May 09, 2012

ONDE ONDE IMUT Spesial Hae-Na Couple Oneshoot

Author : Shin Rye Ra
Cast :
. Lee Donghae
. Chan Ah Na *Fiction*
Rate : AG
Genre : Author gak tau -,-

Annyeonghaseyo, anyone who likes this story, this part is Ah-Hae Side Story. Setelah part ini, akan dilanjutkan Onde Onde Imut part 6 kalo peminatnya banyak, hehehe. Tanpa cupacups, yuk cekibrot aja^^

-Author’s POV-

Seorang yeoja cantik nan tinggi berkulit khas Indonesia sedang berjalan santai menuju sebuah café. Ia memakai jeans ketat dan sweater berwarna biru muda bermotif anjing, tak lupa ia kuncir rambut panjangnya seperti ekor kuda.

“Annyeoong Min Woo~ya”, yeoja itu membungkuk pada seorang namja yg berada di meja kasir setelah ia sampai di Blue café.
“Annyeoong, cepat pakai seragammu. Kita akan sibuk hari ini”, ucap lelaki itu sambil tersenyum pada Ah Na. Ya yeoja itu Ah Na, yeojachingu Lee Donghae Super Junior.
“Sibuk?”, tanya Ah Na bingung, dahinya berkerut.
“Ne. Café kita akan kedatangan artis besar. Katanya mereka akan melakukan rapat disini saat jam makan siang. Jadi cafénya akan kita buka setelah jam makan siang, setelah mereka selesai rapat, baru kita buka. Agar para fansnya tak mengganggu mereka”, jelas namja tinggi nan tampan yg berkacamata itu.
“Aish, kenapa kau tak bilang dari tadi, tau gitu mending aku di rumah saja dulu dan bermain Play Station, hehehe”, Ah Na cengar cengir tak jelas.

Pletak!
Satu jitakan manis mendarat di kepala yeoja cantik ini.

“Ya! Cepat ganti pakaianmu”, perintah namja bernama Park Min Woo yg merupakan atasan Ah Na.
“Arrastoyo boss”, kata Ah Na sambil menggembungkan pipinya kesal dan berjalan menuju ruang ganti.

Park Min Woo adalah anak dari pemilik café tersebut, dan Ah Na sudah hampir setahun bekerja dengannya dan mereka cukup dekat, jadi itu sebabnya Ah Na berperilaku biasa saja pada Min Woo, tak seperti anak buah pada boss.

Beberapa detik kemudian Ah Na sudah kembali keluar dengan memakai pakaian seragam berwarna biru dan rok di atas lutut berwarna putih yg merupakan seragam dari Blue café. Tak lupa ia juga menkuncir 2 rambutnya, itu ciri khas Ah Na, ia suka sekali menkuncir 2 rambutnya seperti anak kecil *author banget neh -,- bedanya kalo Ah Na seperti anak kecil kalo author seperti orang gila*abaikan*

“Ya! Kau hobi sekali mengikat rambutmu seperti itu”, kata Min Woo pada Ah Na sambil menunjuk rambut Ah Na.
“Aku menyukainya”, kata Ah Na sambil menjulurkan lidahnya pada Min Woo.
“Kau tak ingin berdandan atau apa, nanti kan ada beberapa artis akan datang kemari, apalagi artisnya namja semua”, kata Min Woo sambil berdecak.
“Jinjja? Nuguya?”, tanya Ah Na penasaran.
“Secret”, kata Min Woo sambil mencubit hidung Ah Na gemas dan Ah Na kembali menggembungkan pipinya.

“Na, kau tak ingin membantu Ye Shin di dapur? Hari ini ia harus memasak banyak sekali untuk para tamu”, kata Min Woo ketika melihat Ah Na hanya clingak-clinguk ke arah luar jendela karena tak ada kerjaan setelah membersihkan seisi café.
“Kau mengejekku? Aku kan tak bisa memasak”, kata Ah Na sambil mendengus.
“Aish, kau ini tak bisa memasak tapi kenapa melamar pekerjaan di café”
“Salah sendiri, siapa suruh memperkerjakanku”, Ah Na menjulurkan lidahnya lagi pada Min Woo.

Melihat Ah Na seperti itu, Min Woo langsung menghampiri Ah Na dan menjitaknya lagi tetapi lebih keras dari pada yg tadi.

“Ya! Aku ini bos mu, remember?”, kata Min Woo setelah ia duduk di depan Ah Na.
“Aniya”, jawab Ah Na enteng.

Min Woo hendak menjitak Ah Na lagi namun Ah Na menyadarinya dan segera mengalihkan pembicaraan sebelum tangan Min Woo berhasil mendarat di kepalanya lagi.

“Ada berapa orang nanti yg akan datang?”
“Mungkin sekitar 20 orang”, jawab Min Woo setelah beberapa detik berpikir.
“Banyak juga”, kata Ah Na sambil kembali menatap ke arah luar jendela.
“Kau akan menyukainya. Mereka itu artis terkenal. Yeoja manapun akan leleh jika melihat mereka”, kata Min Woo.
“Berarti mereka setan karena mereka bisa membuat kita leleh. Setan kan panas”, kata Ah Na sok berargumen.

Min Woo hanya mengacak poni Ah Na kemudian pergi meninggalkan café sebentar karena ada keperluan, entah keperluan apa, Min Woo gak bilang ama author #plak

-Ah Na’s POV-

Yeoboseyo?
“Na Na, kau tak apa-apa kan aku tak ke rumahmu hari ini?”
Gwaenchannayo
“Mianhae, kata Min Woo hari ini akan ada tamu besar yg cukup banyak. Katanya sih artis”
Jinjja? Nuguya?
“Mollaseoyo, Min Woo tak memberitahuku. Sudah ya Na, bossku datang”, klik.

Jam menunjukkan pukul 11 siang. Sebentar lagi para tamu itu datang, tamu spesial. Aku sangat penasaran, siapa sih yg dimaksud Min Woo~ya.

