February 23, 2012

CindeLeeRa

Author : Shin Rye Ra
Cast : Ahn Lee Ra, Ahn Yoon Ra, Ahn Min Ra, Choi Siwon, Lee Donghae, Lee Hyuk Jae.
Rate : AG

Chingu chinguuuuu, kali ini Author gadungan ini bikin cerita oneshoot lagi, nah yg main *tetep aja* abang Miwon, abang odong-odong, ama abang Kunyuk. *Ditendang EunSiHae*. Mianhae kalo gaje. Ini FF Another Cinderella Story tapi bukan yg tokoh utamanya Selena Gomez, kali ini tokoh utamanya Ahn Lee Ra. Dan disini Author jadi karakter protagonisnya neh -,-. Ceritanya agak beda dikit kok, cuma intinya sama, ketemu pangeran, trus kawin deh :D

Happy reading^^ Jangan lupa RCL yaa. Muachmuach *Readers muntah muntah*Author ketawa ala EvilKyu*

-Author's POV-

"Eh sapi, cepet dong beresinnya, abis gini kamu harus anter kita-kita ke mall, alias bawa barang belanjaan kita", kata Min Ra sambil mendorong kepala Lee Ra dengan kasar. Yoon Ra yg melihat kejadian itu langsung nyengir sadis.

"Mianhae, eonnie, sebentar lagi", kata Lee Ra sambil menunduk.
"Aiissh, bagaimana bisa eomma punya anak sebabo kamu! Palliyo!", kini Yoon Ra angkat bicara dan mereka berdua langsung meninggalkan Lee Ra di ruangan itu, tepatnya di kamar si kembar Yoon Ra dan Min Ra, ya, mereka kembar.

Tanpa disadari sebuah cairan bening keluar dari mata indah yeoja itu, dia menangis, menangis dalam diam.
"Eomma, aku merindukanmu, cepatlah pulang", ucapnya lirih dan mulai sesenggukan.

*******

"Sapi, kau tunggu saja disini, aku ma Yoon Ra pengen masuk ke butik itu bentar, jangan kemana-mana!", ucap Min Ra dengan penekanan di bagian 'jangan kemana-mana'.
"Ne, eonnie, bersenang-senanglah", kata Lee Ra dengan senyum gyeoptanya. Mereka berduapun langsung melongos pergi masuk ke salah satu butik.

-Lee Ra's POV-

Aiisshh, aku lapar sekali, tunggulah sebentar perutku, nanti aku dimarai eonnie, ucapku dalam hati sambil mengelus perutku yg memberontak karena lapar.
Aku mengedarkan pandanganku dan, ah, es krim strawberry kesukaanku. Tanpa babibu aku langsung menghampiri penjual es krim itu dan berniat untuk membelinya.

*******

-Siwon's POV-

Seperti biasa, aku sedang menekuni kegiatanku sehari-hari, tidur, gak ada kerjaan lain, bangun hanya untuk makan, kalo gak ada kepentingan aku jarang mandi.
*Abang Miwon jorok ah*Siwon: Biarin, lu kan juga Thor*Langsung tutup muka pake wajan*

~Nanana~New Message~Monyet Mesum~

Kau ada acara? Aku dan Fishy akan jalan-jalan ke mall. Mau ikut? Daripada kau hanya membasahi bantalmu saja. Hahaha. Palliyo! Kami sudah di depan kamarmu.


MWOO????? Apa kata monyet sinting ini? Aku bahkan belum menyetujuinya, dan sekarang dia sudah berada di depan kamarku? Aiisshh.

Aku pun langsung beranjak dari tempat persinggahanku dan keluar dari kamarku menghampiri dua makhluk aneh yg sejak kecil sudah menjadi sahabatku.

"Kajja!", ucap Donghae polos sambil menarik tangan kananku, dan ternyata Hyuk Jae juga ikut-ikut Donghae menarik tanganku, tangan kiriku.
"Ya! Ya! Ya! Apa-apaan kalian ini? Aku bahkan belum bilang iya", aku berusaha menarik-narik tanganku, tapi tak juga lepas dari genggaman mereka, aigoo, padahal badanku jelas lebih abs dibandingkan mereka, Author aja sampe terpesona liatin sixpackku *Ape lu kate?*Abaikan*-,-*

"Kami tak menerima jawaban apapun", ucap mereka serempak.

Huuuuh, aku menghela napas panjang, tak ada gunanya melawan mereka, pikirku.

"Arra arra, tapi aku mandi dulu", setelah mendengar ucapanku, mereka melepas genggamannya.
"Aigoo, jadi ini aromamu? Aku pikir ini bau Eunhyuk, dia kan tak pernah mandi", PLETAK! Kulihat Hyuk Jae langsung menjitak kepala Donghae, aku tertawa kecil melihatnya, dasar mereka berdua.

"Kalian tunggu saja di kamarku, aku mandi dulu", kataku, setelah itu aku langsung pergi meninggalkan mereka.

*******

"Sekarang kita mau apa disini?", tanyaku malas. Aku benci suasana ramai di mall.
"Capcus ke time zone *emang di Korea ada?*aja deh, aku ingin main", kata Donghae yg langsung memeluk pundak Hyuk Jae dan pergi meninggalkanku, aiissh, buat apa kalian mengajakku kemari jika kalian mengacuhkanku?, omelku dalam hati.

