, Eunhyuk langsung menepuk jidatnya sendiri, dan saat itu juga Donghae ikut menepuk jidat Eunhyuk, karena ia merasa Eunhyuklah yg membuatnya parno dan sangat khawatir.

>

“Eunhyuk~ah, kau tau?”, Nana sedang menyandarkan kepalanya di bahu Eunhyuk sambil memainkan rambutnya sendiri dan mereka berdua sedang asyik memandangi bulan di halaman belakang rumah mereka.
“Tidak”, jawab Eunhyuk singkat tanpa berpaling dari pemandangan bulan yg begitu cantik.
“Apa kau ingin tau?”, tanya Nana sambil mendongak ke atas untuk melihat wajah Eunhyuk.
“Wae?”, Eunhyuk menatap mata indah Nana yg memantulkan cahaya bulan yg sangat cantik.
“Aku menyadari sesuatu saat aku berada di Indonesia. Kurasa, aku mulai mencintaimu.. lagi”, ucap Nana sambil kembali memandang bulan.
“Jinjja?”, Eunhyuk langsung mengangkat wajah Nana untuk menghadapnya. Begitu bahagianya ia mendengar pernyataan langsung dari istrinya seperti itu.

Nana mengangguk pelan sambil tersenyum ke arah suaminya yg sudah memperlihatkan ekspresi mengerikan karena terlalu bahagia *ehehe* Dan dalam hitungan detik Nana sudah berada dalam pelukan hangat suaminya.

Aku bahagia, Hyuk. Gomapta..

Beberapa detik kemudian, Eunhyuk melepaskan pelukannya dan mengangkat wajah Nana untuk menghadapnya. Perlahan tapi pasti *author tarik napas dalem-dalem* Eunhyuk mulai membimbing wajah Nana untuk mendekati wajahnya. Nana yg menyadari suasana itu, langsung memejamkan matanya diikuti oleh Eunhyuk. Satu kecupan manis mendarat di bibir Nana cukup lama.

“Saranghae, Lee Nana”, ucap Eunhyuk setelah melepas ciumannya.
“Saranghae, Lee Eunhyuk”, Nana tersenyum. Untuk kali ini, ia merasa lebih ikhlas mengucapkan kata-kata itu. Kata-kata yg sempat ia ragukan sendiri.
“Kalau begitu ayo kita membuatkan Eunra adik baru”, Eunhyuk mengerling nakal, namun Nana masih terlihat bingung dan belum bisa mencerna kata-kata Eunhyuk.
“Maksudmu?”, Nana mengernyitkan satu alisnya. Cukup dengan sekali kerlingan lagi dari Eunhyuk dapat membuat Nana menyadari sesuatu…
“Yak! Dasar yadong!”, Nana berlari mengejar Eunhyuk yg sudah berlari duluan sambil tertawa puas.

Bukankah kita memang di takdirkan untuk selamanya jika ia bisa kembali padaku dan mencintaiku lagi untuk yg kedua kalinya? Aku percaya takdir, dan inilah yg namanya takdir. Takdir kami berdua.

Aku.
Dan Nana.
Selamanya.

-The END-

Hiks.. Hiks T_T Author envy deh ama Nana -_- Belum ada loh namja yg seromantis dan seberkorban itu sama author *nyurcol gak penting* Finally, FF ini selesai :’) *lap ingus Donghae* Kita lanjutkan dengan cerita yg baru ya ^^ Oh ya, kalo banyak yg request sequel, tar pasti author buatin. Gomapta buat yg udah baca :* Sampai ketemu di episode yg lain^^

No comments:

Post a Comment