“Ya! Jangan melamun”, tiba-tiba ada seseorang yg mengibas-ibaskan tangannya di depan mukaku.
“Aku tak melamun Min Woo~ya. Aku hanya sedang berpikir tapi tak tau sedang berpikir apa”, kataku dengan mata menerawang.
“Namanya melamun babo. Nanti sewaktu tamunya datang layani mereka dengan baik. Mereka bukan tamu biasa”, kata Min Woo sambil memukul pelan kepalaku.
“Iysh, mereka kan juga manusia, bukan dewa. Kenapa harus diperlakukan beda?”, cibirku.
“Kau ini kenapa tak pernah menurut padaku sih -,- Sudahlah, aku membantu Ye Shin di dapur, jadi kau yg melayani. Mae Yeon tak datang hari ini”, ucap Min Woo yg kubalas dengan anggukan berat.

Melayani 20 orang seorang diri? Aigoo, aku harap mereka tak merepotkan.

Karena aku sedang nganggur dan memang café sengaja belum dibuka, aku memutuskan untuk bermain dengan PSPku saja, aku hampir mati karena bosan.

“Annyeonghaseyo”, suara seorang namja dari belakangku karena memang aku berdiri membelakangi meja kasir dan bersandar pada meja kasir. Sontak aku berbalik.
“Ah ne, ada yg bisa saya bantu?”, tanyaku setelah berbalik. Ada 2 orang namja memakai masker dan kacamata hitam, aku tak dapat melihat wajahnya. Dan aku yakin ini tamu spesialnya, terlihat dari gelagat mereka.
“Yak! Itu kan PSP terbaru. Aigoo, aku belum sempat membelinya”, celoteh satu namja yg lebih jangkung. Gak nanya babo, kataku dalam hati pada namja yg curcol barusan.
“Ah Na-sshi?”, kata satu namja yg sedikit lebih pendek dengan suara yg lembut.
“Ah ne. Chan Ah Na imnida”, kataku sambil menunjuk name tag yg ada di seragamku.
“Aniya. Ini aku, Sungmin”, ucap namja itu seraya membuka kacamata dan maskernya, dan benar saja, itu Minnie Oppa.

Namja jangkung yg tadi curcol ikut membuka masker dan kacamatanya, siapa lagi kalau bukan Kyuhyun -,- ia menatapku aneh dan pandangannya beralih ke Min Oppa.

“Nuguya? Kau mengenalnya?”, tanyanya. Aish, dasar. Padahal hampir tiap minggu aku berkunjung ke dorm dan dia tak mengingatku.
“Dia Ah Na, yeojachingu Hae, aish, kau ini”, kata Min Oppa sambil geleng-geleng.
“Ah, aku lupa”, jawabnya enteng.
“Gwaenchannayo, aku juga tak berharap kau mengingatku”, ucapku santai dan dia sempat melotot ke arahku.
“Apa yg Oppa lakukan disini?”, tanyaku pada Min Oppa.
“Ya! Kau pikir ini tempat nenek moyangmu sehingga kami tak boleh kesini?”, ucap Kyuhyun cuek. Min Oppa menyenggol lengan Kyuhyun untuk menyuruhnya diam.
“Kami ada rapat disini bersama anggota SJ dan manager kami, dan kurasa aku terlalu awal, hehehe”, ucap Min Oppa sambil garuk-garuk kepalanya, dan tiba-tiba semua kutu dan ketombe berjatuhan dan bertebaran ke baju Min Oppa *nggak ding, bohong -,-*

Itu berarti akan ada Donghae dong? Tanyaku dalam hati.

“Dukuklah dulu Oppa, mau kubuatkan orange juice dulu?”, tanyaku sambil mempersilahkannya duduk, Kyuhyun hanya mengekori.
“Ah ani, aku menunggu yg lain dulu saja”, kata Min Oppa sambil tersenyum menggemaskan.

Setelah mendengar ucapannya aku berniat pergi meninggalkan mereka namun sebuah tangan besar memegang pergelangan tanganku.

“Ya! Yeoja aneh”, panggilnya.
“Wae? Kenapa kau memanggilku yeoja aneh?”, tanyaku ketus.

Sejak dulu setiap dekat dengan namja ini aku selalu merasakan aura jahat yg sangat jahat. Padahal sebelum aku benar-benar mengenal Super Junior, aku benar-benar mengaguminya setelah Yeye Oppa. Aku kira ia namja lembut yg memiliki sopan santun karena aku lihat senyumnya di MV No Other yg bagaikan malaikat, tapi ternyata.. huekk *Ah Na di tabokin author en sparkyu*

“Kau aneh. Rambutmu aneh”, kata Kyuhyun tanpa melepas tangannya dari tanganku.
“Ya! Dia imut seperti aku begitu kau bilang aneh”, protes Min Oppa.
“Berarti kau juga aneh Sungmin” Pletak! Min Oppa langsung menjitaknya. Benar kan namja ini punya aura jahat?
“Aku hyungmu!”, protes Min Oppa lagi dan Kyu mengabaikannya.
“Aku pinjam PSPmu”, katanya setelah melepas tangannya dari tanganku.
“Mwo? Shireo!”, kataku cuek. Enak saja namja ini. Bagaimana kalau PSPku ia bawa kabur? Aku kan baru saja membelinya.
“Aigoo, jebaal. Aku bisa mati bosan karena rapat ini”, rengeknya sambil menggelayuti tanganku. Aigoo, udah kayak Eunhyuk Oppa saja ia menggelayutiku sepeti monyet #plak

Akhirnya dengan berat hati aku meminjamkan PSPku padanya, disaat yg bersamaan 3 orang namja datang. Aku menoleh, rupanya itu Jungsu Oppa, Young Woon Oppa, dan Shindong Oppa.

“Annyeonghaseyo, selamat datang”, ucapku sopan sambil membungkuk.
“Oo, Ah Na-sshi? Apa yg kau lakukan disini?”, tanya Jungsu Oppa.
“Ini pekerjaanku Oppa”, aku tersenyum menjawabnya.

Aku mempersilahkan mereka duduk kemudian meninggalkan mereka dan melongos pergi menuju dapur.