Aku tak mengikuti mereka, aku malas, mending aku cari makan, sedari kemarin aku belum makan. Dan sekarang cacing-cacingku sedang merengek minta makan.
Aku berjalan santai mencari resto yg cukup menggodaku, diperjalanan aku melihat ada orang jual es krim, aigoo aku jadi ingin es krim. Aku menghampiri si penjual es krim, "ahjusshi, aku pesan satu ice cream strawberry ukuran jumbo", eh? Aku terkejut ketika yeoja disebelahku yg entah sejak kapan berada disebelahku ini mengatakan hal yg sama seperti yg aku katakan barusan. Aku memandangnya heran, neomu yeppeo, untung dia tak sedang melihatku.

"Ah, mianhae, ice cream strawberrynya hanya tinggal satu porsi jumbo", kata ahjusshi itu yg membangunkanku dari lamunanku, aku kembali menatap ahjusshi itu.
"Arra, kalau begitu pesankan yeoja ini ice cream coklat ukuran jumbo", ucapku santai, tapi entah mengapa seperti ada yg sedang melototiku, ya, yeoja itu.

"Mwoo?? Apa-apaan kau ini? Aniyo, ahjusshi, aku tetap ingin yg strawberry", ucapnya yg masih melotot ke arahku.
"Aiissh, memang apa bedanya?", ucapku kesal, yeoja ini keras kepala, aku jadi menyesal menyebutnya cantik.

10 menit berlalu aku bertengkar dengan yeoja ini, aku ini anak tunggal, makanya aku tak pernah mau mengalah kepada siapapun, tanpa terkecuali.

"Ah, mianhae, sebaiknya kalian berhenti bertengkar, karena ice creamnya sudah di beli oleh 2 namja itu", ucap ahjusshi itu yg langsung membuat darahku semakin naik. Aku melihat ke arah 2 namja itu. MWOO?? Si Monyet dan Si Ikan jeleg itu?

"Ya! itu ice creamku!", ucapku bebarengan dengan yeoja disebelahku ini.
"Aiisshh, berhentilah mengikuti apa yg aku ucapkan", ucapku kesal sambil menggaruk-garuk kepalaku yg tak gatal.
"Ya! Maksu--", ucap yeoja itu terpotong karena Donghae angkat bicara sambil menyantap dengan manis ice cream yg harusnya menjadi milikku itu.
"Siwon-ah, jangan kasar sama yeoja".
"Tuh dengerin temen kamu, cih!", ucap yeoja gila itu dan langsung melongis pergi.

-Lee Ra's POV-

"Siwon-ah, jangan kasar sama yeoja", oh jadi nama namja ini Siwon.
"Tuh dengerin temen kamu, cih!", ucapku dan langsung melongis pergi.

Aiisshh, mimpi apa aku semalam harus bertemu dengan namja tampan seperti itu, eh? Tampan? Aiisshh, kau ini apa-apaan sih Lee Ra.
Karena lelah setelah ngoceh (?) ria bersama namja itu, sebaiknya aku kembali saja, sebelum eonnie mendapatiku tidak ada disana.

"Ya! Sapi! Kubilang tunggu disini, kenapa kau keras kepala sih", dan benar saja, Min Ra Eonnie sedang menceramahiku.
"Mianhae", hanya itu yg bisa kau ucapkan Lee Ra? Aissh, kau ini pengecut sekali sih.
"Aisshh, kajja kita makan saja, setelah itu pulang", kata Yoon Ra tiba-tiba.

Sekarang kami sedang makan di Pizza Hut *Emang ade Thor?*Anggep aja :D*. Sedang enak-enaknya makan, tak sengaja aku melihat namja sialan itu lagi, beserta kedua teman gilanya. Dia makan disini juga? Tiba-tiba mata kami bertemu dan kalian tau? Dia langsung membuang muka. Cih! Kau pikir aku hobby liatin wajah jelekmu? Aku makan sangat tergesa-gesa, benar-benar tidak tenang, alasannya jelas karena namja jelek itu. Sesekali mata kami selalu bertemu dan aku langsung membuang muka, begitu juga dia. Kata apa yg menggambarkan moodku saat ini? Ah, iya, A-KU SA-NGAT KE-SAL.

Beberapa hari setelah kejadian itu...

"Ya! Sapi babo! Kami akan ke pesta dansa malam ini, dan tentu saja, kau tak boleh ikut", kata Yoon Ra Eonnie dan disambut oleh tawa mereka berdua.
"Pesta dansa?".
"Ne, Tuan Muda Choi yg mengadakan, dia di suruh orang tuanya untuk mencari seorang istri, mungkin saja kami yeoja beruntung itu", lanjut Yoon Ra.
"Kau tak mengenalnya kan? Aiisshh, bahkan melihat wajahnya pun kau belum pernah, maka dari itu sebaiknya kau tak usah ikut", kini Min Ra yg berbicara.
"Baiklah kami pergi, kami akan kembali setelah tengah malam", eonnie-eonnieku itu pun pergi meninggalkanku sendiri, huh aku kesepian sekali.

Sebenarnya aku ingin ikut, tapi aku tak mungkin membantah mereka, ~TINGTONG~ suara bel itu membangunkan lamunanku. Aku segera menuju pintu  dan membukanya, aku mendapati sahabatku, Kim Sihae, sedang berdiri dengan ceria disana, sambil membawa 2 buah... Aigoo, gaunnya cantik sekali.

"Kajja!", ucapnya dan langsung melongos masuk ke rumahku.
"Eh? Ma--".
"Tentu saja ke pesta dansa babo!", ucapnya lagi yg memotong perkataanku, dia menoleh ke arahku dan tersenyum padaku yg masih terlihat bingung.
"Tapi, Eonnieku--".
"Ini bukan pesta dansa biasa, ini pesta topeng, mereka takkan mengenalimu", aiisshh, Sihae ini benar-benar hobi sekali memotong pembicaraanku. Tapi, mendengar ucapannya, aku tak jadi marah, malah aku langsung memeluknya dengan perasaan yg sangat senang, kau memang peri penyelamatku Sihae-ah, ucapku dalam hati.

Aku memakai gaun selutut warna merah muda yg sangat cantik, topengku juga berwarna merah muda. Aku sadar, aku terlihat sangat cantik dengan gaun ini. Dan Sihae tak kalah cantik denganku, gaunnya agak di bawah lutut berwarna biru muda, sangat manis.

15 menit kemudian, sampailah kami di istana megah si Tuan Muda Choi ini, aigoo, indah sekali rumah ini, aku melongo dan tak sadar kalau bibir kecilku ini sudah terbuka lebar karena terkejut melihat rumah megah ini.

"Ya! Ini belum seberapa Tuan Putri", kata Sihae yg sukses membuat mukaku merah seperti cabe matang. Kami memasuki rumah yg sangat megah itu, tak kusangka ramai sekali, dan omo~, semua mata tertuju pada kami, aigoo, malunya aku, dan Eonnieku pun melihat ke arahku, omo~ kuharap mereka tak mengenaliku.

Aku langsung mengambil langkah seribu, menarik Sihae, dan menuju tempat minum, tiba-tiba saja aku merasa haus. Ketika aku akan minum, ada seorang namja yg mengulurkan tangannya padaku, otomatis aku menoleh ke arahnya, aku tak mengenalinya, tapi kurasa mukanya tak asing.

"Can I have this dance?".

DEG!
Aigoo, makhluk apa ini? Senyumnya mempesona sekali. Aigoo, aku ingin sekali mengiyakan, tapi teringat aku tak bisa berdansa...

"Ah, mianhae, ta--", omo~ Apa-apaan makhluk ini? Main tarik tanganku aja, genggamannya cukup kuat dan here we are, di tengah ruangan,berdansa, dan aku tak tau mengapa semua mata tertuju pada kami, omo~ jangan lagi.

"Rupanya kau cukup mahir berdansa", eh? Aku baru sadar sedari tadi aku begitu menikmati alunan musik ini dan aku juga mengikuti irama tubuhnya. Aigoo, mukaku kini memerah lagi, hobi banget sih.

"Haha, kau lucu sekali saat malu, siapa namamu?", ucapnya lagi dan berhasil membuatku semakin merah, aku menunduk untuk menutupinya.
"Lee Ra", jawabku singkat dan masih menunduk.
"Hey, kau tak perlu malu", dia mengangkat daguku dan kini aku tengah menatap wajahnya. DEG! Tampan sekali namja ini, walau aku tak dapay melihat sepenuhnya.
"Eh, tato yg bagus", dia melihat ke arah gambar yg ada di leherku yg sbenarnya itu adalah bekas luka. Aku langsung menutupinya.
"Namaku Choi--", TEEENG TEENG.

Dia tak melanjutkan perkataannya karena terkejut mendengar suara bel berbunyi menunjukkan tengah malam.
MWOO??? Tengah malam?? Aiisshh, bodohnya aku.

Aku langsung meninggalkannya, berlari munuju sahabatku yg tengah asyik berbicara dengan seorang namja aku tak tau siapa, aku menariknya, dan mengajaknya pergi. Kudengar namja yg tengah berdansa denganku tadi memanggil-manggil namaku, tapi aku mengacuhkannya. 15 menit kemudian kami sampai di rumahku. Aku dan Sihae segera mengganti kostum kami dengan pakaian biasa, tak lama kemudian eonnie-eonnieku datang, fiuuhh, aku lega.

"Cih! Siapa yeoja gila itu, berani sekali dia mengambil Choiku", kudengar ocehan Min Ra yg terdengar hingga kamarku.

Memangnya siapa yeoja itu? Kok bisa dia berdansa dengan Tuan Muda Choi.

Tunggu dulu... Tuan Muda Choi? Choi? CHOI? Namja yg tadi berdansa denganku? Jadi yg dimaksud eonnie adalah aku. AKU. Aiissh, eothokke?

"Sapiiii, kau tidak kemana-manakan tadi?", kudengar Yoon Ra eonnie berteriak dari lantai bawah.
"Aniyo, eonnie, aku hanya di rumah bersama Sihae", aku berbohong. Kemudian kudengar suara pintu tertutup. Kurasa meereka tidur.

Aku juga berniat untuk tidur, malam ini Sihae menginap di rumahku karena kelelahan.

*******

"Eommaaaaa", aku begitu senang melihat eomma pulang dari Eropa, aku langsung memeluknya.
"Aigoo, anak eomma ini apakah segitu rindunya dengan eomma?", eomma membalas pelukanku. Aku mengangguk pasti.

Aku sangat merindukan eomma, dan kalian tau? Ketika eomma ada di rumah, eonnie-eonnieku tak akan berani mengasariku.