“Min Woo~ya, kenapa kau tak bilang kalau tamunya adalah Super Junior?”, tanyaku setelah aku sampai di dapur.
“Wae? Kau fansnya?”, tanyanya sambil masih mengaduk adonan kue.
“Dulu, hehe”, ucapku sambil mengengesan.
“Sudah ada yg datang ya? Buatkan mereka teh hangat”, perintah Min Woo padaku.
“Sudah kutawari, tapi mereka tak mau”
“Ya! Kau ini kapan pintarnya sih Chan Ah Na, bgaimanapun mereka itu pelanggan kita. Kita harus melayaninya”, ucap Min Woo.
“Ye boss”, aku segera membuat 5 cangkir teh hangat untuk mereka.

Aku membawanya keluar, mengantarkan teh-teh ini ke meja mereka. Rupanya disana sudah ada 2 namja lagi, aku tak mengenalinya. Yang satu bertubuh tinggi dan kurus dan satunya memiliki wajah lucu dan pipi menggemaskan seperti bayi dan matanya sipit.

“Oppa, ini teh hangat. Ah mianhae, aku akan membuatkan dua cangkir lagi untuk, ehm, untuk kalian”, kataku ragu karena memang aku tek mengenali mereka.
“Ini Henry dan ini Zhoumi. Mereka dari Super Junior M. Apa kau tak mengenalinya?”, tanya Min Oppa padaku. Diantara member yg lain, memang Min Oppa yg dekat denganku setelah Eunhyuk Oppa dan namjachinguku tentunya. Aku segera menggeleng.

“Aigoo, kenapa hanya Donghae yg kau kenal”, sontak mukaku langsung merah mendengar ucapan Min Oppa, dan yg lainnya tertawa kecuali Kyuhyun yg sedang sibuk dengan PSPku dan 2 namja yg baru kekenal karena aku yakin mereka tak mengerti apa yg baru saja Min Oppa bicarakan.

Aku membuatkan 2 cangkir teh lagi dan menyerahkan pada 2 namja yg bernama Henry dan Cho Mi atau entahlah siapa namanya tadi. Ketika aku berbalik untuk kembali ke dapur aku menubruk seseorang yg aku yakin adalah salah satu member SJ juga.

“Hati-hati agasshi”, ucap namja itu.

Aku mendongak dan mendapati seorang namja tampan dengan seulas senyum di bibir tipisnya.

“Oppa?”, panggilku riang, aku merindukan namja ini setelah 3 hari tak bertemu karena kesibukannya, siapa lagi kalau bukan Donghae namjachinguku.
“Ah Na? Apa yg kau lakukan disini?”, tanyanya heran.
“Aku bekerja disini, hehe”, jawabku cengengesan.

Kulirik rupanya ia datang bersama Siwon Oppa, Heechul Oppa, Hangeng Oppa, dan Eunhyuk Oppa. Eh, Eunhyuk Oppa wajahnya terlihat sangat kusut karena belum diseterika #plak pasti karena Na Na, aigoo, kasiannya namja ini.

“Ya! Apa ini?”, tanya Heechul Oppa tiba-tiba sambil menarik kedua kuncirku.
“Oppa, sakit”, rengekku. Donghae langsung melepaskan tangan Heechul dari rambutku, dan Heechul hanya cengengesan lalu duduk bergabung dengan yg lain bersama Siwon Oppa, Eunhyuk Oppa, dan Hangeng Oppa setelah menyapaku satu persatu.

Tiba-tiba Donghae langsung memelukku sangat erat, tentu saja aku terkejut.

“Oppa, apa kau mau rahasia kita terbuka di depan publik dan para managermu?”, tanyaku saat ia masih memelukku, disaat yg bersamaan ada suara seseorang berdehem sambil tertawa menggoda, itu suara Min Oppa dan Hyuk Oppa yg diikuti tawa kecil dari member lain.

“Ah ne, hehe. Bogoshippeoyo Na”, ucapnya setelah melepaskan pelukanku dan mencium bibirku sekilas.

Aku malu setengah hidup. Ia menciumku di depan member SJ? Omona~ mimpi apa kau semalam Hae??

“Ya! Jangan mengumbar kemesraan di depanku. Kau membuatku iri saja”, kata Eunhyuk Oppa dengan wajah di tekuk dan yg lain mengangguk setuju dengan tatapan menggoda ke arahku dan Hae.

Aku langsung menuju dapur dan membuat teh hangat lagi untuk yg baru datang. Mukaku masih merah seperti hidung badut, napasku juga belum stabil, jantungku berdegup cepat.

“Kau kenapa Na?”, tanya Min Woo tiba-tiba yg sudah berada dibelakangku entah sejak kapan.
“Ah, aniyo”, jawabku gugup.

Aku segera mengantarkan teh itu pada mereka, aku tak membuat 4 tapi lebih, cukup untuk semua yg hadir di rapat sekitar 20, pikirku.

Setengah jam kemudian member mereka baru lengkap dengan managernya. Aku sedang berdiri dan bercanda di depan meja kasir bersama Min Woo.

“Kau tau kenapa aku menerimamu bekerja di caféku saat itu walau aku tau kau tak bisa memasak?”, tanya Min Woo padaku dan aku menggeleng.
“Itu karena saat kau datang melamar kemari wajahmu terlihat bodoh dan ekspresimu menyiratkan layaknya kau seorang pengemis yg belum makan 3 hari, hahaha”, jawabnya sambil tertawa.

“Ya! Alasan apa itu. Tidak masuk akal”, aku meninju lengannya kesal. Enak saja aku dibilang pengemis. Rupanya tinjuanku membuat tawanya lebih keras dari sebelumnya.

Brakk!
Ada yg menggebrak meja kasir. Aku terkejut dan menoleh, aku mendapati Hae disana dengan wajah masam. Pasti ini bocah cemburu -,-

“Aku pesan satu spaghetti lagi”, katanya dengan nada agak kasar pada Min Woo.
“Ne”, jawab Min Woo sambil tersenyum dan segera beranjak ke dapur.

Aku tersenyum padanya dan pura-pura tak tau atas kecemburuannya, kadang memang ia berlebihan -,- Ia tak meresponku, ia malah membuang muka dan meninggalkanku yg melongo atas perlakuannya barusan.