-Siwon's POV-

"Bagaimana? Mana calon istrimu?", suara appa yg lagi-lagi mengganggu mendengaranku, aku malas tiap hari dia hanya menanyakan hal yg sama.
"Aiissh, appa, tenanglah, aku sudah menemukan yeoja yg akan menjadi istriku, tapi aku kehilangan dia semalam".
"Cepat temukan dia! Appa akan suruh penasihat appa untuk melakukan sayembara".

"Aniyo, appa, aku yg akan mencarinya sendiri", aku teringat tato itu, aku yakin aku pasti menemukannya.

*******

Aiissh, ini sudah 7 hari aku belum juga menemuinya, hanya tinggal satu harapanku, ini satu-satunya rumah yg belum aku masuki. Aku, beserta appaku dan 2 pengawal, menuju rumah kecil itu.

~TIING TOOOONG~

Tak lama pintu terbuka, kulihat seorang wanita paruh baya yg membukakan pintu.

"Ah, ada yg bisa saya bantu Tuan Muda?", sapanya ramah.
"Ahjumma, jangan memanggilku seperti itu, panggil aku Siwon saja", ucapku tak kalah ramah. Ahjumma itu mengangguk pelan.
"Apakah ahjumma memiliki anak gadis? Bisa saya bertemu dengannya?", lanjutku.
"Aku memiliki 3 anak gadis, sebentar akan kupanggil, masuklah dulu, aku buatkan teh dulu", aku dan appaku masuk, 2 pengawalku hanya menunggu di luar.

"Kyaaaaa, Tuan Muda Chooi", teriakan itu berhasil membuat telingaku seolah akan pecah. Ah, rupanya ini anak gadisnya, tapi hanya 2 yg menghampiriku. Mana yg satunya lagi? Bukannya tadi ahjumma itu bilang ada 3?

Aku melihat leher mereka berdua, untuk kesekian kalinya, aku tak menemukan tanda apapun, aku mulai putus asa. Tiba-tiba ahjumma itu datang membawa 2 cangkir teh yg disuguhkan (?) untuk aku dan appa.

"Ahjumma, mana anak gadis yg satu lagi?", ahjumma itu mengangguk dan tersenyum, kemudian meninggalkan kami, mungkin dia akan memanggilnya.
"Tuan Muda, kenapa kau ingin menemui dongsaeng kami? Dia...", salah satu yeoja ini memotong ucapannya, aku mengetahui alasannya, ternyata ahjumma datang dengan... Omo~ Yeoja itu?.

"Kami akan meminang anak gadis anda ini, mohon izinnya", kata appaku yg semakin membuatku terkejut, sangat terkejut, dan kurasa yeoja itu juga sama terkejutnya denganku. Matanya melotot.

"MWO???!?!?!", teriakku bebarengan dengan yeoja itu dan kedua saudaranya itu. Kurasa kami sama-sama shock.

Tiba-tiba sebuah senyuman nampak di bibir ahjumma itu yg tak lain adalah ibu dari yeoja di depanku ini, beliau mengangguk pasti.

Appa, aku ingin menikahi yeoja yg memiliki tato di leher itu, bukankah appa sudah kuberitahu? Tunggu dulu...
MWO??? Dan benar saja, yeoja itu, tato itu, di lehernya, jadi aku berdansa dengan yeoja ini malam itu?

"Appa", ucapku lirih.
"Nde?".
"Bukankah sebaiknya kau beri kami waktu untuk saling mengenal satu sama lain?", aku memandang mata appaku dengan memelas.
"Mmmm, geudaeyo? Arra, aku beri waktu 3 hari sebelum pernikahan kalian, agar lebih mudah, aghassi ini harus tinggal di rumah kami", kulihat appa menatap eomma yeoja ini untuk meminta persetujuan. Ahjumma itu tersenyum dan pergi lagi meninggalkan kami yg melongo, kecuali appa tentunya.

"Mianhae, ahjusshi, apa tidak terlalu cepat? 3 hari", ucap yeoja yg akan menjadi istriku itu, aiisshh, aku bahkan belum tau namanya.
"Aniyo", ucap appaku dengan tegas dan bangga. Aiissh, tubuhku melemas.

Kulihat ahjumma datang membawa beberapa koper yg aku yakini itu milik sang calon istri.


-Lee Ra's POV-

Disinilah aku, berada di mobil mewah orang yg tak kukenali, ani, aku kenal namja di sebelahku ini, Siwon namanya. Eh? Siwon? Tuan Muda Choi? Sebenarnya siapa sih dia? Apa benar dia namja yg berdansa denganku malam itu? Rasanya tak mungkin. Siwon begitu kasar, sedangkan Tuan Muda Choi yg aku tau, dia begitu lembut.

"A-aku Lee Ra. Ahn Lee Ra imnida", aku mengulurkan tanganku padanya.
"Choi Siwon", jawabnya singkat dan parahnya lagi dia tak membalas uluran tanganku. Dan hal itu berhasil membuat asap-asap keluar dari telinga dan hidungku.
Tunggu.. Choi Siwon? Jadi benar dia Tuan Muda Choi yg lembut itu? Cih!

*******

Aku sampai di rumah ini lagi. Rumah yg sangat megah. Jujur, aku suka suasana rumah ini, suasana biru muda seperti laut yg membentang dengan indahnya. Ketika kami turun dari mobil, kulihat Siwon pergi menaiki sepedanya, entah kemana. Aneh sekali, dia kan kaya, kenapa naik sepeda?

"Disini ruanganmu, istirahatlah", kata appa Siwon lembut setelah mengantarkanku ke kamarku.
"Nde, Ahjusshi, gamsahamnida", mucapku sambil menunduk.
"Haha, aku merasa aneh kau memanggilku ahjusshi, panggil saja aku appa, kau kan akan segera menjadi menantuku", beliau menepuk pundakku pelan dan pergi meninggalkanku begitu saja.

Aku memasuki kamarku, omo~ indah sekali ruangan ini, suasana laut itu kembali terasa lagi di kamar ini, eomma aku bahagia disini. Aku langsung meletakkan koperku di sembarang tempat dan langsung menuju tempat tidur, dan... gelap.

-Siwon's POV-

Aiisshh, kenapa yeoja itu?
Tanpa pikir panjang aku langsung menuju apartemen Donghae dan Eunhyuk, mungkin mereka bisa menghilangkan stressku, mereka kan sahabatku. Sesampainya disana...

"Aigoo, tumben kau kemari? Ada apa Tuan Muda Tampan?", itu suara Donghae, dan tadi dia tak sedang memujiku, nadanya nada mengejek.
"Aiish, tak perlu menyebutku seperti itu. Aku memang tampan", PLETAK! Sebuah jitakan mendarat mulus di kepalaku.
"Ya! Eunhyuk-ah", dia yg menjitak kepalaku.

Aku melepas lelah di sofa apartemen sahabatku ini, mereka ikut duduk di sebelahku.

"Bagaimana? Sudah menemukan calon istrimu itu? Yeoja bertato itu", Eunhyuk memulai pembicaraan.
"Nde", jawabku singkat. Sebenarnya aku malas membahasnya.
"Geudaeyo? Apa yeoja itu cantik?", kini Donghae yg berbicara.

Aku menghembuskan nafas beratku.

"Apa menurut kalian yeoja yg waktu itu bertengkar denganku di mall masalah ice cream itu cantik?".
"Mwoo?? Yeoja manis itu calon istrimu?", kulihat Donghae melotot ke arahku, rupanya Eunhyuk juga sedang melotot ke arahku.
"Wae?", jawabku sambil mendorong muka mereka untuk menjauhiku.
"Kau beruntung sekali Won-ah", ucap Donghae sambil berdecak pelan dan memejamkan matanya, cih! Sok bijaksana sekali.
"Aiisshh, aku pulang saja, kalian tak membantuku", aku langsung pergi meninggalkan mereka yg sedang tertawa mendengar ucapanku barusan.

*******

Mataku tak bisa berkompromi, sesampainya di rumah aku langsung menuju kamarku berniat untuk tidur. Ketika memasuki kamarku.. Eh? Kenapa yeoja ini tidur di kamarku? Pasti appa.

Aku tak memerdulikannya, aku langsung membaringkan tubuhku di sebelahnya dan.. Gelap.

-Lee Ra's pov-

"Hooaaahhm", aku menggeliat pelan, kurasa ini sudah pagi, dan aku juga terbangun karena ada sesuatu yg berat berada di pinggangku. Aku membuka mataku perlahan, dan seketika itu juga mataku membulat sempurna, apa aku tidak salah lihat, berani-beraninya dia masuk kamarku. Dan dia sedang memelukku, jarak kami dekat sekali, omo~ kurasaa kini mukaku benar-benar seperti kepiting rebus, merah dan matang.

"S-siwon-sshi, a-pa yg kau lakukan di kamarku?", tanyaku gugup, aku belum berani menatapnya lagi.
"Aniya, kau ini calon istriku, jangan panggil aku Siwon-sshi, dan apa yg aku lakukan disini? Ini kamarku chagiya", dia menjiwit pipiku gemas, aku semakin malu dibuatnya, kumohon Siwon-ah, jangan membuatku seperti ini.
"Nde? Kamarmu?".

-Siwon's POV-

Pagi ini aku bangun lebih awal dari biasanya, aku tak bisa tidur, jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, aku hanya menatap langit-langit kamarku, tiba-tiba saja aku ingin menoleh ke arah yeoja di sebelahku ini.

DEG!
Dia cantik sekali, apa benar dia calon istriku?

Aku mengelus rambutnya pelan, aku tertawa sendiri melihatnya yg sedang tertidur pulas, mukanya polos sekali. Neomu yeppeo. Nae yeoja neomu yeppeo.

"Hooaaahhm", kulihat dia menggeliat pelan. Dan benar saja, mukanya sangat terkejut melihatku, hahaha, kau lucu sekali Lee Ra.
"S-siwon-sshi, a-pa yg kau lakukan di kamarku?", tanyanya terlihat gugup, dia tak menatapku. Eh, Siwon-sshi?
"Aniya, kau ini calon istriku, jangan panggil aku Siwon-sshi, dan apa yg aku lakukan disini? Ini kamarku chagiya", aku menjiwit pipinya gemas.
"Nde? Kamarmu?", dia masih terlihat bingung. Aku tak merespon pertanyaannya, aku menarik pinggangnya dan membenamkannya dalam pelukanku, entah mengapa aku merasa sangat nyaman di dekatnya.
"Oppa, le-lepaskan", dia sedikit meronta, tapi tak kupedulikan.
"Lee Ra-ha, biarkan seperti ini dulu, aku kedinginan", tentu saja aku bohong.