Yak! Sikap apa itu?! Teriakku dalam hati.

Setelah 2 jam, rapat selesai, kuketahui dari para manager yg sudah pulang semua. Mereka berlimabelas masih setia nangkring (?) di café ini sambil saling bersenda gurau. Mereka tertawa lepas kecuali satu, Eunhyuk Oppa. Tawanya seperti dibuat-buat. Apa ia sampai sesakit itu ditinggal Na Na? padahal dia dan Na Na dulu selalu bertengkar tiap kali bertemu -,- pasangan aneh.

“Ah Na kemarilah, bergabunglah dengan kami”, teriak Heechul Oppa padaku.

Aku menghampiri mereka. Donghae membuang muka. Aish, ini anak pengen aku sapu aja mukanya pake kain pel #kaboor *dikejar elfishy*

“ah ani, aku tak bisa. Disini ada bossku”, ucapku.

Tiba-tiba Hae beranjak dari tempat duduknya dan menarikku keluar café menuju halaman belakang café.

“Kau tak perlu bekerja disini. Aku akan mencarikan pekerjaan untukmu”, katanya tanpa menatapku.

“Aigoo, kau cemburu chagi~ya?”, aku mengelus lembut kedua pipinya.
“Kalau perlu kau tak perlu bekerja, aku yg akan membiayaimu”

Pletak!!
Satu jitakan mulus mendarat di kepalanya, ia meringis.

“Ya! Aku bukan yeoja yg suka bergantung kepada orang lain selain keluargaku”, ucapku sambil melipat tangan ke dadaku.

Dia diam, wajahnya menatapku tanpa ekspresi. Beberapa detik kemudian ia melongos pergi meninggalkanku yg mematung disini. Dia marah? Mwo? Aish, dia ini seperti anak kecil saja sih.

Saat aku kembali rupanya disana sudah cukup sepi, tinggal Kyuhyun, Siwon, Donghae, Ryeowook, Hangeng, Henry, dan Cho Mi atau siapa namanya, aku lupa. Aku berniat ke dapur saja, suasana hatiku dirusak oleh Hae, tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku. Sontak aku berbalik.

“PSPmu. Gumawo”, kata orang itu sambil menyodorkan PSPku yg tadi ia pinjam, siapa lagi kalau bukan Kyuhyun. Ia tersenyum sangat manis, bukan senyum setan, tumben.
“Cheonmanneyo”, ucapku membalas senyumannya.
“Aish, kenapa kau harus bertemu Hae dulu, andai kau bertemu denganku dulu pasti kau menjadi milikku sekarang”, cibirnya sambil mengacak poniku.

Pokk!
Aku menginjak kakiknya.

“Jangan bicara aneh-aneh”, ucapku sengit.
“Hahahaha, aku bercanda”, ia kembali mengacak poniku lalu berjalan kembali ke tempat duduknya. Kulirik Hae, ia sedang menatapku aneh. Aish, bodoh amat.

^^^^^^^

Hari ini aku pulang terlalu larut karena café memang baru tutup pukul 11 malam, dan parahnya lagi hujan turun sangat derasnya. Aku berlari kecil untuk segera sampai rumah tapi di tengah jalan tiba-tiba ada yg mengangkat kakiku dan menggendongku ala bridal.

“Kau mau sakit, babo?”, celetuknya. Rupanya itu Kyuhyun. Mwo?! Kyuhyun yg menggendongku??

Aku tak bisa berkata apapun, aku malu setengah gila. Ia membawaku ke tempat pemberhentian bus. Disana aku tak terkena hujan. Ia menurunkanku. Aku langsung berjongkok dan menggigil. Aku barus sadar kalau sedingin ini.

“Gwaenchannayo?”, ucapnya lembut dan hanya kubalas dengan anggukan.

Ia langsung melepas mantel yg ia pakai dan ia letakkan di pundakku.

“Kajja kita pulang”, ia menarik bahuku untuk membangunkanku, ia menggandeng tanganku menuju mobilnya.

-Author’s POV-

Di dalam mobil Ah Na tertidur. Ia terlihat lelah sekali. Kyuhyun menyetir dalam diam sambil sesekali matanya tertuju pada yeoja yg tertidur itu. Sebenarnya sudah sangat lama Kyuhyun mengagumi yeoja yg sedang tertidur pulas ini, tapi ia baru berani mendekatinya hari ini tadi.

Mobil Kyu sampai di rumah nenek Na Na dimana Ah Na tinggal sekarang. Ia berniat membangunkan Ah Na, tapi ia ragu. Wajahnya terlihat bingung. Tapi kini matanya tertuju pada yeoja itu, setan sedang merasukinya *setan dirasuki setan -,-*plak* dan tanpa pikir panjang ia mendekatkan wajahnya pada yeoja itu, jantungnya berdegup sangat cepat. Ia masih sedikit ragu apa ia akan menciumnya, tapi bisikan setan di hatinya benar-benar kuat dan ia tak bisa menghentikannya. Dan..

Chu~
Bibir Kyuhyun menyentuh bibir Ah Na, sedetik kemudian matanya membelalak seketika. Kyuhyun masih memejamkan mata, menikmati sedetik momen indahnya meskipun ia menyadari bahwa Ah Na sudah terbangun dan pasti akan membencinya. Ah Na mendorong tubuh Kyu kuat-kuat hingga punggungnya terbentur pintu mobil.

“Aku sudah punya kekasih, Kyu!”, ucap Ah Na kasar dan langsung keluar dari mobil Kyuhyun. Ah Na masuk ke dalam rumah sambil menangis, ia tak habis pikir Kyuhyun akan senekat itu.

Kyuhyun memukul setirnya lalu menenggelamkan mukanya di tangannya yg sedang memegang setir. Ada rasa bersalah, menyesal telah mencium yeoja itu.

“Kyu babo!! Arrrgghhh”, ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

-Ah Na’s POV-

Pagi ini, pukul 5 pagi, aku sudah ada dorm. Umin Oppa semalam mengirimiku pesan untuk membantunya memasak, sudah kubilang aku tak bisa memasak tetapi ia bersikeras menyuruhku kesana, ia bilang ia akan mengajariku. Aku datang sepagi ini karena memang sejak pukul 4 tadi aku sudsah bangun dan bingung harus apa.