BRAKK!! Suara pintu kamarku terbuka dengan kasar.
"Ya! Si--. Aigoo, maaf mengganggu kalian berdua. Silahkan dilanjutkan, kami akan menunggumu di ruang studio jika kau sudah selesai Tuan Muda".

-Lee Ra's POV-

Aku tak bisa berbuat apa-apa ketika dia mendekapku, sebaiknya aku menurutinya saja, pikirku.

BRAKK!! Omo~ Siapa itu? Otomatis aku dan Siwon langsung menjauhkan tubuh kami masing-masing, kulihat si pelakunya adalah 2 teman Siwon yg aneh.

"Ya! Apa kalian tak bisa mengetuk pintu dulu?", kulihat kini Siwon sedang memarahi mereka. Mereka tak merespon, malah cengengesan gak jelas.

BLAM!! Pintu tertutup lagi. Aku menarik napas lega. Aku menoleh ke arah Siwon dan rupanya dia juga sedang melihat ke arahku, mata kami bertemu cukup lama. Tapi tak lama kemudian aku langsung mengalihkan pandanganku, "a-aku mau mandi", kataku sambil beranjak dari tempat tidur, tetapi dia menahan tanganku.

"Yeobo-aaah, morning kiss", katanya dengan nada manja sambil menunjuk-nunjuk ke arah pipi kirinya. Aku malu sekali mendengar apa yg baru saja ia katakan.
"Ya! Jangan harap Choi Siwon! Kau bahkan belum menjadi suamiku", aku menghentakkan tangannya sehingga terlepas dari tanganku dan pergi menuju kamar mandi.
"Aigoo, calon istriku ini galak sekali", kudengar dia tertawa kecil, aku mengacuhkannya.

Selesai mandi, kulihat Siwon sudah tak berada di kamar. Mungkin sudah menyusul teman-temannya ke ruang studio.

~Nanana~New Message~Nae Sihae~

Kau dimana? Tadi aku mencarimu di rumah tapi kau tak ada.

~Reply~

Omo~ Apa kau merindukanku? Aigoo, temui aku di taman depan rumah Tuan Muda Choi.

Send.

Dengan masih menggunakan piyama yg kututupi cardigan, aku langsung menuju taman untuk menunggu sahabatku itu. Tapi, belum sampai pintu keluar, aku mendengar suara seperti seseorang sedang bernyanyi, ani, bukan seseorang tapi lebih dari satu. Aku mengikuti arah datangnya suara, di ruang studio, kulihat 3 namja sedang asyik bernyanyi membelakangiku, mereka menyanyikan lagu Don't Don milik Super Junior. Suara mereka bertiga tak buruk, pikirku. Kemudian aku meninggalkan mereka dan bergegas menuju tempat tujuan utamaku.

Kulihat Sihae sudah menungguku disana, dia melihatku, tepatnya melihatku dengan terkejut, mungkin karena dia melihatku keluar dari rumah ini dengan mengenakan piyama.

"Lee Ra, k--"
"Nde, sekarang aku tinggal disini", aku memotong perkataannya, lalu dia meremas kedua lenganku sambil masih menatapku dengan tatapan horor.
"Aiissh, appo. Arra, akan aku ceritakan", aku menceritakan semuanya, mulai dari pertemuan gila kami di mall, hingga ia telah resmi menjadi calon suamiku.

Setelah aku selesai bercerita, tiba-tiba dia memelukku, aiisshh, ada apa sih dengan yeoja ini.

"Semoga dia tak membuatmu sengsara lagi seperti yg kau rasakan dengan eonnie-eonniemu", katanya yg membuatku tertegun.
"Kau mengkhawatirkanku Hae?", tiba-tiba dia melepas pelukannya dan menjitak kepalaku pelan.
"Tentu saja babo!", aku hanya meringis mendengar jawabannya.

Setelah beberapa menit aku temu kangen dengan sahabatku ini, kulihat tiga namja keluar dari rumah besar itu, siapa lagi kalo bukan Siwon dan kedua teman anehnya. Mereka menghampiri kami.

"Annyeeong Nyonya Muda Choi", kata salah satu teman Siwon yg paling pendek diantara mereka dan kurasa ia cukup tampan.
"Namaku Donghae, dan ini Eunhyuk", lanjutnya lagi. Dan kulihat satu temannya yg bernama Eunhyuk ini melambaikan tangan padaku. Aku membalasnya dengan senyum.

Pandanganku kini berpindah ke arah Siwon, aneh, kenapa dia diam saja, tak seperti biasanya.

-Siwon's POV-

Kami selesai latihan bernyanyi bersama, kami berniat untuk mencari minuman di luar, dan ketika sampai di luar..

DEG! I-itu Lee Ra.
Ada apa denganku? Kenapa aku segugup ini sih?

Aku mengikuti langkah kedua sahabatku ini yg rupanya menghampiri mereka, omo~ jantungku.

Kudengar kedua sahabatku ini sedang bercuap-cuap dengan Lee Ra, aku diam saja, bingung mau ngomong apa.

"Eeem, apa kau tak mengenalkan temanmu ini pada kami?", akhirnya aku angkat bicara juga.
"Ah, nde, ini sahabatku, Kim Sihae", kudengar dia menjawab dengan nada sedikit gugup.
"Annyeooong~", kini temannya itu membungkukkan badannya sedikit.
"Donghae, Lee Donghae", kulihat Si Ikan ini dengan semangat langsung menyalami tangan temannya Lee Ra, aiisshh dasar bocah ini.

*******

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, aku masih belum tidur, aku masih terduduk di kasur sambil membaca buku, sebenarnya aku tak benar-benar membaca buku, pikiranku tertuju pada Lee Ra, wajahnya selalu saja muncul di dalam pikiranku, aiisshh, menyusahkan saja dia ini.

CKLEK!
Kurasa usianya panjang umur. Baru saja aku berbicara tentangnya, tiba-tiba dia memasuki kamarku. Aigoo, cantiknya calon istriku ini. Kulihat dia langsung menuju tempat tidur dan langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Aku menoel-noel pipinya, tak ada respon. Kini aku mencubit pelan pipinya, masih tak ada respon, aigoo, cepat sekali bocah ini tidurnya. Mataku tak bisa berhenti memandanginya, dia bidadariku, bidadariku yg tak akan kulepaskan. Aku mengelus lembut pipinya, menyibakkan poninya yg menutupi mukanya, Tuhan dia cantik sekali.

"Saranghae, Lee Ra-ha", tiba-tiba kata-kata itu keluar dari bibirku tanpa dipandu, aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, aku berniat mencium pipinya, tapi..

~TOKTOKTOK~

"Permisi, Tuan Muda".

Aiissh, mengganggu saja, aku mengurungkan niatku itu, dan keluar dari kamar.

-Lee Ra's POV-

Aigoo, lelahnya aku hari ini, seharian ngeluyur (?) bersama sahabatku. Aku berjalan gontai menuju kamar dan sesampainya di kamar aku langsung menjatuhkan diriku di tempat tidur, aigoo, nyaman sekali. Tiba-tiba ada yg mencolek pipiku, aku yakin pasti Siwon, mau siapa lagi? Eh sialan, sekarang dia jiwit-jiwit pipiku. Aku tak berniat membuka mataku, berat sekali rasanya. Tiba-tiba kurasakan dia mengelus-elus pipiku, menyibakkan rambutku cukup lama.

"Saranghae Lee Ra-ha", MWOO??!?!?! Apa aku gak salah denger nih? Dia ngomong apa barusan?

Tak beberapa lama aku merasakan hembusan napasnya menerpa wajahku, omo~ mau apa dia? Tuhan selamatkan aku.

~TOKTOKTOK~
"Permisi, Tuan Muda", thank you for listening my pray, God. Aku menghela napas lega, kemudian aku sudah tak mengingat apapun, ya, aku tertidur.

*******

Hari ini bener-bener hari sibuk. Maklum, H-1 perkawinanku dengan si Tuan Muda. Aku kini berada di toko gaun untuk memilih pakaian yg akan kami kenakan besok. Tentu saja aku bersama Siwon. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat sebuah gaun anggun berwarna putih dengan motif sayap di bagian bawah. Gaun ini memiliki lengan 3/4 dan memiliki pita yg agak terlihat di bagian belakang gaun. Gaun yg anggun. Aku memutuskan untuk langsung mencoba gaun itu. Aku memasuki kamar ganti, Siwon menungguku, dia sudah mendapatkan yg dia inginkan, tak perlu mencobanya, apakah begitu sifat orang kaya?

Aku keluar dari kamar ganti memakai gaun itu, semua asesorisnya pun juga sudah aku kenakan, aku merasa aku wanita yg beruntung bisa mengenakan gaun indah ini. Aku melihat ke arah Siwon, mulutnya menganga lebar melihatku, aku tertawa melihat ekspresinya itu, aku bisa membuat 'seorang Tuan Muda Choi Siwon' terpesona.

Dia langsung berlari menghampiriku dan memelukku begitu saja, dia berbisik, "Aku beruntung memiliki istri secantik dirimu". Aku melepas pelukannya dan langsung menjiwit gemas pipinya, "Nde aku memang cantik Choi Siwon, tapi aku belum resmi menjadi istrimu, ingat?", aku menampar-nampar pipinya sedikit keras. Dia hanya tersenyum geli melihat perlakuanku.

*******

Hari ini hari bersejarah buatku, hari pernikahanku. Omo~ aku gugup. Kulihat eomma sedang bersenandung ria di belakangku sambil merias rambutku. Oh, sungguh terlihat bahwa ia sangat bahagia saat ini. Eomma aku sangat gugup, eottokhe? Aku langsung berbalik dan memeluk eommaku.

"Gugup, sayang?", ia membelai kepalaku lembut.
"Nde, eomma".

-Siwon's POV-

Ini saatnya. Aku berdiri di depan gereja, menunggu calon istriku. And here she comes, neomu yeppeo. Dia sudah berdiri di depanku, aku menggandeng tangannya dan menghadap ke arah pendeta. Kurasakan tangannya sedikit bergetar, "Apa kau gugup?", dia mengangguk pelan.

"Do you, Choi Siwon, take this woman as your wife for your life and promise for being together until the end of the time?", ucap pendeta itu tegas.
"I do", ucapku tak kalah tegas, aku memang ingin menikahi yeoja ini.
"And do you, Ahn Lee Ra, take this man as your husband for your life and promise for being together until the end of the time?".

1 detik...
2 detik...
3 detik...