Sepi..
Aku yakin para member SJ masih asyik ngiler di bantalnya masing-masing. Saat aku sedang asyik memainkan PSPku, tiba-tiba salah satu pintu terbuka dan keluarlah seorang namja dengan darah bercucuran *nggak ding, bo’ong -,-* itu Kyuhyun. Aku langsung mengalihkan pandanganku kembali ke PSPku, aku pura-pura tidak tau saja, pikirku.

“Sedang apa kau disini?”, tanyanya setelah kembali dari dapur sambil membawa segelas air putih.
“Umin Oppa menyuruhku kemari”, jawabku sambil menghentikan kegiatan bermainku.
“Untuk apa?”, tanyanya sambil meneguk air yg ia bawa tadi. Jarak kami cukup jauh, ia bersandar di tembok depan kamarnya, aku tetap pada tempatku, di sofa.

Aku hanya menjawabnya dengan gelengan kepala sambil mengangkat bahu.

“Perlu aku bangunkan Sungmin Hyung?”, tanyanya.
“A-ani, biarkan saja. Aku akan menunggunya”, jawabku gugup karena ia menghampiriku sekarang.
“Baiklah, akan kutemani kau disini”, katanya sambil duduk di sebelahku.

Sudah beberapa menit, tak ada satupun dari kami yg memulai pembicaraan. Aku gugup mengingat kejadian semalam ia nekat menciumku. Ia bersandar pada sofa, aku tidak. Tubuhku masih tegang karena gugup. Aku bahkan tak berani melihat ke arahnya. Aku mulai tak tahan dan bosan jika terus diam begini. Akhirnya aku memutuskan untuk membuka topik duluan.

“Kyu, apa kau membuntutiku semalam?”, tanyaku tanpa menoleh kearahnya.

1 detik..
2 detik..
3 detik tak ada jawaban. Dan aku berbalik menoleh ke arahnya.

Ketika aku berbalik aku mendapati seekor kancil yg sedang tertidur pulas dengan nyenyaknya. Wajahnya begitu tenang dan polos, hampir sama seperti Hae ketika tidur. Aku tersenyum sendiri melihatnya. Aku berniat membelai pipinya, namun..

Cklek!
Seseorang membuka pintu. Sontak aku langsung berbalik kembali menghadap depan. Jantungku berdegup kencang, aku gugup seperti maling yg baru saja kepergok akan mencuri.

“Ah Na?”, kata seorang namja itu heran.
“Kau sudah datang?”, lanjutnya. Kyuhyun terbangun dan langsung beranjak dari sofa dan berjalan kembali menuju kamar tanpa kembali menatapku.
“Ne, Umin Oppa. Sejak tadi. Hehehe”, ucapku cengengesan menghilangkan rasa gugupku.
“Ini masih jam 6 pagi”, ucapnya setelah melirik jam dan aku hanya tertawa gaje.

“kalau begitu, kajja, kita masak sekarang yuk”, Umin Oppa menarik tanganku.
“Oppa, aku tak bisa memasak. Bagaimana kalau mereka mati setelah memakan masakanku?”, tanyaku khawatir.
“Aigoo, selama ada aku takkan terjadi apa-apa. Hari ini aku tak ada teman memasak karena Wookie sedang demam, dan aku yakin tak ada yg mau kuajak memasak diantara member SJ, huh”, jawabnya sambil mencubit hidungku.

Aigoo, aku sangat nyaman berada di dekat namja ini. Dia seperti ibu penggantiku, keke~

Sudah hampir sejam kami memasak. Tinggal beberapa hal lagi yg harus dilakukan lalu selesai. Huh melelahkan ~,~

“Tolong kau aduk bumbu pecel ini” kata Umin Oppa #plakplakplak

Aku langsung mengikuti instruksinya. Ditengah-tengah aku melakukan kegiatanku, seseorang memelukku dari belakang. Napasnya menyapu rambut dan leherku, sontak aku terkejut dan menoleh.

“Oppa”, teriakku setelah mengetahui bahwa itu adalah namjachinguku.
“Sejak kapan kau bisa memasak chagi~ya?”, tanyanya sambil mencium pipi kiriku. Aigoo, kenapa dia selalu bisa membuat jantungku bergetar 1000 watt sih -,-
“Ya! Kau ini namjachingunya, tapi malah mengejeknya”, protes Umin Oppa.
“Hehehe”, Donghae hanya cengengesan lalu melepas pelukannya dan pergi ke ruang TV.

Aku kembali melanjutkan kegiatanku. Tiba-tiba, datanglah 2 orang ke dorm ini yg langsung nyeludur masuk tanpa ketok pintu. Rupanya itu Henry dan Cho Mi atau siapa namanya, aku masih tak ingat, hehehe.

*
Mimi : Thor, itu bukan nama gue
Author : Terus sape?
Mimi : Nama gue Zhoumi Ganteng
Author : Yeh belagu
Mimi : Gue kepet pake Henry lu Thor
Author : Mau dicium Henry pun gue rela
#plakplakplakplak
*
Balik ke cerita

“Annyeoong”, sapa Henry padaku dan Umin, aku hanya tersenyum mengangguk.
“Tumben kesini. Ada apa?”, tanya Umin pada kedua bocah yg baru datang itu.
“Kami lapar”, kata satu namja yg tinggi dan cungkring abis.
“Aigoo, dasar kalian ini”, decak Umin Oppa. Aku hanya tertawa mendengar pengakuan mereka.

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka makan pagi bersama, tentu saja aku tidak. Aku sedang menonton TV sekarang. Aku sedang tidak ingin makan. Aku memang paling susah kalau disuruh makan. Hae saja kadang kewalahan menyuruhku makan, kekeke~

“Makanlah”, kata seorang namja yg tiba-tiba menyodorkan seporsi makanan padaku.
“Kyuhyun?”, aku terkejut. Kenapa bukan Hae?
“Kau mau kau sakit?”, tanyanya tanpa mengalihkan piringnya dari depan mukaku.

Tatapannya menyeramkan, aku tak berani menolaknya, bisa-bisa aku dimakan hidup-hidup olehnya #plak Ketika aku akan mengambil piring itu tiba-tiba ada sepasang tangan lagi yg mengambil piring itu.

“Biar aku yg menyuapinya”, kata Hae sambil duduk disebelahku. Tanpa berkata apapun Kyuhyun langsung pergi melongos entah kemana.
“Tak biasanya ia peduli pada seorang yeoja”, kata Hae sambil menyuapkan suapan pertama padaku. Kurasa suasana hati Hae sedang buruk, mau tak mau aku menerima suapannya dari pada aku di mutilasi #plak
“Waeyo?”, tanyaku di sela-sela mengunyah.
“Kau harus berhati-hati padanya”, ucapnya sambil menggembungkan mulutnya seperti ikan kembung #plak lagi
“Aigoo, kau cemburu sekali sih chagi~ya”, ucapku sambil mencubit kedua pipinya gemas.

Aigoo, aku benar-benar mencintai namja ini. Lee Donghae. Namja pendek dan dekil yg suka ngupil sambil bawa pil dan masih labil #plak digampar elfishy *abaikan yg bagian kalimat terakhir*-,-*

“Ah, aku harus bekerja Oppa”, kataku terburu-buru setelah ia selesai menyuapiku.
“Ketempat itu lagi?”, tanyanya khawatir.
“Aku takkan macam-macam. Saranghae”, aku mencium pipinya dan pergi terburu-buru menuju café, aku terlambat.

^^^^^^^

“Chan Ah Na! kau terlambat 5 detik”, teriak Min Woo ketika aku baru saja sampai.
“Aigoo, kau lebay sekali sih boss”, cibirku sambil manyun.
“Ya! Ya! Ingat aku bossmu”, katanya sambil menarik-narik bibirku yg manyun -,-

Bibirku tambah manyun 10 meter setelah ia perlakukan begitu. Tanpa pikir panjang aku langsung nyelonong masuk ruang ganti. Beberapa menit kemudian aku keluar dan menuju tempat singgasanaku di café ini selama hampir setahun, tempat kasir.

“Annyeonghaseyo, ada yg bisa saya bantu?”, tanyaku pada seorang namja yg tak dapat kulihat mukanya. Aku dapat mengambil kesimpulan bahwa dia artis.
“Strawberry Shortcake 1”, ucapnya. Sepertinya aku mengenali suara ini.
“Ne, ditunggu ya”, kataku sopan.
“Ah, satu lagi”, tambahnya.
“Ne?”
“Kalau kau sudah putus dengan namjachingumu, hubungi aku”
“Mwo??”, aku terkejut, ia membuka kacamatanya dan ternyata itu Kyuhyun.
“Kyuhyun~ah?”, panggilku terkejut.
“Kutunggu pesananku”, ia tersenyum dan langsung duduk di salah satu tempat duduk yg kosong. Aku hanya bisa melongo. Namja ini benar-benar nekat.

^^^^^^^

Na, sepulang kau kerja aku tunggu di taman dekat rumahmu”, Tuut tuuut.

Setelah selesai dengan pekerjaanku, aku langsung bergegas menuju taman sesuai instruksinya. Aku berlari-lari kecil hingga aku sampai taman, dan aku tak menemukannya. Kurasa ia belum datang.

1 jam..
2 jam..
3 jam aku menunggu.

Aku sangat kesal, aku paling tidak suka jika ada seorang namja yg tak menetapi janjinya, apalagi pada seorang yeoja. Eommaku pernah bilang, “Jika ada namja yg tak menepati janji pada yeojanya, maka ia tak serius. Dan jika ia tak serius, maka kau harus meninggalkan namja itu”. Kata-kata eomma itu terus berterbangan dalam otakku. Aku marah, kesal, ingin menangis rasanya. Eomma, aku tak ingin meninggalkan namja ini, ucapku dalam hati. Aku juga meyakinkan diriku bahwa ia mungkin sedang sibuk dadakan dan tak sempat menghubungiku.

“Untuk apa kau menunggunya selama ini?”, tanya seorang namja, Kyuhyun *lagi*-,-*

*emang dasar nih abang pengganggu*plak*

“Kyu?”, aku terkejut.

Kyu, bisakah kau tak mendekatiku lagi? Aku sudah memiliki namjachingu. Aku tak mau kau larut dalam perasaanmu padaku, dan aku tak mau aku menyukaimu karena perhatianmu yg sampai seperti ini, ucapku dalam hati.

“Pulanglah, ini sudah sangat malam”, ucapnya dingin.

Entah setan dari mana yg membisikiku, aku langsung menghampirinya dan memeluknya. Menangis sederas-derasnya. Ia membalas pelukanku dengan sangat erat. Sungguh bisikan setan ini sangat kuat.

“Kenapa ia tak datang Kyu?”, tanyaku masih sambil menangis dengan derasnya.
“Aku datang. Bahkan sejak tadi aku ada disini bersamamu”, ucapnya.

Aku speechless tak bisa mengucapkan apapun. Kyu, kumohon jangan seperti ini padaku. Apa kau tak tau bagaimana perasaan seorang yeoja ketika ada namja yg begitu perhatian padanya?

Tiba-tiba sesuatu yg dingin jatuh di kepalaku. Hujan? Aku mendongak dan mendapati benda putih yg cantik berjatuhan dari atas langit.

“Salju?”, kataku riang. Aku sangat suka salju.
“Ah musim salju tiba”, katanya sambil melepas pelukanku dan kubalas dengan anggukan.
“Salju itu sangat cantik dan ia tak pernah bersedih, maka dari itu, yeoja cantik sepertimu juga tak boleh bersedih”, ia mendekatkan mukanya padaku lalu mengusap air mataku dengan kedua tangannya yg hangat.
“Kyu, aku sudah memiliki Donghae”, ucapku akhirnya. Aku setengah tersadar dari bisikan setan yg sedari tadi merasukiku.
“Belum. Bahkan meskipun sepasang kekasih yg sudah menjadi suami istri saja, belum tentu akan selamanya bisa bersatu dan saling memiliki”, ucapnya sambil menyentuh kedua pipiku yg merah karena dinginnya udara dan karena ucapannya.