Aku menoleh ke arahnya, tangannya semakin bergetar, dia menundukkan kepalanya, kurasa ia semakin gugup. Aku semakin menggenggam erat tangannya, kulihat kini kepalanya terangkat dan ia menatap mata pendeta itu, "I do", entah mengapa aku merasa sangat lega.

"I now pronounce you, Choi Siwon, you may kiss the bride?", ucap pendeta itu.

MWO?? Kiss the bride? Kenapa aku bisa lupa kalo ada bagian sepert ini, aku menoleh ke arahnya. Mukanya tertunduk dan matanya tertutup, terlihat dengan jelas bahwa ia sangat khawatir. Aku jadi tak tega menciumnya. Tapi, perlahan kuangkat dagunya untuk menghadap ke arahku, dia masih tak berani membuka mata,  kudekatkan wajahku ke wajahnya, semakin dekat, semakin dekat, dan..

Tak ada yg terjadi. Ya. Aku tak menciumnya, hanya menempelkan pipiku pada pipinya, kurasa dia terkejut, saat dia membuka mata, dia tersenyum padaku.

DEG!
Aigoo Lee Ra, berhentilah membuatku seperti orang jantungan.

*******

"Oppaa..", dia memanggilku yg sedang duduk santai di tempat tidur.
"Nde?", aku melihat ke arahnya yg sedang terduduk diam di depan meja cermin.
"Kenapa kau tak menciumku tadi?", pertanyaan itu membuatku terkejut, ada apa dia bertanya seperti itu? Tiba-tiba aku menyunggingkan sebuah evilsmirk ala Kyuhyun Super Junior *Eh Kyuntet, lu nyebarin virus kok gak tanggung-tanggung sih*Kyu:Ya! Berhenti panggil gua Kyuntet, gua tinggi babo!*PRANK*Author di lempar pake wajan ama KYU*

Aku beranjak dari tempat tidur dan segera menghampirinya, kurasa dia mulai was was dengan tingkah lakuku, dia berdiri dan berniat untuk kabur, tapi segera kuhadang, dia berjalan mundur karena aku terus mendekatinya. Hingga ia benar-benar tak bisa mundur, ada tembok yg menghalanginya, aku langsung menguncinya dengan kedua tanganku yg aku letakkan di sisi kepalanya, kulihat raut wajahnya dia benar benar ketakukan.

"Wae, chagiya? Apa kau ingin kucium?", ucapku dengan nada yg kubuat-buat.
"Kyaaaaa! Mundur kau Choi Siwon!", tiba-tiba ia melempar bedak ke arah mukaku dan otomatis itu membuat mataku perih dan membuatku bersin-bersin karena serbuknya, dan otomatis aku langsung memundurkan tubuhku darinya.

"Op-oppa? Gwaenchanna?", suaranya terlihat khawatir ketika menghampiriku. Dia mengusap tangannya ke mukaku, membersihkan sisa-sisa bedak di mataku.
"Aniyo", jawabku dengan nada jutek, aku masih ingin menggodanya.
"Kau marah Oppa?", suaranya terdengar semakin khawatir.
".....", aku diam saja.
"Oppa, mianhae".
"Nde aku maafkan, tapi dengan satu syarat, cium aku", aku menunjuk-nunjuk bibirku sambil sedikit mengerucutkan bibirku.
"Shireo!".
"Baiklah tak kumaafkan", ucapku ketus.
"Andwaee", aku mengacuhkannya.

Kulihat mukanya menegang. Perlahan tapi pasti ia mendekatkan mukanya padaku, ia berjinjit ke arahku, dan..

CHU~~

Tak sampai 2 detik dia sudah melepaskan bibirnya dari bibirku. Mukanya merah, kulihat dia langsung berlari ke kamar mandi, aku hanya tertawa geli melihatnya seperti itu.

<<7 tahun kemudian>>

PRAANK!!

"Yeoboo-aaaah, apa yg ia lakukan lagi?", itu suara istriku, dan suara gaduh tadi? Aku tak tau itu suara apa. Aku langsung menuju ke arah sumber suara dan mendapati Hye Sung sedang memporak-porandakan ruang studio. Hye Sung itu anak kami, ya, kami sudah memiliki anak laki-laki bernama Choi Hye Sung, usianya saat ini 3 tahun dan dia hobi sekali menghancurkan rumahku.

"Hye Suuung, apa yg kau lakukan, anak nakaaal!", PLETAK! Kulihat Lee Ra menjitak kepalaku dengan sendok yg ada di tangannya.
"Ya! Jangan kasar-kasar. Ini anak kau juga", dia mengomeliku, sejak kapan dia ada di belakangku?
"Ya! Appo".
"Ya! Kenapa kau tak bisa melakukan apapun dengan benar yeobo", kini dia menjatuhkan harga diriku, dasar yeoja ini.
"Ya! Apa katamu?".
"!@#$%^&*()_+".
"+_(*&^%$#@%$*^%".
"^%$#^%O^(*P())".

Yah beginilah keseharian kami, tak pernah luput dari sebuah pertengkaran, seperti awal pertemuan kami dulu, tapi kami tetap saling mencintai, justru pertengkaran itu mewarnai hari-hariku bersama keluarga bahagiaku ini. Hye Sung.. Lee Ra .. Saranghae^^

-THE END-

Gimana chingu? Aneh kan? Gumawo gumawo *Sambil membungkuk-bungkukkan badan bersama Kyu Oppa*.

No comments:

Post a Comment