Ya Tuhaan, cepat sadarkan hambaMu ini dari bisikan setan ini. Cepat sadarkan hamba. Cepat bangunkan hamba dari mimpi buruk ini.

“Kajja, aku tak mau kau masuk angin”, ucapnya sambil menggandeng tanganku menuju rumah halmeoni Na Na.

*
Author : Serius dah, Kyu so sweet banget T_T #noel-noel pipi Kyu
Siwon : Yeobo, ayo pulang atau kucium
Author : Mending gak pulang ah biar dicium namphyeon
#plakplakplak
*

Nanana~New message~Lovely Fish

Chagi~ya, mianhae tadi hapeku mati dan aku mendadak disuruh manager untuk menggantikan Ryeowook di Sukira karena ia demam

Jujur saja aku bingung harus apa. Mengikuti ucapan eomma? Atau memaafkannya? Bagaimanapun eomma yg lebih berpengalaman, jadi kurasa aku akan menurutinya.

Reply to Lovely Fish

Gwaenchannayo. Kebetulan tadi aku juga tak bisa karena aku diajak Ye Shin untuk makan malam bersama^^

Rupanya aku tak bisa marah padanya. Dan aku juga tak sanggup meninggalkannya. Oppa, jeongmal jeongmal saranghaeyo.

Nanana~New message~Babo Kyu

Besok temani aku ke taman hiburan. Jaljaeyo~

Reply to Babo Kyu

Ne^^

Aigoo, setan apa lagi yg merasukiku kini? Apa yg baru saja kuucapkan pada Kyu? Kau sudah punya Donghae, Na.

^^^^^^^

“Yeoboseyo?”
Ya! Palliyo, aku sudah di depan rumahmu sampai rambutku kriting
“Aigoo, cerewet”, klik.

Aku segera turun dan menghampirinya yg sedang menungguku sambil memainkan PSP barunya dan bersandar di mobilnya.

“Kajja”, ucapku setelah aku mendekatinya.

“Kau terlihat sangat cantik Na”, ucapnya ketika kami sedang berada di mobil.
“Aku tahu itu”, ucapku santai.
“Aigoo, kau percaya diri sekali. Aku jadi menyesal memujimu”, katanya sambil mengacak rambutku.

“Kita mau naik wahana apa dulu?”, tanyaku setelah kami sampai.
“Itu”, ucapnya sambil menunjuk benda yg sedang melaju kencang di rel yg cukup tinggi.
“Dengan senang hati”, kataku sambil mengeluarkan evilssmirkku >,
“Kau yakin?”, tanyanya menantang dan kujawab dengan anggukan mantap.

Kami sudah duduk tenang di bangku paling depan, aku menelan ludah gugup. Aku berani naik roller coaster, malah aku sudah terbiasa bermain seperti ini dengan Na Na dulu, tapi aku selalu meminta paling belakang. Dan sekarang, aku tak tau apakah aku hanya akan menjadi tempe setelah turun dari benda ini.

“Kyaaaaaaaaaaaaaaa”, aku berteriak sekencang-kencangnya karena benda yg kunaiki ini sudah melaju dengan sangat cepatnya.

“Aigoo, suaramu cempreng sekali seperti Wookie”, ucap Kyu setelah kami turun dari roller coaster sambil ia mengusap-usap telinganya.
“Bukan roller coaster namanya kalau tak berteriak”, ucapku bangga dengan teriakanku tadi.

Kami terus menikmati dan menjelajahi taman hiburan ini hingga aku tak menyadari bahwa hari sudah semakin larut dan salju mulai turun kembali.

“Kyu, kita pulang saja”, pintaku.
“Apa kau tak ingin menikmati salju ini bersamaku?”, tanyanya penuh harap.
“Tapi sudah malam”
“Arrasto, kita pulang”, ia tersenyum dan menggandeng tanganku menuntunku ke mobil.

Kami sampai di depan rumah halmeoni, aku segera mengucapkan terima kasih padanya dan berniat turun dari mobilnya. Tapi ia menggenggam tanganku dan menahanku untuk keluar.

“Wae?”, tanyaku heran.

Ia tak menjawab tetapi hanya menatapku. Aku tak dapat mengartikan tatapan itu. Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Hembusannya sungguh terasa di wajahku. DIA AKAN MENCIUMKU LAGI??!!

Tanpa sadar aku memejamkan mataku. Setan sudah merasukiku lagi. Apa yg kau lakukan babo?! Mau mengkhianati Hae?? Sedetik kemudian aku kembali tersadar dan aku langsung menutup mulutku dengan telapak tanganku dan itu membuat bibir Kyu menyentuh punggung tanganku *yah napa gajadi? Kan lagi seru-serunya nih*plak* Aku membuka mata, mata kami bertemu, a-aku gugup. Ia menjauhkan wajahnya dari wajahku, tergambar ekspresi kecewa di air wajahnya.

“Kyu, mianhae. Aku sudah memiliki Donghae”, aku segera turun dari mobilnya.

Aku masuk ke rumah dan terkejut setengah hidup karena ada Hae disana. Kuharap ia tak mengetahui aku tadi pulang bersama Kyuhyun.

“Chagi~ya, kau dari mana saja?”, tanyanya setelah aku duduk disebelahnya.
“Dari rumah Ye Shin”, mianhae Hae aku membohongimu.

Tiba-tiba ia menggenggam kedua tanganku dan berlutut tepat di depanku. Omona~ sepertinya aku tau apa yg akan ia lakukan.

“Marry me”, ucapnya tegas.

Aku mengangguk dan langsung memeluknya, aku menangis dipelukannya. Aku menangis, menangis bahagia. Gumawo Hae.

“Bagaimana dengan pekerjaanmu dan para fansmu?”, tanyaku setelah kami selesai dengan momen-momen mengharukan itu *apadeh*-,-*
“Masalah fans, kita akan melakukan hal yg sama seperti yg dilakukan Hyuk dulu, dan tentang pekerjaanku, hmm”

>

“Aku akan menikahi seorang yeoja”, ucapku tegas.
“Mwo?? Apa kau yakin dengan apa yg kau katakan?”, tanya Soo Man sedikit menyentak.
“Ne, Eunhyuk boleh menikah, kenapa yg lain tidak. Aku juga mencintai yeoja ini seperti Eunhyuk mencintai istrinya sekarang. Aku sangat mencintainya. Apa kau tega merusak hubungan dua insan yg saling mencintai?” *Hae lebeh ah*-,-*

Soo Man tak menjawab. Ia tampak berpikir. Cukup lama aku menunggu.

“Baiklah, tapi aku tak mau ikut campur kalau terjadi apa-apa dengan istrimu nanti. Kau sendiri yg urus semua, kau sendiri juga yg tanggung resikonya”, katanya sambil menghela napas panjang.
“Ne, gamsahamnida”, ucapku sambil beranjak lalu membungkuk ke arahnya.

Aku keluar dari ruangan ini dengan hati berbiji-biji *sodaranya berbunga-bunga*-,-*

“Ya! Kalian menguping?”, teriakku saat mendapati teman-temanku yg sedang asyik berjongkok ria di depan ruangan Soo Man. Eunhyuk, Leeteuk hyung, Yesung hyung, Sungmin hyung, dan Siwon.
“Aniyo. Kami hanya sedang mencari tomcat yg baru saja lewat sini”, ucap Yesung santai.

#plakplakplak
*abang Yeye napa gak brubah-brubah sih anehnya*-,-*plak*digampar Clouds*

>

“Jadi begitu”, ucapku setelah Hae menjelaskan semuanya.
“Ne, yeobo~ah”, pletak! Satu jitakan manis mendarat di kepalanya.
“Aku belum menjadi istrimu, dasar genit”, cibirku.

^^^^^^^

Pernikahanku akan berlangsung 3 hari lagi. Aku sangat bahagia.

Malam ini aku sedang duduk sendiri di ayunan di taman depan rumah. Aku menikmati pemandangan dan sejuknya salju yg bertebaran dimana-mana.

“Kau bisa masuk angin”, suara itu lagi, sontak aku menoleh.
“Kyuhyun?”, ia duduk di ayunan sebelahku, menatapku sambil tersenyum.
“Bogoshippeoyo”, katanya sambil terus tersenyum padaku.

Aku merasa bersalah pada namja ini. Aku tak ingin melukai perasaannya. Tapi aku akan segera menikah.

“Kyu”, panggilku pelan.
“Ne?”

Aku beranjak dari tempatku berdiri di hadapannya dan menarik tangannya untuk ikut berdiri. Aku menggenggam tangannya yg hangat.

“Mianhae, aku akan segera menikah. Kau tak perlu mengejarku lagi”, aku langsung mencium bibirnya. Ia sempat terkejut namun beberapa detik kemudian ia membalasnya.

Aku melingkarkan tanganku ke lehernya, dan ia memeluk pinggangku dan semakin mengeratkan pelukannya hingga tak ada jarak diantara kami. Ciuman kami berlangsung lama dan sangat lama. Beberapa menit kemudian aku melepas ciuman itu dan langsung pergi meninggalkannya. Aku tak ingin melihatnya menangis, aku tak ingin melihat orang yg aku sakiti menangis.

Kau akan mendapatkan yeoja yg lebih baik dariku, Kyu. Aku yakin itu.

^^^^^^^

Hari ini adalah hari pernikahanku dan Hae. Aku benar-benar gugup. Aku sedang berdiri tepat di depan pintu gereja bersama halmeoni Na Na. orang tuaku tak bisa ke Korea. Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam gereja. Disana sudah berdiri namja tampan yg akan menjadi suamiku. Lee Donghae.

-Donghae’s POV-

Yeoja cantik disebelahku ini akan menjadi istriku, menjadi pendamping hidupku untuk selamanya. Terima kasih Tuhan.

Aku gugup, gugup setengah gila. Keringat terus bercucuran dan mengalir mulus di muka dan rambutku. Pakaianku mulai ikut basah karena keringatku. Bahkan burketku pun mulai terlihat #plak abaikan

“Apa kau, Lee Donghae, bersedia menerima yeoja ini sebagai istri sehidup sematimu hingga ajal memisahkan kalian?”, tanya pastur itu padaku.
“Saya bersedia”, ucapku gemeteran.
“Dan kau, Chan Ah Na, bersedia menerima namja ini sebagai suami sehidup sematimu hingga ajal memisahkan kalian?”
“Aku bersedia”, ucap Ah Na lembut dan lebih tenang dariku.

Kini saatnya aku memasang cincin di jari manisnya. Aku semakin gugup namun sedekit kemudian aku sudah memasangnya. Entah kenapa ketika aku menatap Ah Na ia menatapku heran, begitu juga dengan pastur di depanku ini. Ia bahkan sempat geleng-geleng. Memangnya aku kenapa?

^^^^^^^

“Yeobo, kenapa tadi kau menatapku heran saat upacara pernikahan? Pastur itu juga menatapku heran. Memangnya terlihat sekali ya kalau aku belum mandi tadi? #plak”, tanyaku pada Ah Na yg sedang duduk di depan meja kaca kamar kami untuk membersihkan sisa makeupnya.
“Kau tak tau?”, tanyanya cekikikan.

Memangnya ada apa sih?
Ia berdiri dan menghampiriku. Kini ia berada tepat di depanku, tangannya ia letakkan tepat di depan mukaku.

“Kau memasang cincinnya di jari tengahku tadi”, ucapnya sambil cekikikan.

“MWO??”

-END-

Yeeey, part Hae-Na Couple selesai juga :D mianhae ya kalo malah Kyu yg banyak keluar -,- Eotthe? Hehe. Setelah cerita ini, author mau lanjut ke OOI 6. SeSUJU??? Yang seSUJU angkat jempol kakinya #plak Gumawoyo yg sudah ngikutin ceritanya ampe sini, author terharu deh T_T *lebeh* jangan lupa CLnya yaaaaa, n ditunggu part 6 nya :D Gumawo gumawo *bow with Kyu and Henry*

No comments:

Post a Comment